Intro : 1

25 4 5
                                    

Hello!! '-' salken semuanya.
Ini cerita pertama ku lho,
masih anget-anget kek gorengan.. ★★

Semoga suka dan selamat membaca! Thank you

--------------

"Tangkap dia!!!" teriak para pedagang yang tengah mengejar seseorang yang membawa sebagian hasil dagangannya. Siapa lagi kalau bukan yang biasa disebut Maling. Gerombolan para pedagang yang mengejar maling tersebut hampir kewalahan karena larinya yang begitu cepat sehingga tidak dapat dijangkau oleh para pedagang yang sudah tua-tua.

"Biarkan saja, nanti kalau balik lagi kemari bakal ludes!" geram salah satu pedagang yang tak lagi menjadi korban curiannya. "Walah, sabar yo pak," ucap lembut sang istri yang berupaya untuk menenangkan si suaminya tersebut "sudah rawan maling, masih tetap bapak jualan disini."

Gerombolan yang tadinya sangat rusuh kini pun mulai mereda dan kembali ke kegiatan mereka masing-masing.

Pencurian yang terjadi bukan hanya dialami oleh bapak tersebut melainkan juga pedagang lainnya juga ikut menjadi korbannya. Sehingga membuat sebagian pedagang yang lain merasa tidak aman dan pindah ditempat lain dan ada juga yang masih menetap. Namun, kini membuat geram sehingga membuat pedagang lainnya melapor kepada pihak kepolisian.

---

"Akhirnya, bisa makan juga setelah sekian hari aku tak menyantap apapun." ucap salah seorang lelaki yang tengah mengambil beberapa buah di dalam kantung kain. Ya, dialah yang menjadi incaran para polisi saat ini. Si Maling yang terkenal handal dalam melakukan pelarian yang begitu kesit bak kilat yang menyambar.

Lelaki tersebut mengangkat salah satu kakinya layaknya nongkrong diwarung sembari memakan buah semangka hasil curiannya, lalu ia melihat beberapa mobil kepolisian yang melintas dari atas. Posisinya sekarang ia berada di atas sebuah gedung, entah kenapa ia suka sekali nongkrong ditempat yang bisa membahayakan dirinya.

"Bhak! Sudah mulai mencariku rupanya," ucapnya tersenyum bengis "percuma saja, kalian menemukanku atau memasang tarif tinggi untuk menemukanku tidak akan ada gunanya."

Cuih! ia meludahkan biji semangka dari ketinggian.

"Nganggur, Hans?" tanya John, sahabatnya, yang tengah berdiri dibelakangnya. Orang yang ditanyainya malah merespon dengan lirikan tajamnya lalu kembali ia memakan semangka dengan santainya.

"Gak usah judes! lo kira gue langsung ciut. Gue udah biasa," John menghampirinya "Kuy! Hans, ketempat sebelah, lumayan." ajak si John.

Hans itulah sebutannya, sejak pertama kali bertemu dengan John ia hanya menyebut namanya HANS tanpa nama depan dan belakang apalagi nama kepanjangan.

"Sejak kapan kau mulai berbicara frontal seperti itu?" tanyanya.
"Kenapa?" tanya balik John. "Bukankah sudah sesuai dengan lingkungan yang kita tinggali ini?" imbuh John sembari melipat tangannya.

"Merusak pendengaranku, bodoh!" ketus Hans. "Belajar dari mana kau kata-kata menjijikan seperti itu? Tch, tidak sesuai dengan asal muasal mu!"

Suasana tiba-tiba menjadi hening setelah Hans menyemburkan kata-kata pedasnya kepada John. Hati John mencelus mendengar apa yang dikatakan Hans, seolah tersindir. Namun, apa daya hembusan nafas panjang yang hanya bisa dilakukan oleh sahabatnya itu.

"Kau tidak ingin ke tempat sebelah? Kita benar-benar membutuhkan uang saat ini untuk membantu pelarian kita, Aku tidak ingin orang gila berjubah putih menangkapku lagi! memikirkannya saja sudah membuatku merinding." ucap John bergidik.

Hans pun membalikan badannya dan melihat kearah sahabatnya itu, ia hanya menatap datar. Tanpa sepatah katapun ia berdiri menghampiri dan hanya menepuk pundak kanan John.

"Itu tidak akan terjadi," sahutnya, lalu meninggalkan John. "Ambil saja buah itu, kita perlu energi untuk merampok tempat yang satu ini." Dengan semangat, sahabatnya tersebut pun menyusulnya.

----------------------------

To Be Continue.

Jangan lupa amal kritik dan saran di comment. Amal kalian menambah semangat author yang malas ini. Thank u for reading.

N O V A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang