Saat ini keadaan rumah sederhana berwarna cream sedang diisi dengan canda tawa pria paruh baya dan anak gadisnya,Chelsea.
"Ce,bangunin abang kamu dulu. Suruh sarapan" pintah seorang wanita paruh baya kepada Chelsea. Ce atau Cece adalah sapaan akrab untuk Chelsea.
"Oke mah,"sahut Chelsea dari ruang keluarga yang langsung menuju kamar abangnya yang berada di lantai dua.
Salah satu kebiasaan Chelsea ketika memasuki kamar abangnya adalah tidak pernah mengetuk pintu saat ingin masuk. Seperti saat ini,Chelsea langsung memasuki kamar abangnya itu dengan santai tanpa mengetuk pintu.
"Buset,ini kamar atau apaan wangi amat"ucap Chelsea pelan sambil berjalan ke arah ranjang abangnya.
Yang di maksud wangi oleh Chelsea adalah aroma pengharum ruangan yang sangat tajam hingga menusuk hidung Chelsea. Pantesan saja baunya berlebihan karena ketika Chelsea masuk ke dalam kamar abangnya itu,pengharum ruangan Otomatis baru saja menyemburkan cairan pengharumnya.
"Bang.."ucap Chelsea sambil menggoyang-goyangkan badan abangnya itu.
"Bang woy,bangun udah mau jam tujuh. Mama uda panggil dibawah,sarapan duluuuu"ucap Chelsea lagi sambil menggoyang kan badan abangnya.
"Hmm"saut abangnya sambil merenggangkan kedua tangannya ke atas,
"Dasar,ganteng-ganteng bangunnya telat. Belum mandi lagi"
Chelsea mengakui bahwa abangnya ini memang memiliki wajah yang tampan,bahkan ia menjadi salah satu most wanted di sekolahnya. Hingga banyak sekali wanita yang ingin menjadi pacarnya namun sayang,abangnya ini seorang pemilih yang membuatnya sampai sekarang belum mendapatkan pacar.
"Bawel lo" ucap varo,abang Chelsea sambil menoyor kepala Chelsea. Lalu ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Chelsea keluar dari kamar abangnya menuju ke ruang makan,tugas untuk membangunkan abangnya sekarang telah selesai.
"Loh,abang kamu mana?"ucap mama Chelsea yang terlihat sedang menuangkan susu di gelas.
"Masih di atas ma,lagi mandi"balas Chelsea sambil mengambil roti yang sudah di olesi selai.
"Loh,papa kemana?"tanya Chelsea yang baru menyadari tidak ada papa nya di meja makan.
"Barusan aja pergi,katanya ada urusan mendadak"ucap mama Chelsea sambil tersenyum.
Chelsea ber-oh ria hingga terdengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menuruni tangga.
"Good Morning epribadih"sapa Varo yang hampir sampai di meja makan.
"Mornenggg"balas Chelsea ,sambil memutar bola matanya malas.
"Pagi pagi tuh kite harus semangat,dan jangan lupa lo punya satu kesalahan sama gue" ucap varo kepada Chelsea sambil menarik telinga adeknya itu.
"Aduh,sakit kak. Kesalahan apa coba"teriak Chelsea pura pura kesakitan. Lagian mana berani coba Varo menarik telinga Chelsea keras keras,yang ada ia akan di gigit oleh Chelsea.
"Alay lo,di tarik pelan juga"ucap varo sambil melepas tarikan di telinga adiknya itu.
"Kesalahan lo itu uda berani boongin gue. Coba liat ini jam berapa"ucap varo lagi sambil melihatkan jam yang ada di tangannya.
"Baru mau jam tujuh,emang kenapa?"Balas Chelsea pura pura polos.
"Pura pura polos,males gue liat muka lo. Udah Ayok kita pergi"
"Ehh,ini di makan dulu rotinya varo,Cece juga minum dulu susunya"ucap mama nya.
"Oh iya Hehe"saut varo sambil mengambil roti srikaya di meja makan dan Chelsea juga mengambil gelas berisi susu yang telah dituangkan mamanya.
"Enyak"ujar Varo tidak jelas sambil mengunyah roti.
"Kata siapa roti ngga enak"saut Chelsea,sinis setelah menghabiskan segelas susu.
"Yauda,kita pergi dulu ya maaa"ucap Chelsea lalu mencium tangan mama nya,diikuti dengan varo.
Selama perjalanan ke sekolah nya tidak ada percakapan antara Chelsea dan varo, Chelsea sibuk memainkan handphone genggamnya dan Varo sibuk mengendarai mobil.
***
Hai semua!
Maaf kalau ada Typo dan penulisan aku yang kurang bagus. Btw,ini cerita aku yang lama. Hanya saja aku ganti alurnya,soalnya aku kurang sreg sama alur aku yang lama.heheSemoga kalian suka ya..
Budayakan Vote dan coment ya:D
Happy reading dear <3
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boyfriend
Teen FictionChelsea penasaran dengan Ken. Mengapa Ken bisa menjadi seseorang yang sangat tertutup kalau bersangkutan keluarganya? "Gue butuh tempat cerita" Satu kalimat yang Chelsea pikir bisa membayar seluruh rasa penasarannya terhadap Ken. Hingga akhirnya Che...