Setelah bel pulang sekolah berbunyi,Chelsea langsung pulang bersama abangnya,Varo.
"Oh iya,kirim alamat"ucap Chelsea baru ingat bahwa ia harus mengirim alamat rumahnya kepada teman temannya.
"Alamat buat apa?mau kirim ke siapa?"tanya Varo,menginterogasi.
"Kirim ke temen. Mau nginep dirumah,lagian besok juga kan libur"ucap Chelsea santai sambil mengetik alamat rumahnya ke dalam grup berisikan teman temannya.
"Mau nginap?sebentar?"tanya Varo lagi.
"Iya,kenapa Emangnya?"
"Gapapa sih,sebentar temen temen gue juga mau nginep"ucap Varo yang membuat Chelsea dengan cepat mengalihkan pandangannya kepada dirinya.
"Serius?terus temen temen gue?kan mereka belum tau"
"Lo nggak mau ngasih tau ke mereka kalau gue ini abang lo?mending kasih tau deh,"
"Males"
"Kenapa?"tanya Varo lagi.
"Malu gue ngasih tau punya abang kayak lo"canda Chelsea.
"Sialan,oke."ucap Varo,kalau Varo mengatakan hal seperti itu Chelsea tida berani lagi,bisa bisa Varo tidak akan memberinya uang tambahan dan tidak akan membantunya disaat ia kesulitan.
"Nggak"ucap Chelsea sambil terkekeh.
"Becanda doang gue. Bentar gue kasih tau dah"ucapnya lagi.
"Hm"singkat Varo.
"Cowok kok ngambekkan"goda Chelsea.
"Kata siapa gue ngambek. Sorry ya gue nggak kayak lo"
Chelsea tidak memperdulikan apa yang baru saja Varo ucapkan,ia langsung mengirim alamat rumahnya kepada teman temannya di grup.
Hingga,Chelsea dan Varo telah sampai di depan pagar rumahnya,namun Chelsea terlihat berpikir sambil memegang dahinya yang membuat Varo kebingungan sekaligus penasaran,kelihatannya adiknya itu melupakan sesuatu makanya ia terlihat berpikir dengan keras yang membuat alisnya berkerut.
"Kenapa lo?"tanya Varo.
"Sstttt,diem dulu"ucap Chelsea.
"Lupa sesuatu?"tebak Varo.
"He'em,perasaan tadi gue udah ingat banget. Ini gara-gara lo sih"
"Loh kok gue sih"
"NAHHH"teriak Chelsea sambil menepukkan satu kali kedua tangannya,hingga terdengar suara yang nyaring. Namun ternyata karena itu Varo terkejut.
"Kaget gue anjir"
"Bodo amat,sekarang lo temenin gue dulu"ujar Chelsea.
"Males"barus aja Varo ingin keluar dari mobilnya,namun Chelsea menarik kerah bajunya yang membuat Varo sedikit tercekik,ralat. Bukan sedikit tercekik,namun benar benar tercekik.
"Lepas bego,sakit leher gue"ucap Varo bersusah paya. Namun saat Chelsea melihat ekspresi dari Varo membuatnya tertawa ter bahak-bahak lalu lalu ia melepas tarikan tangannya di kerah baju sekolah Varo.
"Ketawa aja terus,ketawa"ucap Varo kesal karena adiknya itu terlihat sangat senang melihat dirinya sengsara. Hingga terdengar Chelsea sedang Chelsea menahan tawanya.
"Makanya temenin gue dulu"ucap Chelsea setelah berhasil menahan tawanya.
Lalu setelah itu Chelsea dan Varo menuju alfa*art untuk membeli sesuatu yang baru saja Chelsea ingat.
Setelah sampai di sana,Chelsea meminta Varo menemaninya ke dalam. Sebenarnya Varo sudah curiga dengan Chelsea,namun Chelsea menampilkan wajah memohonnya yang membuat Varo geli hingga ia terpaksa menemani Chelsea masuk ke dalam.
"Bang,gue lupa ambil keranjang"kode Chelsea sambil melirik Varo di sampingnya.
"Terus?"tanya Varo yang membuat Chelsea kesal lalu berjalan melewati Varo. Hingga Varo kebingungan,memangnya dia salah?
"Nggak peka,pantesan dari dulu jomlo"ucap Chelsea ketika Varo menyusulinya mengambil keranjang di depan.
"Sorry ya,gue jomlo karena gue nyari yang pas. Lagian gaada hubungannya juga gue jomblo sama ini"sinis Varo karena Chelsea menyinggung kata jomlo.
"Ada hubungannya lah,uda dikasih kode juga. Coba gitu langsung ambil keranjang. Ini malah nanya"
"Ya tinggal ngomong kalo mau diambilin keranjang,gausah pake kode kode"
"Hm" Chelsea berdengung,moodnya menjadi buruk sekarang. Ia berharap semoga cewek yang akan menjadi pacar abangnya suatu saat nanti akan sabar dengan abangnya.
Setelah Chelsea telah memilih semua yang akan ia beli,ia dan Varo menuju kasir untuk membayar.
Setelah selesai membayar semua yang ia beli,mereka menuju rumah.Setelah sampai di rumah Chelsea terkejut melihat pintu rumahnya terbuka. Lalu ia melihat abangnya yang sangat santai.
"Bang,jangan dulu masuk"ucap Chelsea pelan.
"Kenapa?"tanya Varo.
"Pintu rumah kebuka,padahal mama papa gaada dirumah"ucap Chelsea lagi.
"Gausah panik gitu deh"balas Varo lalu turun dari mobil dan ia memasuki rumah dengan santai. Namun Chelsea tetap menunggu di depan mobil,ia sudah mengeluarkan satu buku sekolahnya berwaspada jika ada apa-apa di dalam rumah,karena sudah 2 menit ini abangnya belum bersuara. Hingga Chelsea terpaksa harus melihat apa yang terjadi di dalam.
Namun yang Chelsea lihat adalah sahabat abangnya sedang bermain PS di ruang keluarga yang membuatnya bingung. Perasaan ia tidak melihat siapapun masuk ke dalam rumahnya.
"Eh Chelsea"tegur Gio yang membuat semuanya mencari keberadaan Chelsea. Yang yang ditegur diam saja,masih terlihat bingung. Hingga terdengar kekehan dari Kevin.
"Ce lo lucu banget ya kalau gitu"
"Hah?"bingung Chelsea lalu ia melihat penampilannya saat ini yang membuatnya langsung lari ke atas,kamarnya.
Chelsea tidak habis pikir,bagaimana bisa ia terlihat seperti itu,tas di depan dada,tangan kanannya memegang buku pelajaran sekolah dan tangan kirinya memegang kantong berisi bermacam macam snack yang ia beli bersama abangnya tadi. Dan lagi ia belum membuka sepatunya.
Bagaimana sebentar Chelsea keluar?ia pasti akan malu. Belum lagi ia pasti harus menjemput teman temannya di bawah.
***
Maaf karena Part Part sebelumnya pendek🙏🏻
Kali ini panjang kan🌚Budayakan vote dan coment!💗
Follow juga<3Instagram :
@fitriyantiiii_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boyfriend
JugendliteraturChelsea penasaran dengan Ken. Mengapa Ken bisa menjadi seseorang yang sangat tertutup kalau bersangkutan keluarganya? "Gue butuh tempat cerita" Satu kalimat yang Chelsea pikir bisa membayar seluruh rasa penasarannya terhadap Ken. Hingga akhirnya Che...