Chapter 1. Ice

8.4K 357 106
                                    

Apapun Yang Terjadi.

Blaze dan Ice menjadi korban penculikan organisasi sindikat kejahatan. Nasib mereka kini bergantung kepada ketiga kakaknya, Halilintar, Taufan dan Gempa beserta Fang untuk menyelamatkan mereka.

Sebuah Boboiboy Fanfic karya LightDP AKA LightDP2.

Author note:

-Boboiboy dan seluruh karakter yang terkandung di dalamnya adalah milik pemegang hak cipta, saya hanya pinjam karakter-karakternya. Tidak ada keuntungan materi yang saya dapatkan dari fanfic ini.

-BUKAN YAOI, BUKAN SHOUNEN-AI. Elemental sibblings, AU, tanpa super power, OOC (mungkin ?).

-Dalam fanfic ini umur karakter adalah sebagai berikut dari yang tertua:

-Dalam fanfic ini umur karakter adalah sebagai berikut dari yang tertua:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Fang: 18 tahun.

-BoBoiBoy Halilintar: 18 tahun

-BoBoiBoy Taufan: 18 tahun.

-BoBoiBoy Gempa: 18 tahun.

-BoBoiBoy Blaze: 16 tahun.

-Boboiboy Thorn: 16 tahun.

-Boboiboy Ice: 15 tahun.

-Boboiboy Solar: 15 tahun

.

Chapter 1. Ice

.

''LARI!' Hanya itu yang melintas di kepala Ice. Otot-otot pada kedua kakinya masih mau menuruti perintah dari otaknya namun lain halnya dengan paru-parunya yang semakin sesak dan sulit untuk menarik napas. Belum pernah Ice berlari seperti ini karena memang belum pernah ia merasakan nyawanya diujung tanduk.

Ice tidak berani menengok ke belakang dimana beberapa orang berseragam hitam-hitam tengah mengejarnya. 'Mati aku kalau sampai tertangkap!' pikirnya di tengah upayanya melarikan diri dari kejaran sekelompok orang itu.

Ice tidak tahu sudah berapa lama ia berlari atau apakah sekumpulan orang-orang itu masih mengejarnya atau tidak. Membuat jarak sejauh mungkin dengan mereka adalah prioritas utamanya sekarang.

Kini otot-otot di kedua kakinya sudah terasa menolak untuk berlari lebih jauh. Kalau saja otot-otot itu bisa bicara pastilah sudah berteriak minta berhenti.

Ice memutuskan untuk berbelok memasuki sebuah gang dan menyembunyikan dirinya di tengah-tengah sebuah kebun yang bersemak belukar lebat.

Sekujur tubuhnya serasa dicambuki. Duri-durian di semak belukar itu menggoresi badannya yang hanya terbungkus setengah dari seragam sekolahnya. Kedua tangannya yang terikat tidak bisa digunakannya untuk menghalau duri-duri pada semak belukar yang bebas menggores-gores badannya. Serendah mungkin kepalanya mengintip dari semak belukar dan berharap para pengejarnya kehilangan jejaknya.

Apapun Yang Terjadi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang