9- Hurt

922 83 7
                                    


____

Jangan terlalu baik, jangan selalu mengalah, kamu berhak bahagia

***

Abimanyu memeriksa tas nya. Lebih tepatnya, berpura-pura memeriksa tas. Keadaan kelas yang sunyi di karenakan guru yang mengajar terkenal akan kekilleran nya.

Mr. Almer  manatap semua murid dengan tatapan tajam membuat nyali semua murid ciut. Bagaimana tidak, guru itu di kenal dengan wibawa nya yang di atas rata rata. Bahkan dirinya di juluki,
"King of the killer teacher."

"Mana PR kamu Abimanyu?" tanya Mr.Almer.

Abimanyu tak bergeming.

"Ini cuman kamu yang belum kumpulkan."

Abimanyu menatap Mr. Almer, "lupa bawa mister."

"Alasan kamu itu-itu aja. Kalau memang gak niat sekolah gak usah sekolah."

"Namanya lupa ya gimana," jawab Abimanyu.

"Ngejawab kamu?! Putari lapangan lima kali putaran!" tegas Mr. Almer.

Abimanyu berdiri dari kursinya, lalu berjalan kedepan.

"Baju kamu itu, masukin!" tegur Mr. Almer saat melihat baju Abimanyu yang keluar dari celana.

Abimanyu membenarkan bajunya sembari keluar dari kelas.

"Bener-bener tuh anak, gak ada kapoknya," bisik Genta pada Andra.

"Sst." Andra meletakkan telunjuknya di bibir.

Dilain kelas. Alea sedang mengerjakan tugas fisikanya. Kelasnya itu tampak sunyi walaupun tak ada guru yang mengajar, tertib. Tiba-tiba Alea terganggu saat ponselnya menandakan pesan masuk.

Kak Abim
Ke lapangan sekarang

Alea Ribero
Masih jam pelajaran kak

Kak Abim
Kelas lo lagi gak ada guru, buruan sini

Alea Ribero
Iya

Kak Abim
Cepet!

Alea mendengus sebal membaca pesan Abimanyu, terlalu memaksa. Alea menutup bukunya lalu berdiri dari bangku.

"Eh lo mau kemana?" tanya Zaskia.

"Lea mau kelapangan. Disuruh kak Abim," jawab Alea.

"Lo udah selesai ngerjainnya?"

"Udah, kalo Zaskia mau nyontek, contek aja."

Zaskia tersenyum. "Thank's."

Alea mengangguk kemudian keluar dari kelas setelah ia meminta izin pada ketua kelas. Alea melihat Abimanyu yang sedang mengutari lapangan membuat baju cowok itu basah dan wajahnya penuh keringat. Jujur saja, dari dua minggu lalu ia sudah menerima Abimanyu menjadi pacarnya, sekarang Alea baru mengakui ketampanan Abimanyu.

Alea duduk di tepi lapangan, menatap Abimanyu yang sebenarnya di tatap banyak kaum hawa melewati jendela kelas mereka. Abimanyu berjalan ke arah Alea sembari mengatur nafasnya yang ter engah-engah. Kemudian duduk di samping cewek itu.

"Lo bukannya beliin pacar sendiri minum, malah ngeliatin doang," ucap Abimanyu.

Alea menggigit bibir bawahnya. "Maaf kak, aku gak tahu."

LeandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang