"KAK ABIM!" teriak Alea sembari menatap Abimanyu .
Abimanyu yang sedang terbahak bersama temannya di depan kelas terhenti, menatap Alea yang sedang berjalan cepat menghampirinya dengan raut wajah marah.
"Ada apa?" tanya Abimanyu saat Alea benar-benar sudah di depannya.
Alea mengangkat kertas yang ia temukan di loker tadi. "Maksudnya, apa?" tanya Alea.
Abimanyu mengambil kertas itu.
Lo itu cuman jadi bahan-bahannya kak Abimanyu, dia macarin lo itu cuman karna dendam biar sakit hatinya hilang. Cuman jadi bahan pelarian kok bangga.
— A
Abimanyu bergumam tak jelas saat membaca surat itu.
"Itu semua, bener?"
"Siapa yang nulis?" tanya Abimanyu.
"Gak penting kak, mau siapa yang nulis. Tapi, semua itu bener?!" suara Alea meninggi.
"Gue nanya, itu si—"
"ITU GAK PENTING!" teriak Alea dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Teman-teman Abimanyu yang ada di dalam kelas, berhamburan keluar menonton Abimanyu dan Alea. Suara bisik-bisik mulai terdengar.
Abimanyu menggenggam tangan Alea, namun Alea menepis tangannya.
"Lea, ini itu sekolah, lo ga malu—"
"Gak! Aku gak malu, kak!" jawab Alea cepat.
"Sekarang aku tanya. Itu. Semua. Bener?" tanya Alea menekan kata.
Abimanyu menarik napasnya. "Iya."
Mendengar jawaban Abimanyu, Alea menggeleng cepat. Disaat itu juga air matanya jatuh. Hatinya sakit.
"Lo dengerin gue dulu. Itu emang niat awal gue, tapi selama gue bersama lo, gue nyaman Lea. Cuman lo yang—"
PLAK!
"Kalo gitu sama aja kakak brengsek. Orang niat awalnya emang gitu kan?" tanya Alea dengan air mata yang bercucuran lebih banyak.
"Tapi itu dulu, Lea.." jawab Abimanyu lirih sembari menggenggam tangan Alea.
Dengan segera, Alea menepis tangan Abimanyu. Ia menggeleng. "Kita putus!" teriak Alea, kemudian meninggalkan Abimanyu.
Hanya dua kata, tetapi membuatnya tersentak. Abimanyu hanya melihat Alea tanpa mengejarnya sehingga punggung cewek itu tak terlihat lagi. Abimanyu paham, Alea butuh ketenangan.
***
Usai menangis bodoh di WC, Alea pergi ke lapangan. Dimana kelasnya masih pelajaran olahraga.
"Pak," panggil Alea pada guru olahraganya.
Pak Hendra menoleh, ia mengaduh saat melihat Alea yang tak memakai baju olahraga.
"Kamu kemana saja Alea, di absen sudah saya alpa kan. Sekarang baju mu kemana?" tanya Pak Hendra.
Alea hanya diam, tak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leandra
Teen FictionIni bukan cerita tentang Badboy ataupun Badgirl. Tapi, cerita tentang cowok tampan dan sopan, yang disukai sosok gadis mungil nan bar-bar. Namanya, Andra. Tampan, berkelas, hobi-nya memanah, dan jika berbicara selalu tak di saring. Lalu, sosok gadis...