Biola

86 4 7
                                    

Sang mentari sedang berbahagia hari ini, langit yang biru membawa suasana tenang dan nyaman begitu juga suasana hati Yurina hari ini. Yurina berjalan-jalan santai di taman dekat apartemennya sendirian. Menikmati udara pagi katanya.

Keadaan taman tidak begitu ramai hanya ada beberapa orang tua yang mengajak anaknya bermain dan beberapa orang sedang berolahraga. Yurina duduk di bangku taman sambil memainkan telepon genggamnya, seperti yang biasa orang lakukan Yurina berselancar di media sosialnya. Ibu jari Yurina bergerak ke atas dan ke bawah sesekali melakukan double tap pada foto orang yang dikenalnya. Yurina tidak begitu suka berolahraga, itulah sebabnya dia tidak menggunakan paginya di taman untuk berolahraga.

Yurina mendengar alunan musik klasik mengalun dari jauh. Suara biola. Yurina teringat kembali kenangan buruk tentang alat musik dawai dengan empat senar ini. Tiga tahun lalu Yurina jatuh cinta pada sosok pemain biola yang merupakan teman kecilnya, namun disaat itu juga Yurina harus kehilangan sosok itu. Sosok itu bernama Fai. Fai meninggal bunuh diri dikamarnya karena Ia dipaksa menjadi seorang dokter, Fai ingin menjadi musisi dan menjadi pemain biola terkenal di dunia. Kejadian itu membuat hati Yurina hancur, mereka memiliki janji untuk bermain musik bersama saat Fai sudah menjadi seorang soloist. Lamunannya terhenti seiring dengan berhentinya alunan musik Mozart itu.

"sepertinya aku harus kembali ke apartemen"

Yurina melewati dua orang pemain biola yang sedang meminum bubble tea. Sepertinya musik tadi mereka yang memainkannya. Dilihat dari fisiknya mereka orang Asia, satu orang berkacamata dan satu lagi lebih tinggi. Mereka menggunakan kaos bertuliskan I need to practice dan practice. Hati Yurina merasa tersentuh saat membaca itu, sudah sekian lama sejak terakhir kali Yurina memainkan biolanya.

"apa aku harus memulainya lagi?" hati dan otak Yurina berdebat tentang ini. Yurina masih takut untuk membuka case biolanya. Yurina takut akan kembali larut dalam kesedihan kejadian tiga tahun lalu.

=====

Yurina memasuki apartemen seraya melanjutkan pikirannya untuk kembali bermain biola. Diambilnya case biola berwana hitam dari bawah kasur. Butuh keberanian lebih untuk Yurina membukanya. Yurina menghela napas panjang sambil membuka case biolanya itu. Tersimpan biola indah berwarna coklat dengan baik, dilihatnya seluruh bagian biola. Yurina mengambil bow, memberi rosin, dan mengencangkannya. Tanpa sadar Yurina mulai menggesekan bow ke atas senar-senar itu untuk men-tuning-nya. Yurina belum lupa semuanya. Alunan musik dari Debussy - Clair de Lune mengisi ruangan Yurina, belum selesai piece yang Ia mainkan, Yurina berhenti. Tangannya bergetar, air mata mengalir. Piece itu sering dimainkan Fai untuk Yurina. Yurina menyimpan kembali biola kedalam tempatnya. Jujur saja kepergian Fai belum bisa diterima Yurina, berat rasanya. Ia harap akan ada seseorang yang dapat membuatnya sadar bahwa hidup harus tetap berjalan.

========================
Hallo!^^ /shy
Maapkeunn masih acak-acakan ㅜㅜ
Kasih kritik dan saran yaa!!^^
-roastable

#RamaikanTwoSetIndonesia ✨

Spring [Brettybang Fanfiction]Where stories live. Discover now