Part 13

2.5K 484 43
                                    

"Kenapa kau menarikku keluar?" tanya Jungkook yang heran dengan sikap Jimin.

"Hexagram-ku bagaimana?" tanya Jimin sambil menunjukan pergelangan tangannya kepada Jungkook.

"Sudah hilang," balas Jungkook dengan cuek.

"Eh..." Jimin segera menatap pergelangan tangannya dengan bingung.

"Terakhir kali kita bertemu masih ada," ucap Jimin sambil menatap Jungkook.

"Aku menghapusnya."

"Kau bilang jika dihapus, aku akan mendapat masalah."

"Ayahku mengetahuinya, jika aku lanjutkan pasti akan makin bahaya bagimu."

"Jadi....aku bebas darimu?" Jungkook mengangguk. Entah kenapa Jimin tidak senang dengan jawaban Jungkook. Seakan-akan ia tidak rela jika bebas dari Jungkook.

"Ayo masuk, tidak ada yang perlu di khawatirkan." Jimin mengangguk dengan lesu. Ia mengikuti Jungkook yang berjalan lebih dulu memasuki rumah Seokjin.

Gara-gara tahu jika ia sudah tidak terikat dengan Jungkook, Jimin jadi lupa jika ia tadinya penasaran kenapa para iblis itu bisa tahu rumah Hyung-nya. Saat masuk Jimin langsung izin pulang setelah mengambil tas miliknya. Ia jadi tidak bersemangat dan memilih pulang saja.

"Kau yakin dia tidak apa, kenapa tampak lesu seperti itu?" tanya Seokjin kepada Jungkook.

"Kami tidak membahas sesuatu yang penting jadi tidak ada alasan untuknya seperti itu, mungkin hatinya sedang tidak baik," balas Jungkook. Lalu ia kembali mengajak Taehyung dan Yoongi untuk berdiskusi.

~

Jimin berjalan dari halte menuju ke apartemennya. Namun selama di perjalanan, ia merasa seseorang mengikutinya namun setiap kali ia berbalik, hanya hembusan angin yang menyapa.

Apa hanya perasaanku saja?

Jimin mengusap lehernya yang terasa meremang. Ia bingung menatap jalanan yang tampak sepi tidak seperti biasanya padahal ini masih siang hari.

Apa biasanya jalanan memang sesepi ini?

Banyak pertanyaan yang muncul di otaknya.

"AAAKKHH." Jimin terkejut saat seseorang menggenggam tangannya. Jimin mencoba berjalan mundur menjauhi seorang pria pucat yang kini berdiri di depannya sambil menatap Jimin.

"Maaf aku mengejutkanmu," ucap pria itu dengan nada yang tampak bersalah.

"Gwaenchana," ucap Jimin dengan senyum canggung.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Kau tidak mengingatku?" tanya pria itu dengan lirih. Jimin menatap pria itu dengan bingung. Pria yang memakai hoodie tebal dan menutupi kepalanya dengan tudung hoodie itu tampak asing untuk Jimin.

"Maaf saya tidak mengingat anda," ucap Jimin dengan tidak enak.

"Hobie." Jimin sangat terkejut saat tiba-tiba seorang pria berbisik tepat di belakang pria pucat di depannya.

Kapan dia datang? Aku tidak melihat ataupun mendengarnya berjalan, batin Jimin.

"Hyung."

"Kenapa kau di sini? Hyung mencarimu sedaritadi."

"Aku..."

"Bukankah ia manusia yang itu?" tanya pria tampan yang baru saja datang itu sambil menatap Jimin.

"Ya, aku ingin meminta maaf kepadanya."

Minta maaf? Kepada siapa? Aku?

Jimin bingung mendengar percakapan dua orang di depannya itu.

Adrasteia [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang