Sebuah legenda mengatakan jika di dunia ini ada dua jenis makhluk, yang pertama makhluk fana dan yang kedua makhluk abadi. Manusia, hewan, dan tumbuhan adalah contoh makhluk fana sedangkan iblis, malaikat, dan vampire adalah contoh makhluk abadi.
Makhluk fana bisa terbunuh dan mati begitu saja dan oleh siapa saja, sedangkan makhluk abadi hanya bisa dibunuh oleh sesamanya atau para pemimpin mereka. Makhluk fana bisa hidup berdampingan sedangkan makhluk abadi selamanya akan saling bertentangan.
Itulah kesimpulan yang Jimin bisa ambil dari laporan buku yang ia baca. Buku itu sangat tebal hingga membuat Jimin harus begadang sampai empat hari untuk menuntaskannya. Jimin merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku setelah mengetik laporan yang menghabiskan waktu tiga jam itu. Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi kakak sepupunya yang berkata akan mengunjunginya hari ini.
“Yeoboseyo?”
“Hyung jadi ke mari?”
“Tentu saja, Hyung sudah memasakkanmu makanan yang enak,” jawab seseorang di sebrang sana.
“Arraseo, aku akan menunggu Hyung, cepatlah datang,” ucap Jimin dengan senang. Bagaimana tidak, sudah hampir tiga hari ia terus makan makanan cepat saji. Salahkan saja kakak sepupunya yang harus luar kota untuk beberapa hari lalu itu.
Jimin memang hanya tinggal sendiri, namun ia memiliki kakak sepupu dan suaminya yang sangat sayang kepadanya. Ya, jangan terkejut jika Hyung Jimin memiliki suami bukannya istri, Jimin sendiri tidak paham kepada Hyung-nya itu yang lebih memilih suaminya dibanding wanita lain. Namun Jimin tidak mempermasalahkannya karena suami Hyung-nya itu sangat baik kepadanya.
Kedua orang tua Seokjin tinggal di luar negeri dan hanya mengunjungi Jimin dan Seokjin setahun sekali. Paman dan bibinya itu memang orang yang sangat sibuk.
Ting tong
Jimin berlari untuk membuka pintu apartemennya. Senyumnya terbit saat melihat Hyung-nya sudah sampai dengan membawa tas jinjing yang Jimin yakini berisi makanan untuknya.
“Jin Hyung akhirnya datang, kajja aku sudah sangat lapar.” Jimin mendorong Seokjin-Kakak sepupu Jimin- untuk masuk ke dalam apartemennya.
“Sabarlah Jimin-ah, makananmu tidak akan lari ke mana-mana.” Jimin hanya terkekeh mendengar perkataan Seokjin. Seokjin melepas sepatunya lalu masuk ke dalam apartemen Jimin.
“Kau sedang mengerjakan tugas?” tanya Seokjin saat melihat ada tumpukan buku juga lembaran-lembaran kertas serta laptop di meja ruang tamu apartemen Jimin.
“Ne, Jung Songsaenim memberi tugas membuat laporan, tapi baru saja aku selesai mengerjakannya,” ucap Jimin mengikuti Seokjin menuju meja makan yang tepat berada di samping ruang tamu.
“Bisakah kau ambilkan mangkuk, piring dan sumpit?” Jimin segera mengambil apa yang Seokjin inginkan di rak piring.
“Ini Hyung.” Seokjin menerima mangkuk, piring dan sumpit yang Jimin berikan.
“Bereskan dulu meja ruang tamu, aku akan menyiapkan makan untukmu.” Jimin secepat kilat menuju meja ruang tamu dimana tugasnya berserakan. Seokjin memang gila kebersihan, ia tidak tahan jika melihat barang-barang berantakan.
“Jin Hyung, di mana Namjoon Hyung?” tanya Jimin yang baru saja keluar dari kamarnya untuk meletakkan barang-barangnya.
“Tentu saja bekerja, kau kira kita makan dari uang siapa?” Jimin hanya tersenyum bodoh mendengarnya. Jimin memang masih kekanakan padahal sebentar lagi umurnya sudah tujuh belas tahun. Namun karena sikap kekanakannya itulah yang membuat Seokjin tidak bisa membiarkan adik sepupunya itu hidup sendiri, walaupun mereka tinggal di apartemen yang berbeda, Seokjin selalu mengunjungi Jimin setiap hari meskipun hanya untuk memberi makanan atau membersihkan rumah adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adrasteia [Kookmin]
FanficAdrasteia berarti keniscayaan atau takdir yang sudah ada sejak segala sesuatu bermula, dan Adrasteia ini pun mengikuti seorang pria bernama Park Jimin sejak ia masih di dalam kandungan. Lalu takdir apa dan bagaimanakah yang mengikutinya? B×B Yaoi K...