MPAYV*8

23 4 1
                                    

Melody.

Aneh! Aku masih bertanya-tanya tentang keberadaan Kak Ferdian kemarin. APA aku mimpi? Tidak! Aku tidak bermimpi. Itu benar-benar nyata.

"Hei! Jangan melamun. Pagi-pagi udah mikirin apa sih?" tegur Rhythm penasaran.

"Enggak. Aku masih nggak percaya aja yang kejadian kemarin itu. Aku curiga sama dia..." Ujarku.

Rhythm terdiam.

"Hei!" Ujarku.

"Eh iyaa apa?" Ujarnya.

"Aku curiga sama dia" Ujarku sekali lagi.

"Hah? Apa? Dia siapa?" Ujarnya tidak connect.

"Lupakan" Ujarku dengan kesal.

"Hahahaa gitu aja marah. Iya aku mendengarkanmu kok. Aku hanya bercanda!" Ujarnya terbahak-bahak.
Aku menatapnya.

"Apa tanggapanmu?" Tanyaku.

"Yaa..kalau menurutku sih itu sudah direncanakan oleh Miss Reysha. Mungkin ingin memberikan kejutan untukmu..." Ujar Rhythm.

"Itu sih bukan memberikan kejutan. Tapi memberikan beban pikiran bagiku tau!" Ujarku kesal.

"Jangan protes. Mungkin menurut Miss Reysha dia cocok menjadi guru pianomu. Jadi dia yang disuruh menilai permainanmu waktu itu. Hahahaa!" tertawa.

Aku menatapnya.

"Apa tanggapanmu?" Tanyaku.

"Yaa..kalau menurutku sih itu sudah direncanakan oleh Miss Reysha. Mungkin ingin memberikan kejutan untukmu...." Ujar Rhythm.

"Itu sih bukan memberikan kejutan. Tapi memberikan beban pikiran bagiku tau!" Ujarku kesal.

"Jangan protes. Mungkin menurut Miss Reysha dia cocok menjadi guru pianomu. Jadi dia yang disuruh menilai permainanmu waktu itu. Hahahaa" Ujar Rhythm.

"Sudahlah. Aku sedang tak ingin bercanda" Ujarku dingin.

"Ok ok.." dia mulai serius.

***

Rhythm.

Kenapa aku jadi ikut memikirkan soal Kak Ferdian ya? Apa ada hubungan antara Kak Ferdian dengan Melody? Aku berpikir.

Aku segera mengetik pesan ke Melody melalui WhatsApp.

Rhythm :
Mel

Melody :
?

Rhythm :
Tadi kamu bilang kan Kak Ferdian..

Melody :
Kak Ferdian kenapa?

Rhythm :
Ada hubungannya sm km bkn?

Melody :
Mmm...sepertinya tidak. Tapi aku juga lagi mikirin itu sekarang. Emang kenapa?"

Rhythm :
Tentang apa?

Melody :
Kak Ferdian

Rhythm :
Oke

Begitulah percakapan kami malam itu.

Keesokan harinya....

"Rhy!" Seseorang teriak memanggilku.

"Iya! Apa Mel?. Mmmm.. Aku tebak pasti kamu mau cerita tentang yang kemarin ya?" Tanyaku tebak-tebakan.

"Pastinya..!" jawabnya.

"Ayo masuk kelas dulu biar tenang ceritanya!" Ajakku.

"Ayo!" Kami pun menuju kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Piano And Your ViolinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang