03

2.8K 249 30
                                    

"Kira... kamu mau berangkat bareng kakak sekalian nggak? mumpung kakak ada jadwal pagi." teriak kak Hyewon dari bawah.

Gue yang masih nyisir rambut langsung kalangkabut dan bergerak cepat. Bodoamat lah sama rambut gue yang cuma gue gerai asal.

"Iya, ini aku turun!"

Saat menuruni anak tangga gue udah bisa melihat kak Hyewon yang sedang merapikan poninya, lengkap dengan pakaian yang biasa dia pakai untuk kuliah. Dia belum menyadari kehadiran gue.

"Yuk, kak."

Kak Hyewon sepertinya kaget, tapi ekspresinya malah jatuh lucu.

"Eh? yaudah yuk. Nggak ada yang ketinggalan kan? cek dulu aja." tanyanya sekali lagi dengan nada lembut.

"Engg, kayanya nggak deh. Udah ah berangkat, nanti aku telat. Soalnya jam pertama ada ulangan."

Kak Hyewon yang mendengar gue ada ulangan langsung buru-buru jalan ke mobil. Untung gue masih di belakangnya dan nggak lupa ngunci pintu rumah.

Dalam perjalanan, kita nggak ada yang berbicara. Hanya terdengar suara musik.

Nct Dream - Dunk Shot

Setiap mendengarkan lagu ini, gue jadi semangat. Nggak tau kenapa sih, enak aja gitu. Energi gue tersalur.

"Ekhm, Kira."

Gue yang asik nyanyi yaballa bahiya ini otomatis berhenti nyanyi dan menoleh ke arah kak Hyewon. Menaikkan kedua alis gue.

"Ya? kenapa kak?"

Dari raut wajahnya sepertinya kak Hyewon ragu-ragu.

"Kamu gimana sama Hyunjin? baik-baik aja kan?"

Setelah nggak bertanya tentang Hyunjin selama tiga bulanan, akhirnya kak Hyewon menanyakan perihal ini lagi.

"Ya gitu, dia masih sering minta aku buat nyusul dia ke Korea. Kadang aku juga kasihan, tapi ya gimana, aku kan nggak mau."

Gue mendengar hembusan nafas berat dari samping, gue lirik kak Hyewon. Wajahnya sedih.

"Jangan karena kakak kamu nggak mau ikutin kata hati kamu yang sebenarnya, kakak tau kamu sayang banget sama Hyunjin. Nggak mungkin nggak ada keinginan buat ikut dia kesana kan? pasti ada. Tapi kamunya yang nepis semua itu, karena apa? karena kakak! please, Kira. Kakak gapapa, kakak bisa jaga diri kakak sendiri."

Iya, gue tau. Tapi gue nggak sejahat dan setega itu. Seneng-seneng disana dan kakak kesepian disini. Kak Hyewon itu baik, cantik dan kalem. Nggak tega pokoknya kalau dia gue biarkan sendirian.

"Kak, bukan cuma alasan itu. Aku nggak mau ke Korea karena aku nggak ngerti bahasanya! Hyunjin kan emang asli sana jadi dia bisa adaptasi, lah aku? bisanya cuma ngomong, annyeong sama saranghae. Iya, aku tau Hyunjin pasti bakalan bantu aku tapi kan nggak secepet itu aku bisa. Aku juga nggak bisa belajar di sekolah dengan bener kan nantinya?"

Setelah penjelasan gue yang panjang lebar kak Hyewon langsung terdiam. Mungkin dia baru sadar banyak kesulitan yang akan gue alami kalau gue jadi pindah negara.

"Kan bisa minta guru khusus."

Tapi sepertinya nggak.

"Tau ah, kakak mesti ngeyel."

Gue memajukan bibir gue dan kak Hyewon malah ketawa kencang.

"Duh, nggak usah manyun gitu. Jelek tau, untung Hyunjin nggak bisa liat kamu."

Ngeselin parah.

"Kakak sendiri gimana sama kak Changbin?"

Giliran gue tanya soal kak Changbin aja langsung diam. Sepertinya gue tau apa penyebabnya.

Raut wajah kakak tercantik gue ini menyendu.

"Masih sibuk sama lagunya. Dan kaya biasa, dia selalu cuek sama kakak."

Gue udah menduganya. Tapi, kak Changbin aslinya sayang dan peduli banget sama kak Hyewon. Cuma kalau udah dapet kerjaan buat nulis lirik, dia pasti bakal fokus terus dan lupa ngabarin kak Hyewon. Lagipula nggak lama juga, paling-paling sekitaran empat hari dan mentok satu minggu setelah itu dia balik lagi.

"Maklumin aja sih kak, disamping kuliah kan itu juga kerjaannya. Dapet uang lumayan banyak lagi, kak Changbin itu mandiri. Seharusnya kakak bangga, yang penting kan dia cuek nggak karena selingkuh."

"Iya, iya. Ini udah nyampe nih di sekolah kamu. Turun gih,"

Lah? nggak kerasa.

Beneran udah sampai ternyata.

"Nanti kamu pulangnya naik angkot aja ya. Kakak ada janji sama dosen."

Gue cuma mengacungkan jempol ke kak Hyewon dan setelah itu turun dari mobil.

Nggak lama mobil kak Hyewon keluar dari area sekolah.

"Woy, Kira! tumbenan lo dianter sama kak Hyewon, ada kelas pagi?"

Sumpah demi apa ini gue kaget banget astaga. Enak-enak jalan malah tiba-tiba ada yang ngerangkul pundak gue, kasar lagi.

"Santai kenapa sih jin! kaya nggak pernah ketemu gue aja lo."

Dan dia cuma cengengesan.

"Ke kantin yuk, laper nih. Mumpung masih ada waktu. Kan nggak lucu kalo gue tiba-tiba pingsan pas ngerjain soal mateMATIka yang terrrr-ingin gue bejek-bejek beserta pak Yuta-nya paket lengkap."

Hilih, kebiasaan nih dasar.

Untung sahabat.

Sahabat terngeselin sekaligus tersayang gue.

Ryujin.


#####

masuk ke cerita:)

Stay? | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang