33

2.2K 239 74
                                    

Hyunjin
[ kira
[ aku dibawah
[ bukain pintu

07.18 AM

Hyunjin
[ aku mau ketemu kamu
[ kita perlu bicara

07.50 AM

Kira yang baru aja selesai menyalin tulisan pak Dejun di papan mengumpat pelan, namun masih bisa didengar oleh teman sebangkunya.

"Lo udah nyalin emang? kok main hp?"

Kira sedikit tersentak saat mendengar suara berat dari sampingnya karena jujur dia sangat fokus dengan chat dari mantan pacarnya itu yang sepertinya ada di rumahnya, pagi-pagi. Bodoh.

"Udah lix." jawab Kira seadanya, dia masih tetap fokus menatap chat dari Hyunjin.

Felix, yang sekarang menjadi teman sebangku Kira karena perollingan tempat nggak bisa mengintip dengan siapa Kira bertukar chat. Gadis itu tampak serius.

"Yaudah. Jangan sampe ketahuan pak Dejun, hp disita nangis-nangis lo."

Kira nggak begitu mendengarkan apa yang dikatakan oleh Felix, seperti angin lewat. Jari-jarinya sekarang bergerak di atas layar.

Felix merasa dicueki, dia mendengus.

Yang penting udah gue ingetin.

Akiraa
gbs ]
aku di skolah]

08.10 AM

Sreettt

Seketika itu juga seluruh pusat perhatian tertuju pada bangku Kira dan Felix.

Felix hanya menatap pemandangan di sampingnya itu datar.

Kan udah gue bilang.

"Bapak sita hp kamu selama tiga hari. Dan sekarang, berdiri di depan pintu! bapak tidak mengizinkan kamu untuk mengikuti pelajaran sampai selesai."

Kira terkejut bukan main dan protes.
"Yah pak... kan yang penting saya udah selesai nyatet. Itu saya lagi bales pesan penting pak... jangan disita dong" rengeknya nggak tau diri.

Pak Dejun melotot. "Oh, jadi Hyunjin Hyunjin ini lebih penting dari bapak?"

"Iyalah pak ehh" Kira reflek menutup mulutnya begitu mengucapkan kalimat yang membuat dirinya ditertawakan oleh anak-anak kelas, pak Dejun, mukanya udah memerah.

"Hormat di depan tiang bendera sampai jam saya selesai, sekarang!"

Kira, dia benar-benar menjadi bahan tertawaan anak-anak. Mau protes takut pak Dejun malah menghukumnya semakin berat, alhasil dia menurut.

"Baik pak." jawab Kira pasrah dan berjalan lesu keluar kelas. Sebelum itu, dia sempat menatap Ryujin. Dan dengan kurang ajarnya Ryujin pura-pura nggak melihat Kira. Huh, memang definisi sahabat yang sebenarnya.

Jadilah Kira berdiri di depan tiang bendera sambil hormat. Malu, itu yang dia rasakan sekarang. Masalahnya banyak orang di lapangan, sekarang jam olahraga. Dan sialnya yang olahraga adalah salah satu kelas seangkatannya.

Kira mencoba bodoamat sama pasang mata dan bisikan-bisikan untuknya. Yang lebih dipikirkannya itu terik matahari, jujur dia kepanasan.

30 menit dia berdiri disana, keringat udah mulai bercucuran. Kemejanya pun sepertinya juga basah walaupun nggak semua. Tenggorokan Kira kering. Dia butuh minum dan tempat yang teduh.

Saat dia sibuk berpikir kapan bel istirahat berbunyi, tiba-tiba ada sesuatu di kepalanya. Dia udah nggak merasakan sinar matahari yang menyengat ubun-ubun dan wajahnya.

Stay? | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang