28

1.6K 195 50
                                    

Seoul, Korea.
16.00 PM.

"Kak"

"..."

"Kak Hyunjin"

"Hey!"

Hyunjin terlonjak saat seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya menepuk bahunya agak keras.

"Hah? iya kenapa na? udah selesai ke toiletnya?"

Yuna—yang katanya selalu ada buat Hyunjin—keluar dari toilet yang berada di salah satu tempat perbelanjaan terbesar di Seoul. Dan Yuna malah mendapati Hyunjin melamun.

"Udah, sekarang makan yuk kak? aku laper."

"Yaudah, ayo."

Hyunjin berjalan duluan, tapi Yuna mengambil kesempatan. Dia merangkul lengan Hyunjin dan berjalan santai. Hyunjin yang memang belum terbiasa reflek berhenti berjalan.

"Kok berhenti? kenapa kak?"

"Hng? nggak kok, gapapa."

"Ohh."

Tanpa penolakan atau kalimat protes, Hyunjin melanjutkan langkahnya lagi dan membiarkan Yuna bergelayut di lengannya.

***

Setelah selesai makan, Hyunjin dan Yuna nggak langsung pulang.

"Pantai? kok kakak ngajak aku kesini sih? disini dingin."

Yuna menggosokan kedua telapak tangannya pertanda bahwa dia memang kedinginan.

Nggak banyak bicara lagi Hyunjin langsung melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada tubuh gadis cantik itu. Wajahnya sangat serius dan telaten.

Yuna yang bisa menatap Hyunjin dari dekat merasa dirinya beruntung, dia bisa sepuasanya melihat wajah tampan itu tanpa ada yang melarang. Senyum di bibirnya menunjukkan segalanya.

Yuna merasa, dirinya sudah menang selangkah dari Akira.

"Masih dingin?"

"Eh, engga kak. Makasih ya, tapi kakak gapapa jaketnya aku pake?"

Hyunjin tersenyum manis.

"Santai, aku nggak lagi kedinginan kok. Yaudah sekarang kita duduk disana aja ya." sambil nunjuk sebuah gazebo.

Yuna sih setuju aja, asal Hyunjin bersamanya.

Mereka akhirnya bisa duduk di gazebo yang Hyunjin tunjuk tadi.

Sepanjang waktu berjalan, nggak ada satupun dari mereka yang membuka obrolan.

Mereka sedang melihat ombak, cuma Hyunjin sebenernya, karena Yuna sedang menatap Hyunjin dari samping.

"Kak.. "

Hyunjin cuma berdehem tanpa melirik Yuna.

"Daritadi kakak ngelamun, sebenernya ada apa sih kak?"

"Ngelamun? nggak juga, kamu salah lihat."

"Engga! dari kita jalan kakak ngelamun terus, aku sadar ada yang beda dari kakak." ucap Yuna ngeyel.

Hyunjin nggak jawab, dan sepertinya nggak ada niatan jawab juga. Bibirnya tertutup rapat. Dia lagi-lagi memilih ombak sebagai objek pengelihatannya. Seolah dia nggak mau mengalihkan atensinya sedikitpun pada gadis cantik di sebelahnya.

Sebenarnya Hyunjin sadar, dia memang sedang nggak fokus. Dipikirannya selalu ada Akira, gadis yang baru aja dia putusin.

Dia berpikir, apa keputusannya udah benar? tapi jujur dia memang capek. Akira nggak pernah bisa menuhin permintaannya. Apa sesulit itu? seharusnya nggak sulit kalau Akira memang benar-benar cinta sama dia.

Dengan reflek Hyunjin ngangkat tangannya dan melihat bekas sayatan di pergelangannya. Menatap lekat-lekat luka itu seraya memikirkan seseorang.

Gue rindu lo.

Bukankah seharusnya Hyunjin senang setelah terbebas dari Akira? dia nggak akan ngerasa capek lagi. Tapi nyatanya yang dia rasain malah kehilangan yang cukup dalam.

"Kak, ayo pulang. Kakak harus istirahat."

Stay? | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang