Chapter 1: Mbak Vera

58 0 0
                                    

——— Jaka PoV ———
Dengerkan baik-baik. Jadi gini, semua dimulai setelah lulusan SMA. Aku lamar kerja jadi karyawan minimarket. Banyak sekali cewek yang menyukaiku di minimarket itu tapi aku sendiri gak mau menerima mereka. Karena, ya, emang bukan seleraku.
"Emang yang gimana seleramu, jual mahal banget." potong Pram.
Ya biasa. Kayak cowok pada umumnya. Cantik, seksi, susu besar, hahaha...
"Hahahaha..., bener-bener. Lanjut-lanjut."
Suatu ketika ada karyawan baru diterima. Cewek umurnya 22. Lebih tua 2 tahun dari kita waktu itu. Dia cukup masuk dalam kriteria cewek yang kusuka. Kecil, mungil, wajahnya paslah dengan rambut dikuncir kuda. Sifatnya dia lembut juga dan baik banget. Namanya Verasya Walti. Aku sering panggil dia Mbak Vera. Aku sama dia sering satu shift. Ya namanya keseringan sama-sama ya jadi suka. Beberapa bulan kemudian, setelah aku pdkt. Aku tembak tuh Mbak Vera. Tapi dia gak bisa, dia udah punya pacar.
"Terus kau culik dia lalu kau perkosa??" sahut Pram.
Matamu...!
Aku ya tetep kasih perhatian gitu. Tetep berusaha deket. Jadi ya aku jadi temen cowoknya yang paling deket. Mau makan malam bareng juga. Aku sama dia juga udah sering kakak adek an. Sering curhat-curhatan bareng. Nah, pada suatu saat Mbak Vera bolos kerja sampek 4 hari. Aku hubungi gak bisa. Aku chat, aku telpon juga gak ada balasan. Ya namanya aku suka ya galau deh. Sampai akhirnya ada balasan dari dia. Dia curhat panjang lebar. Kalau ternyata dia ngeliat pacarnya selingkuh. Nemuin di hp pacarnya ada video mesum sama selingkuhannya. Dia ngaku kalau dia itu udah cinta banget sama pacarnya itu sejak pacaran di SMA, sekarang bikin dia sakit hati. Aku berusaha menghibur. Aku ajak makan, ajak hangout & jalan-jalan waktu kalau ada kesempatan. Sering sih hampir tiap hari.
"Ah...dasar modus."
Apasih. B-aja.
Terus akhirnya, aku inget banget tuh. Hari itu hari rabu. Jam setengah 7 malem gak salah. Habis aku sama dia pulang dari toko buku & berduaan di kosnya. Kosnya daerah gang kecil gitu, daerah kota tua. Waktu itu hujan deres banget. Dia buatin aku mi kuah & susu coklat. Nah habis aku makan & minum itu susu. Aku ungkapin deh kalau aku suka dia. Ibaratnya nembak kedua lah. Kan sekarang dia udah putus, kali aja bisa diterima. Ternyata dia masih bilang nggak. Aku sih terima nggak terima tapi ya mau gimana lagi. Aku juga mau pulang. Tapi  pas aku mau pamit, dia bilang, "Tunggu, Jak."
Sambil narik tanganku. Diseretlah aku ke kamarnya.
Jelas sebagai cowok pikiranku langsung kearah itu, hahaha...
Pas sudah di kamarnya, Mbak Vera bilang, "Maaf, aku gak bisa terima kamu sekarang. Aku masih trauma."
Aku sih manggut-manggut setuju aja. Hak dia. Tapi yang aku gak sadar dia langsung nyosor ke bibirku. Mbak Vera nyium bibirku. Aku sontak kaget karna seumur-umur belum pernah. Mbak Vera senyum, "Belum pernah ya kamu. Cowok harus bisa." Mendengar sindirannya bikin aku seakan-akan kayak banci. Gengsi dong. Ya aku langsung sosor mulutnya dia. Dan aku seolah-olah nglakuin apa yang biasanya ada di film-film barat. Kita berdua ciuman. Entah rasanya gak bisa aku lupain itu ciuman pertama. Apalagi waktu pas kedua lidah salinh ketemu.
"Emang-emang, gimana rasanya?" tanya Pram lugu.
Kau belum pernah ya.
"..., aku sungkan aja mau nyium cewek."
Rasanya ya, seakan-akan lembut gimana gitu. Basah juga. Tapi sensasinya itu yang gak bisa dijelasin.
Nah setelah satu menit ciuman. Mbak Vera melepas ciumannya lalu membuka semua busana luarnya. Hingga dia cuman pake BH sama kancut tok.
"Apa warnanya?"
Biru BH nya, Kancutnya coklat muda. Dia bilang, "Lepas bajumu."
Tanpa nunggu lama kucopot semua pakaianku. Aku juga tanpa malu lagi pakai sempak tok di depannya. Terus kita ciuman lagi, tapi kali ini tangan si Mbak mengelus-elus batangku. Malah bikin aku engas* [Sange = Syahwat]. Dia kayaknya tau gimana buat cowok tambah liar. Ntah kenapa aku langsung reflek narik paksa BH nya sampai payudaranya menyenol keluar. Tidak terlalu besar, biasa tapi kenyalnya amazing. Aku juga tanpa perintah langsung melumat habis kedua payudaranya. Lebih nikmat daripada susu coklat buatannya tadi. Dia mendesah untuk pertamakalinya. Itu buat aku tambah bahagia. Kemudian dia bilang agar aku berhenti. Aku berhenti. Dia melepas kancutnya lalu tiduran di atas ranjang. Kedua kakinya membuka. Pikiranku langsung buyar melihat sesuatu yang ada diantara kedua pahanya. Aku melihat surga. Aku respon juga dengan melepas sempakku. Dengan cepat menindihinya. Namun dia menyuruhku memakai kondom terlebih dahulu. Setelah kupasang, aku pun siap. Tapi aku masih ragu dengan menatap wajahnya. Dia cuman mengangguk. Aku percaya diri, aku mulai melakukan penetrasi.
"Perawan gak?"
Ya gak lah. Wong udah pacaran dari SMA.
Kemudian, aku genjot dia perlahan dan bertahap. Sambil menciumi kening & bibirnya. Semakin kencang & kencang hingga kita berdua sampai di titik langit ke 7. Rasanya luar biasa. Tidak pernah bisa kulupakan. Itu seks pertamaku.
"Enak??"
Banget. Geli & melegakan juga hangat. Kalau dibilang ada surga di dunia, salah satunya ya rasa itu dan percayalah paling top.
Sesudah melakukan itu kita tidur sampai pagi. Pas paginya dia bagunin aku. Gak nyangka dia udah mandi & seger banget bau badannya. Dia bilang, "gimana pertama kali, enak?"
Aku senyum. Bangkit dari ranjang dan masih telanjang. Memeluknya erat-erat. Aku bilang makasih. Tapi aku juga bertanya, Kenapa dia mau begituan sama aku. Dia bilang dia hanya ingin merasakan kehangatan cowok tanpa rumitnya hubungan. Simple, ena-ena, bayar, kelar, katanya. Aku sedikit kecewa tapi tetep bahagia sih. Wong enak. Lalu dia menyodori aku uang. Jumlahnya Rp 350.000,00. Aku tanya apa itu, kan maksudnya aku gak rugi juga kok ngeseks sama dia. Malah untung aku. Dia jawab, "Ini uang service melayani aku semalam." Aku bingung kenapa harus bayar. Katanya setiap seks tanpa cinta harus dibayar dengan uang. Aku menerimanya. Dia lalu bilang juga suatu saat kalau dia kesepian lagi dia akan memanggilku. Dan benar pas Mbak Vera nelpon atau ngechat aku, dia cuman butuh satu hal, Kehangatan. Setiap kali aku dateng, aku layani dia lalu aku dibayar sama dia. Oh ya dia juga mengajari aku bagaimana menyenangkan perempuan di atas ranjang. Lengkap. Mana bagian-bagian yang sensitif & buat cewek girang, obat-obat kuat, merk kondom yang bagus.
"Ngapain aja kamu sama dia itu selanjutnya? Ceritain dong..."
Ya biasa muasin dia aja dengan fantasi barunya. Apalagi dia traumanya tambah berat & ingin bales dendam gitu. Dia punya tendensi buat bales apa yang dilakukan pacarnya dia ke semua cowok. Dengan cara, beberapa minggu setelah kejadian, dia punya beberapa pacarkan, 5 kalau gak salah dan hanya buat mainannya dia, karna setiap pas lagi seks sama aku, dia langsung vidcall salah satu pacarnya gitu, nunjukkin kalau dia lagi ngeseks. Ntar akhir-akhir bakal diputusin hubungannya sama cowok itu langsung waktu itu juga. Sampai ada salah satu pacarnya nangis di depan vidcall gitu eh. Dia gak peduli dan cuman bilang "Bye. Aku lagi asyik nih...dadada. Btw aku gak butuh ini." dengan ketawa-ketawa sambil ngelepas kalung pemberian pacarnya itu untuk dilempar ke sisi kasur. Wajar cowoknya nangis. Sedih deh tapi entahlah ya sensasinya enak gitu. Puas bangga. Lihat cowoknya nangis pas kita lagi genjot pacarnya gitu. Mungkin ini fantasi seks-ku yang muncul gara-gara diajarin sama Mbak Vera.
"Wihhh...segitunya ya. Kamu jahat, anjing." Pram terheran-heran.
Aku gak peduli. Cinta tak harus memiliki, tapi setidaknya bisa menggenjot. Itu prinsipku...
Btw.
Iya Pram, disitu aku akhirnya tahu, patah hati bisa buat orang baik jadi jahat & keinginan nyalurin bales dendam ke orang lain.

Nah, Mbak Vera ini juga yang mengenalkanku ke temen-temen ceweknya yang perlu kehangatan cowok. Itulah titik dimana aku punya kerjaan sampingan sebagai gigolo. Menyenangkan birahi perempuan atau memberi kehangatan kepada mereka.
"Terus gimana kamu sama Mbak Vera sehabis kamu jadi gigolo?"
Ya udah agak renggang sih. Waktu itu aku lagi melayani client lain, udah beberapa minggu gak kontak sama Mbak Vera. Nah sesudah pulang aku hendak ke kos Mbak Vera ngasih martabak, ya, ibaratnya oleh-oleh gitu. Sesampainya di kos. Udah banyak banget polisi sama warga yang berada di depan kos itu. Bahwa ditemukan Mbak Vera telah gantung diri. Aku syok berat. Sedih luar biasa. Aku buka-buka chat hendak mengingat memoriku dengan Mbak Vera malah nemu chat nya terakhir bahwa dia depresi parah ketika menerima undangan pernikahan mantan pacarnya. Ternyata dia masih cinta banget sama pacarnya. Dan dalam chat dia berterimakasih ke aku & pamit ingin pergi dulu. Sumpah nyesek.
"Wow...kayak di sinetron ya."
Hmm... dah capek aku ngomong. Belikan minum lagi dong.
"Mau apa kau?"
Soda aja gelas besar.
"Oke. Mbak-mbak soda jumbo ya 2." kata Pram ke arah pelayan.
Mau lanjut lagi gak?
"Mau dong..., ceritain deh pengalamanmu sama cewek yang enak. Maksudku yang nafsu birahinya tinggi gitu atau yang agresif. Pernah gak?"
Ada. Oke habis ini aku ceritain. Dia bukan cewek sih lebih tepatnya MahMud, Mamah Mudah.
"Wah...asyiiik itu."

——— BERSAMBUNG ———

Belalang TempurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang