Enam ( Dia?)

50 10 13
                                    


Vote comment nya yuk! 🙂

[part ini di lengkapi beberapa Flashback]

-London, 07 Agustus 2010-

Hai, At! How are you?
Alhamdulillah di lingkungan baru ini aku udah bisa membaur, dan lebih baiknya lagi, aku udah dapet teman dan sahabat baru :)
Kamu sama Marleen gimana? Kalian udah nggak rebutan koin lagi kan buat main di timezone?
I really miss both of you, guys.
Aku sebenernya pingin banget ke Jakarta. Mama sama papa juga udah setuju, tapi waktunya belum pasti..

Doain aku ya, Tal.
Biar bisa ke Indonesia secepatnya dan kita main bareng-bareng lagi...

Aku titip Marleen sama kamu, ya. Aku tau dia Sebenernya nggak setegar itu, kamu pun sama kan? 

Oh iya, jangan lupa cuci evatt ya, aku nggak bawa boneka itu, sengaja. Buat kenang"an ke kamu kalau lagi rindu sama aku.

Maaf segini dulu surat dari aku, nanti kalau sempat aku kabarin lagi, goodbye.

Aku janji, I'll be back soon.

-Love, Evelyn Carissa.


✈️✈️✈️

"Abang, Mama nemu ini di loteng, tadi abis beres-beres dan buang beberapa benda yang udah nggak kepakai, Keliatannya ini punya kamu. Mau diambil?" Tanya seorang perempuan sambil menyodorkan kotak berukuran sedang motif polkadot berwarna ungu muda.

Kotak tempat nya mengumpulkan beberapa surat yang di kirimkan oleh Evelyn untuknya

"Taruh aja disitu." jawabnya datar tanpa melihat mamanya itu, ia tetap memainkan ponselnya

"Diajak bicara tapi nggak melihat lawan bicara nya itu nggak sopan, lho, Tal."

"Iya ma, Attala tau. Tala lagi kurang mood buat interaksi hari ini." ujarnya lalu menaruh ponsel genggam nya di nakas

"Hmm yasudah kalau gitu," Ara, mama Attala, lalu menaruh kotak itu di atas meja bundar kecil milik putra semata wayangnya itu

"Eh iya satu lagi, mama dengar Eve udah balik dari London ya? Yaampun mama rindu banget. Kapan-kapan suruh dia kesini ya, mama bakal masakin makanan ter enak buat dia." tanya Ara senang.

"Jangan terlalu berharap Ma, siapatau dia udah lupa arah rumah kita." ujar Attala, wajahnya berubah masam seketika

"kok gitu? Mama rasa nggak deh, itu cuma prasangka kamu aja." ujar mamanya

"Ya siapa tau, ma. Amnesia tiba-tiba. Dia kan pikunan." celetuk Attala, membuat Ara menghela nafas pelan lalu menghampiri putra nya itu

"Sembarangan. Nggak boleh main asal hipotesis orang. Emangnya dia nenek-nenek lanjut usia? Nggak kan. Mama penasaran, sekarang Evelyn pasti udah tumbuh jadi gadis yang cantik banget. Makin banyak dong saingan anak mama.." goda Ara

"Aku, Marleen dan dia nggak lebih dari sekedar sahabat, ma. Udah ya, Abang mau tidur, ngantuk. Night mama ku sayang. Abang ganteng mau bobo dulu. Baii" Attala menuntun mama nya pelan untuk segera keluar dari kamarnya.

SPASI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang