foto keluarga

2 0 0
                                    

FLASHBACK***

Jansen memukuli Reza berkali-kali. Dia mengaku mendengar kalo Reza melirik selain Cleo. Reza mau menjelaskan namun Jansen terus memojokkannya.

"Aku dengar kau melirik wanita lain." ucap Jansen.

"Kalau itu....." Jansen mendekat kearah Reza dan mengatakan "Apa kau gila?."

"Bukan begitu." namun belum sempat Reza menyelesaikan kalimatnya di potongoah Jansen.

"Bukankah dia mempunyai seorang kakak yang bersekolah disini juga, Kau harus menginjak-nginjaknya." Reza terkejut mendengarnya.

"Reza kau harus memukulinya dengan baik, mengerti? Kau harus melakukannya." Jansen mengulangi kalimatnya.

FLASHBACK END.......

"GUBRAK!!" Suara gembrakan meja yang di gebrak oleh Baron.
"Ini semua sudah jelas. Kita harus menyingkirkan bocah-bocah berengsek itu." Usul Baron yang semakin kesal dengan semua ini.

"Ngomong mah ngampang." Jeje memperingkatkan Baron.

"Kamu mengatakan seperti itu, maka kau harus memukul pasangan itu sebelumnya?. Kita harus membalasnya aku yakin kita pasti menang." Balas Baron menilai Jeje.

"Kalau SMA Bangsa adalah satu hal, tetapi Dandi dan Jansen adalah sekutu." Jeje memberitahu baron.

"Satu sekutu?, Apa makudnya itu?. Apa hanya aku yang tidak tau?." Baron yang mendengarnya sangat kesal.

Jeje malas menjelaskannya, ia lalu menatap Asong dan mengatakan
"Bagaimanapun mereka punya Kevin di SMA Dandi. Dia sangat pintar berkelahi di wilayahnya."

FLASHBACK

Hujan sedang turun. Beberapa anak laki-laki berbaris melingkar melihat dua siswa laki-laki yang siap bersiap berkelahi ditengah-tengah mereka. Menyarankan agar mereka membuatnya jadi sederhana saja. Para perwakilan mereka saling berhadapan satu sama lain. Lawan Kevin mencibir betapa percaya dirinya dia.

Pria yang berseragam putih maju da menyerangnya Kevin. Kevin berhasil menangkisnya dan balik menyerang. Ia menendang kaki lawannya dan membuatnya berlutut. Lawan Kevin mengangkatnya dan membantingnya.

"Ternyata kau sangat lemah Kevin dari rumor yang beredar. Apa aku benar?." ejeknya.

Kevin bangkit. Lawannya mendekat dan siap memberikan pukulannya. Kevin menghindar dan balas memukulnya. Lawan Kevin kembali mendekat dan kali ini Marvel berhasil mendorong. Dia lalu melompat hendak menginjaknya. Lawanya berhasir menghindar.

Mereka kembali berhasil menghindar. Mereka kembali berkalahi. Kevin berniat membanting lawanya tapi kesulitan karene dia sangat berat. Akhirnya lawan Kevin menjagal kaki kevin dan membuatnya jatuh. Ia lalu mengangkat kakinya hendak menginjak Kevin.

Kevin berguling. Lawan Kevin maju,Kevin menghadiahinya dengan pukulan bertubi-tubi. Ia pun jatuh, Kevin lalu memberikan tantangan terakhirnya dan lawannya pun K.O. Kevin menatapnya Sambil mengatur nafas.

FLASHBACK.....

Asong terdiam, teringat peristiwa itu.Baj*ngan itu tidak pernah kalah dari pertarungan setiap kalinya.

"Kalau Marvel dan Dandi adalah sekutu." ucap Jeje.

"Aku gak mengerti apa yang kau bicarakan. Apa cuman aku yang gak ngerti?." meminta penjelasan.

"Kalau Dandi tempatnya Marvel. Dia adalah yang terbaik disana. Dia bahkan tidak terkalahkan dalam pertarungan apapun." jelas Jeje kepada Baron.

Mereka berempat keluar dari kedai makanan itu. "Rumahmu dimana?." tanya Asong kepada Leon.

"Aku akan pulang dengan angkotan umum.'' jawab Leon.

"Lebih baik kau langsung pulang dan tidak perlu berkeliaran agar tidak ditangkap mereka, pulanglah dengan hati-hatu." Pesan Asong kepada Leon. Leon mengiyakannya.

"Tapi...Kau benar akan membantuku kan?.'' Leon mengingatkan Asong tentang ucapanya tadi.

"Kau tunggu aku di tempat kita bertemu tadi pagi.''

"Terimakasi." dan berpamitan kepada mereka semua.

Baron melambaikan tangan pada Leon. Ia merangkul kedua temannya dan mengajak mereka pergi dari sana. "Besok aku akan datang terlambat, karena aku ada janji dengan keluarga." kata Asong.

"Kalau batalkan saja janjimu." saran Baron.

"Aku pun inginnya begitu, tapi saudaraku telah melakukan banyak hal untuk ini."

"Kamu punya saudara." Jeje merasa heran karena Asong tidak pernah membicarakannya. Dan dijawab dengan senyuman oleh Asong. Lalu ia pulang duluan, seteah pamit dengan mereka. Jeje dan Baron hanya menatap kepergian Asong yang semakin lama semakin menjauh.

"Semua orang pada Asong...." belum sempat menyelesaikan kalimatnya Baron menyelanya.

"Menurutku saudaranya jago berfikir." Jeje menatap Baron lalu tersenyum.

Saat Fero (Asong) pulang kerumah dan pergi kekamarnya, ia mendapati Ferelyan (ian) sedang belajar.

"Fero." sapa ian saat melihat kedatangan Fero. Fero tidak mengatakan sepatah katapun dan langsung duduk di tempat tidur.

"Aku ingin pergi kesekolah dan pulang untuk belajar." Kata Fero.

"Apa kau ingin mempelajari sesuatu hal yang bara, maka kau harus mempersiapkannya." Nasehat Ian.

"Aku terlalu malas untuk bertemu dengan banyak orang cerewet disana." Fero menjawab dengan nada suara malas. Ian yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Apa kau selalu berangkat sekola setiap harinya." tanya Fero pada Ian.

Ian mengangguk membenarkannya. "Aku adalah kepala lapangantentu saja aku masih kesekolah." tambahnya.

"Kalau kau kembali kesekolah, kau haarus mengambil ujian tingkat ketiga juga tidak masalah." menyuruh Fero untuk mengambilnya.

"Apa ada penganggu disekolah?." tanya Fero mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa?." Ian tidak mengerti dengan maksud yang di ucapkan oleh Fero.

"Kau bilang saja jika ada yang berani macam-macam denganmu."

"Tidak ada hal semacam itu." Ian tersenyum ke Fero.

"Tidak punya otot juga bagus, kau masi bisa melindungi diri. Karena mereka tidak menganggumu." ucap Fero.

"Apa kau ingat besok kita akan berfoto keluarga?, kau jangan pergi kemana-mana." tanya Ian.

"Iya aku ingat.". Ian tersenyum lalu menyuruh Fero untuk tidur. Fero membaringkan tubuhnya ketempat tidur lalu ian mematikan lampunya. Pelan-pelan Fero mulai memejamkan matanya dan tertidur. Ian menatapnya dalam diam.

*
*
*
*

Akhirnya bisa updat Double juga hehehe
sorry jika banyak typo-typo manja langsung publish tanpa revisi soalya

Fero DanuartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang