kerja keras untuk berlatih

6 1 0
                                    

Sebelum ke datangan Asong disana, Leon sendari tadi berlatih mengertak bersama Baron. Ia memegang tangan Baron ke belakang dan mengertaknya.

"Apa kamu mau mati." kata Leon.Lalu Baron menarik tangannya.

"Cut! Cut! Cut! Apa yang ingin kau lakukan?." tanyanya.

Baron mencontohkan, "Apa kau mau mati?.'' dengan nada yang sangat menakutkan.

"Dalam pertandingan, yang terpenting adalah menekan udara (suasana), setidaknya 90%.'' jelas Baron memberi tahu Leon.

"Apa yang harus ku lakukan.'' Baron kembali mencontohkan sambil mengangkat tangan, "Apa kau ingin mati? Aku akan merobek mulutmu sekarang"

Baron mengajak Leon untuk memulainya lagi, ia mengulurkan tangannya. Leon menangkapnya lalu mengertaknya, "Apa kau ingi mati?." Jeje merekam mereka sambil tersenyum.

"Begitu lebih baik." Baron memuji Leon.

Baron merangkul Leon dan menanyakan adiknya. "Kapan kita akan melihat Hana?."

"Aku akan kerumah sakit besok. Apa kau ingin ikut? Aku belum pernah membawa teman-temanku selama bertahun-tahun, jadi dia tidak akan membedakan kalian."

Baron lalu mengangajak Leon untuk memulai latihannya lagi. Kali ini Baron mengajarinya Leon meninju. Tiba-tiba Ryeon datang bersama dengan 2 orang pria. Mereka mendorok Ryeon ke tempok.

"Aku hanya kehilangan sedikit saja." namun mereka menyuruh Ryeon untuk mencobanya.

Baron ikut campur dan menanyakan "Apa yang salah? Kenapa mereka tidak datang ke tempat lain saja untuk menakutinya?"

Asong yang saat itu baru datang dan ingin duduk ia mengurungkannya, karena melihat hal ini.

"Tempat itu sangat cocok untuk kalian." Baron menginggatkan mereka.

Orang yang bersama Ryeon kembali mendesak. "Kalian pergi saja dari sini." suruh Baron.

"Apa kau Anj*ng ?."orang yang bersama Ryeon kesal karena Baron terus saja berisik menganggunya.

"Maksudmu aku?." Baron menunjuk dirinya sendiri.

Ryeon mengangkat tangannya sambil menatap Asong "Apa kau bisa membantuku?."

"Kenapa kau tidak pergi bekarja saja, agar kau tidak dipukul."kata Asong.

Pria yang bersama Ryeon mau menyerang lagi tapi Ryeon menangkat tangannya dan berkata " Kampr*t!ini. Sedikit aneh."

"Apa kau bisa membantuku memasak?" tanya Baron.

"Aku punya daging."Baron yang mendengar kata daging menjadi sangat senang.

Asong menatap Ryeon dan melangkah maju untuk berdiri sejajar dengan Jeje cs.

"Aku juga akan membantumu." tawar Asong.

"Asong tetaplah disana jangan mendekat lagi." Jeje melarang Asong untuk lebih mendekat ke arah mereka.

Baron merangkul Leon dan mengatakan"Liat baik-baik."
"Majulah kalian." suruh Baron.

Dua pria itu maju dan menyuruh Ryeon agar tidak kemana-mana dan tetap disana. Mereka melawan Jeje dan Baron. Tidak butu waktu lama untuk Jeje dan Baron mengalahkan kedua orang itu. Mereka pun akhirnya pergi berlarian karena takut.

Ryeon menghampiri jeje cs, ia melambaikan tangannya kepada kedua pria itu dan mengatakan "Aku tidak melakukan apa-apa, ya!." dengan suara sedikit berteriak.

"Kenapa pembuat onar itu menyerangmu." tanya Asong dan semua orang yang disana menatap Ryeon.

"Mereka adalah anak-anak dari sekolahku, dan mereka bukanlah pembuat onar."

"Aku disuruh oleh seniorku untuk membeli ini karena ia pacarnya ulang tahun." memberitahu sebuah benda ditangannya.

"Apa itu benar?" Asong memastikan itu.

"mm" Ryeon membenarkannya.

"Apakah kau pemimpin dari mereka." tanya Ryeon kepada Asong. Asong hanya menatap Ryeon dan mengatakan teman.

"Kau tadi mengatkan akan mentraktir makan daging." Baron menagih janji Ryeon.

"tidak hari ini, aku tidak mempunyai uang. Tapi lain kali aku pasti akan mentraktir kalian." jelas Ryeon.

"Kapan?." Baron memastikan waktunya, karena ia sangat tidak sabar.

"Berisik!." kesal Jeje. Karena Baron terus saja membicarakan tentang makanan.

"Terima kasih." ucap Ryeon, lalu tersenyum kepada mereka semua. Ia mengulurkan tangannya,  mereka saling memperkenalkan diri dan berjabat tangan saling menyebutkan namanya masing-masing. Saat Leon ingin bergabung memperkenalkan diri mereka semua sudah selesai.

Ryeon pulang dengan berjalan kaki, Ia melihat seorang gadis yang tengah berdiri menghadap ke tempat latihan karatenya. Ryeon semakin mendekat  dan ia semakin jelas melihat wajah gadis itu. Ia menyadari bahwa gadis itu yang sering memperhatikannya setiap kali ia berlatih dilapangan. Ryeon heran kenapa gadis itu selalu datang ketempat latiannya. Ryeonpun menghampiri gadis itu dan sangat gadis itu terkejut dengan kedatangannya.

"Hai." Ryeon memangil gadis itu dengan menyentuh pundaknya.

"Ha..." tanpa melihat wajah  Ryeon gadis itu memukulinya dengan sebuah kotak yang ia bawa ditangannya, kotak itu adalah sebuah kado.

"Ini aku, RYEON."  gadis itu membuka matanya saat ia mendengar kata Ryeon, dan ia terlihat sangat gugup.

"Aku bukan orang jahat.'' ketika Ryeon menyadari perubahan raut wajah gadis itu.

Gadis itu membutulkan rambunya  dan menyerahkan kado yang ia bawa ke Ryeon. Ryeon menerimanya melihat-lihat kado itu dan mengatakan "Apa ini untukku?"  namun gadis itu sudah pergi dari hadapannya.

"Apa-apan?." saat melihat-lihat kado itu yang tertulis I LOVE YOU disana, membuat Ryeon tersenyum melihatnya.

Ryeon memasuki ruangan latihannya dan melihat sang senior yang tengah duduk membaca majala. Buru-buru Ryeon menyembunyikan kadonya.

"Kau disini?" sapanya.

"Tadi aku mendengar suara perempuan, apa kau mendengarnya juga." tanya senior.

"aku tidak mendengar apa-apa."

"oh mungkin aku salah dengar, apa kau membawanya."

"iya" Ryeon menyerahkan barang yang di inginkan senior itu.

"ini?." sang senior menerimanya dan merasa bertanya-tanya.

Sang senior bangkit dari duduknya dan memukuli Ryeon dengan mengeluarkan kemarahannya.

"aw..aw.. kau kenapa, apa yang salah." tanya Ryeon.

"kau masi bisa bertanya. Apa yang salah?"
"Aku menyuruhmu untuk membili ini." menunjuk gambar yang ada di majala itu










.
.
.
.
.
.
.

sesuai janji UPDATE doubel ehehe

Fero DanuartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang