7. should I?

482 26 0
                                    

sk & sb •

ini monolognya seungkwan ya hehe.

✨✨✨

setiap kata yang keluar dari mulutmu, setiap tatapan yang kau berikann kepadaku, setiap pukulan dan cacian yang kau berikan kepadaku. aku selalu menyukainya. kalimat-kalimat cacianmu tidak pernah menyakiti perasaanku. justru itu membuatku senang.

senang, karena bisa berbicara denganmu.

senang, karena aku bisa mengejekmu juga.

senang, perasaanku ini tidak akan pernah kamu ketahui.

tapi.....

apa aku harus seperti ini terus?

atau apa aku harusnya menyatakan perasaanku saja?

Sungguh, Eunbi. Sumpah. Aku tidak sanggup melihatmu tersenyum sebahagia itu dengan Kak Wonwoo. Dia sering menciummu. Di depan umum. Didepan ku.

Sakit? Tentu. Sangat.

Tapi itu bukanlah aku yang kamu kenal, 'kan?

Aku, Seungkwan, Boo Seungkwan, dikenal sebagai lelaki ceria dan blak-blakan. Bukan mellow seperti ini.

Rasanya, aku ingin mengingat kembali masa masa "bahagia"  kita berdua. Aku dan kamu. Boo Seungkwan dan Hwang Eunbi.

🍃🍃🍃

flashback

"YAAAAAA!!! BOO SEUNGKWAN MENYEBALKAN. KEMBALIKAN BUKU CATATAN KECIL KUUUUU!!" suara Eunbi sangat keras saat itu. Semua orang dikelas bahkan orang yang berlalu lalang di depan kelas melirik ke arah kelas kami.

"Tidak mau. Pasti ini isinya tentang si Senior Jeon Wonwoo itu kan??? Pasti tentang dia!" aku, dengan idiotnyaㅡ menggerakkan pantatku. Mengejeknya.

Eunbi tidak pernah pasrah. Ia menendang pantat bulat ku sampai aku tersungkur jatuh.

Eunbi tertawa lepas dan segera mengambil catatan yang sempat dialihkan olehku.

"Hah. Jangan pernah menyentuh barang-barangku lagi, Boo Seungkwan!" Eunbi pergi keluar kelas meninggalkanku yang masih tersungkur dilantai kelas. Kulihat wajahnya sudah berunah menjadi merah. Malu, mungkin?

Tidak lama, aku mengikutinya. Eunbi mulai menaiki tangga ke arah atap sekolah. Mau apa dia ditempat menyeramkan itu? Aku terus mengikutinya sampai akhirnya aku melihat dia berhenti. Eunbi berhenti didekat kumpulan meja-meja rusak.

"Ck. Seungkwan menyebalkan! Untung saja dia tidak baca isinya. Bisa hancur persahabatanku." Kulihat Eunbi mengeluh samboil membolak-balikan kertas catatan kecilnya.

Aku terdiam. Apa maksudnya dengan 'hancurnya persahabatan'?

Eunbi mulai beranjak dari tempat yang tadi Ia duduki. Aku dengan gerakan cepat menuruni tangga dan bersembunyi dimanapun. Bersembunyi dekat tumpukan kardus-kardus bekas acara sekolah, tidak buruk 'kan?

Eunbi menuruni tangga dengan sangat cepat. Apa yang membuat Ia buru-buru seperti ini? Aku melihat sesuatu jatuh dari catatan kecilnya.

Aku mengambilnya. Sebuah foto polaroid. Ini...

"Ini 'kan foto aku, Eunbi, Chanwoo dan Moonbin?" Aku membalikkan foto tersebut. Disana tertulis, 'heb♡mb'

Aku terdiam beberapa saat. Jadi... Selama ini... Hwang Eunbi yang kusukai ternyata menyukai sahabatku sendiri? Wahㅡ

Aku berlari mengikuti arah Eunbi turun.

"Hwang Eunbi! Eunbi!!" Eunbi menoleh kala aku memanggilnya sambil menuruni tangga.

"Oh- kau. Kenapa kau dari sana? Bukannya kau di kelas tadi?" Eunbi mulai panik. Seungkwan diam beberapa saat lalu memberikan polaroid yang tidak sengaja jatuh itu kepada si pemilik polaroidnya.

"I-INI KENAPA BISA ADA DI KAMU?" Benar 'kan, Eunbi panik.

Aku tersenyum, "Aku sudah tau dibalik polaroid itu. Tidak perlu khawatir. Aku sayang padamu, Hwang Eunbi." Aku berjalan pelan entah kemana tujuanku. Kantin atau ruang UKS.

flashback done

Mengingatnya sudah sangat menyakitkan bagiku. Hwang Eunbi putus dengan MoonBin setelah 2 tahun pacaran. Mereka putus karena MoonBin harus melanjutkan sekolahnya yang jauh. Dan selama itu pula, aku berpura-pura tidak mengetahui hubungan Eunbi dan MoonBin.

"OI BOO SEUNGKWAN, KAMU NGELAMUNIN APA?!" Hwang Eunbi, untuk kesekian kalinya, berteriak di kafe langganan kami.

Aku terbangun dari lamunan ku dan menatapnya.

"Baiklah baik. Maafkan aku. Ayo, aku dengarkan ceritamu. Kenapa? Kamu dilamar oleh kakak itu? hahah" Aku meminum minumanku untul menghilangkan rasa gugupku.

"Apanya lamar. Aku sudah putus beberapa hari yang lalu." Eunbi hanya mengaduk-aduk kopi pesanannya. Aku hampir saja menyemburkan minuman yang sedang kuminum.

Iya, kami sudah lulus kuliah dan menjalani hidup.kita masing-masing. Meskipun begitu, aku dan Eunbi masih bersahabat.

"Kau serius? Hey, Hwang Eunbi. Kau sedang berbohong ya?" Aku meminum minumanku dan menyela sedikit senyuman awkward disana.

"Tidak. Si brengsek itu ternyata selingkuh. Orangtua kami berdua kecewa dengannya." Aku mendengarkan ia bercerita sampai saat dia mulai menangis. Aku, tentu saja, sedikit panik.

"HEY. JANGAN MENANGIS." Aku yang panik langsung pindah duduk disampingnya.

Eunbiㅡ mungkin tidak sadar, memelukku dalam hitungan detik. Aku pun membalas pelukannya. Aku melihat kearahnya sesaat ia sudah selesai menangis.

"Hahah. Maafkan aku. Eunbi kan harusnya kuat kan? Ayo Seungkwan! Kita main di arcade game sampai malam!!" Eunbi menarikku dari kedai minuman yang tadi kita kunjungi menuju ketempat yang ia inginkan.

Aku melihatnya. Senyumannya yang aku tahu sangatlah berharga. Should I confess to you after all these years? Or should I stay in my place being your bestfriend?

✨✨✨

selesaiiii!! yaampun udah 1k readers aja huhuhu aku senengggg💖💖💖

our little page. || svtxgfWhere stories live. Discover now