2=/🍑

13 3 0
                                    

Pagi ini, pukul 2 pagi suara nyaring masih terdengar di rumah sederhana pemilik marga "pegasus" tersebut

"riga besok mau temenin gue ngak?" pemecah keheningan membelah suara tv seketika, menatap seseorang yang ditanya

"kemana? tawuran?" balasnya dengan tatapan bingung

"nyari mati banget ngajak anaknya om Jeano tawuran, bisa mati di tangan om Jeano" jelasnya

"terus ke mana abang milan pegasus"

"temenin ke acara kampus, kampus gue ngadaiin cup gitu, ada futsal, basket, ada acara kayak panggung gitu sih" jelas lelaki bernama milan

"kemana temen temen lu yang berisik itu?"

"ngak kenapa napa, ayo mau ngak. Gue mau beli tiketnya nih, 150k itu juga setengahnya buat donasi panti asuhan"

"bang milan, kenapa sama temen temen lo?"

"ngak usah di omongin dong dek" milan memalingkan wajahnya menatap tv padahal layar besar didepannya ini menampilkan iklan

"kenapa? sini cerita" kini auriga harus bertindak

Kenapa? Milan pegasus sungguh menyusahkan jika sudah menyangkut teman temannya-sudah tahu tidak bisa hidup sendirian di sekolah,mungkin bisa, tapi percayalah milan hanya cocok dengan "mereka" teman milan yang sekarang sedang bermusuhan

Auriga menyenderkan kepalanya ke bahu milan, itu tempat yang auriga suka; kokoh dan bidang katanya

"lo ngak mau cerita?" tanya auriga sudah memeluk milan dari samping tak melewatkan untuk menatapnya dari samping

Auriga tidak gila, tidak-tidak mungkin seorang auriga jatuh cinta kepada sepupunya tersebut, ayolah mereka punya hubungan darah;

"mereka aja yang egois, masa pergi ke puncak berlima doang, sisa gue sama yang lain ngak diajak, kita kayak kepecah dua gitu, kesel auriga kesel"

Iya teman milan yang auriga kenal dekat memang ada 9, maka dari itu auriga sangat menghindari turun kelantai satu atau bahkan ke dapur sekaligus saat teman milan sedang berkumpul di rumahnya-ayahnya

"astaga abang, kekanak kanakan banget sih heran. Minta maaf sanah" auriga memukul lengan disampingnya dengan penuh kegemasan

"ngapain minta maaf, yang salah mereka" kekehnya tetap pada pendiriannya

"bang milan, minta maaf duluan ngak merendahkan harga diri lu, ilangin rasa ego lu bang" kini posisi auriga sudah menghadap milan dengan duduk bersila di atas sofa

"ck- tidur yuk udah jam setengah tiga besok siap jam 10 ya, bay" milan mengangkat tubuhnya dari sofa mencium pucuk kepala auriga dan meninggalkannya

"milan pegasus sialan, kenapa lo jadi sodara gue sih, merasa hina gue satu marga sama lu" gerutunya menuju lantai atas

🌆🌃

"auriga ayo bangun, kamu tuh tadi malem siapa suruh begadang auriga ayok bangun atuh sholat"
Suara nyaring milik ibunya berhasil membuat auriga terbangun

Auriga berjalan dengan tidak stabil menuju kamar mandi, tidak sempat mengumpulkan nyawa-waktu subuh sedikit lagi selesai

Selesai sholat auriga berdoa sebentar, meminta dan memohon maaf, karena selama ini menurutnya ia belum hidup dengan benar dan selalu berbuat salah;

Kita semua juga auriga, pasti punya salah

Auriga langsung tumbang diatas sajadah nya, masih berbalut mukena yang ia pakai-tapi orangnya sudah tidak sadarkan diri sudah masuk dalam alam mimpinya

eridanus-pegasus=/JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang