6=/🍑

6 0 0
                                    


"mau ayah anterin dek?" tanya lelaki paruh baya itu menunggu anak terakhirnya-nya ini turun dari tangga.

auriga hanya mengngangguk sebagai jawabannya.

"itu siapa ya yang mesen ojek dari tadi, kasian tauk. Gue liat dari tadi" ucapan wanita itu sangat familiar, aurin!. bergabung bersama keluarga kecilnya ditambah Milan.

"gue kan naik motor" jawab milan meminum susu stroberinya.

"lu ya dek, ish sana berangkat duluan aja" aurin menarik sedikit rambut auriga, hampir saja auriga kejengkang karena ulahnya tersebut.

"loh kamu mesen ojek, tumben" ucap wanita paruh baya itu bingung. tidak biasanya anaknya ini memesan ojek, toh ada Milan dan ayahnya sekarang

Jujur auriga juga bingung sebenarnya, sejak kapan auriga memesan ojek, Jeffrey nama yang langsung berputar di otaknya.

"yaudah riga berangkat dulu ayah, ibuun, bay bang milan," pamitnya sangat ramah pada mereka tapi "apalo liat liat gue" itu pamit auriga untuk aurin.

Auriga melebarkan langkahnya, berharap langsung sampai depan.

"jemput lagi?" tanya auriga saat motor vespa itu sudah keluar dari komplek perumahannya.

"masih nanya lagi"

"pagi banget, tadi hampir ke gep tau sama kak Aurin" adu auriga tanpa sadar

"dia bilang apa?"

"laper" jawab auriga ngawur

"gue nanya apa jawab apa, kurang tidur ya gad-" belum selesai berbicara mulutnya sudah penuh dengan roti isi telur, daging, sayur, saus,dan mayones. padahal mereka berhenti di lampu merah, seakan tidak peduli dengan pengendara yang lain.

"ngak suka sayuran" rengek jeffrey menghentak hentakan kaki

"idiih, pwawnhets kwerjwawwn bwrantwne" ucap auriga dengan mulut yang penuh makanan itu, saat ingin minum airnya, jeffrey malah mengegas motornya.

"jeffrey airnya tumpah, ibuun jeffrey jahat" auriga histeris diatas motor karena memang airnya yang tumpah mengenai seragamnya bagian depan.

"maaf woi, lagian udah lampu ijo, masa tetep berhenti aturan kan jalan" bela jeffrey tetap tidak mau disalahkan.

"ambil jaket aja di tas gue"

"ngak perlu, nanti juga kering"

"nembus loh, item?"

Auriga langsung memukul bahu laki laki yang ada di didepannya dengan keras "kaca spion jangan di salah gunakan"

Auriga segera mengambil jaket di dalam tas lelakinya ini, jujur auriga sangat kaget dengan kondisi isi tas jeffrey "ngak bawa buku?"

"ada ko satu"

"tempat pensil?"

"ada tuh pulpen satu"

"niat sekolah ngak mas jemet"

"ngak, cuma ini syarat untuk bertahan hidup" ucapnya menghentikan motor vespa di depan gerbang gadis smp-nya ini.

"bisa mati di tangan ibu kalo gue ngak sekolah, masalah niat. Ada ko kadang, tapi suka ilang ilangan" ocehnya menatap mata auriga yang sudah berdiri disamping motor dengan balutan jaket miliknya

"dasinya mana kak jeffrey?"

"males make, nyusahin"

"senin selasa harus bawa dasi pokoknya" ucap auriga tegas

"belajar yang bener ya gadis smp, nanti jeffrey kasih hadiah"

auriga langsung memasuki kelasnya dan di sambut pertanyaan pertanyaan dari dua manusia nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

eridanus-pegasus=/JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang