05

9 4 2
                                    


Happy reading
.
.

.
.
.
.
.

Jimin langsung duduk ditempat kemudi didalam mobil milik Taehyung. Jimin sudah biasa seperti ini, lagipula Jimin tahu kakak beradik itu keras kepala, apalagi disuruh menyetir mobil. Jimin mulai mengarahkan mobilnya kearah kantor mereka.

" Sejak kapan kau dekat dengan penulis itu Jim ? Terlihat dari caranya yang selalu menegakkan badannya dan sesekali memegangi belakang lehernya " ucap Taehyung.

" Lalu ?" Tanya Jimin yang masih fokus pada jalanan.

" Jangan dekat-dekat dengan gadis itu !"

" Kau tidak bisa seenaknya melarangku melalukan apa yang aku mau "

" Kau menyukainya ?" Jikim mulai menambah kecepatan.

" Itu buka urusanmu "

" Aku tidak terlalu yakin, tapi...." Mobil mereka telah memasuki gerbang kantor.

" Dia memiliki hubungan dengan kasus kita "

Ciiiiiiitttt.....

Jimin langsung mengijak rem setelah mendengar ucapa Taehyung.

" Apapun yang terjadi, biarkan masalah gadis itu menjadi urusanku " kata Jimin sebelum keluar mobil dan meninggalkan mobil itu begitu saja.

" Jungkook parkirkan mobil ini dengan benar " ucap Taehyung mengikuti apa yang Jimin lakukan. Jungkook hanya bisa mengikuti perintah hyungnya itu. Jimin  datang ketempat duduknya dengan ekspresi marah. Tak beberapa lama Taehyung datang.

" Ada apa dengan kalian ?" Tanya Hoseok.

" Tidak ada hyung " jawab Taehyung.

" Dimana Jungkook ?"

" Sebentar lagi juga datang, itu dia "

" Pagi Hoseok hyung !" Sapa Jungkook.

" Pagi... Hm guys! Inspektur Daehyun memberikan kita tugas" ucap Hoseok

" Hahh!? Pembunuhan ini saja belum selesai dan sudah ada tugas lain " keluh Jungkook.

" Ini kasus bunub diri, kita harus datang kesana "

" Sekarang hyung ?"

" Tentu saja. Jimin kau yang menyetir !" Perintah Hoseok.

" Iya " jawab Jimin.

Mereka pergi dengam menaiki mobil polisi menuju rumah Luca, gadis yang dilaporkan tewas bunuh diri. Setelah sampai Jimin dan temannya menuju kekamar Luca melewati beberapa polisi yang sedang berlalu lalang mencari bukti. Tubuh Luca masih tergantung ditengah ruangan. Taehyung sedang berkeliling dan memeriksa sesuatu atau barang Luca. Jimin masih memperhatihan tubub Luca. Jimin melihat laptoo yang diduga milik Luca menyala, Jungkook berusaha menenangkan kedua orang tua Luca.

" Pembunuhan " ucap Taehyung tepat disamping Jimin.

" Aku tidak menemukan bukti jika ini adalah pembunuhan, dia bunuh diri dan laptopnya ada bebe......." Jimin terkejut.

" Taehyung, kau yang membuka paswordnya ?" Timpal Jimin. Taehyung mengangguk.

Woozi dan timnya datang dan mulai memeriksa. Tim forensik mimindahkan tubuh Luca kedalam kantong mayat. Jimin mulai mulai memeriksa laptop Luca dan mulai membaca pesan maupun komentar media sosial milik Luca, sampai Jimim mendengar suara Woozi.

" Ini racun " kata Woozi yang sedang berjongkok di samping mayat Luca bersama Jungkook dengan mulut Luca yang sedari tadi terbuka dan buih-buih putih keluar serta bau menyengat dari dalam mulutnya.

" Aku menemukan ini di tas sekolahnya dan baunya aneh !" Taehyung memberikan botol itu kepada Woozi setelah ia memeriksa isi tas Luca. Tangannya membuka dan mencium pelan baunya. Woozi terlihat Berfikir.

" Aku tahu racun ini " Woozi mengatakan racun itu sedikit berbahaya.

Namun sering digunakan dalam kasus pembunuhan karna lebih mudah di dapat. Racun itu dapat menyebabkan kelumpuhan sementara beberapa organ tubuh, tapi bisa mematikan jika dosisnya berlebihan.

" Dan berapa lama racun ini bekerja? Sepuluh menit ?" Taehyung bertanya rendah.

" Lebih tepatnya 15 menit " Woozi kembali memeriksa mayat Luca. Sedangkan Jimin terus memprhatikan gelagat Taehyung yang mulai berubah. Tangannya mulai mengepal erat, otot dilehernya mulai membesar. Woozi dan Jungkook mulai memperhatikan tingkah Taehyung dan menyatukan pikiran.

Jangan bilang dia..

Brukkkk....











.
.














Budayakan vote gays. Komen kalian juga sangat berharga bagiku

Who Was The Killer And KilledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang