06.

9 6 2
                                    

.
.
.
Brukkk.....

.
.

" HYUNG BODOH! KENAPA KAU MINUM RACUNNYA !!!" teriak Jungkook panik. Seketika kamar menjadi heboh.
.
.
.

Sekarang Jimin sedang berada dirumah sakit bersama rekan lainnya, menunggu Taehyung yang sedang diperiksa. Dokter bilang Taehyung mengalami kelumpuhan total pada tubuh bagian kanan namun dia beruntung tidak sampai koma. Jimin dan yang lain sudah berdiri melingkari tempat dimana Taehyung berbaring.

" Kalau ingin bunuh diri bilang dulu padaku hyung agar aku bisa membantumu. Sungguh kau membuatku khawatir. Awwww....!!" Ucap Jungkook disertai ringisan, pasalnya Jimin memukul kepala Jungkook.

" Mulutmu !" Ucap Jimin.

" Maaf !" Ucap Taehyung sambil mengelus kepala adiknya.

" Tenanglah Jungkook, orang bodoh akan sulit mati. Bersyukurlah tadi tidak ada media yang ikut dalam penyelidikan, sehingga tidak akan ada berita utama tentang seorang polisi mati setelah mencicipi racun. Aku yakin seluruh polisi dikota ini akan malu karena berita bodoh itu !" Ucap Hoseok sedikit menahan emosi. Jungkook menatap Hoseok dengan tatapan malas.

" Jadi apa yang kau dapat ?" Tanya Hoseok to the point.

" Luca anaknya rapi sekali " Taehyung mencoba duduk dari baringnya walau sulit.

" Dia mengatur semua bukunya sesuai adjad, pakaian dilemari ditata dengan sempurna. Dia begitu rajin mengategorikan warna hingga jika kalian membuka lemari pakaian maka akan tampak dirinya memisahkan baju sesuai model dan warnanya " Taehyung menatap kosong kearah depan. Kebiasaannya menggali informasi dari otaknya.

" Kata sandi disetiap gadgetnya sama, ulang tahun kedua orang tuanya. Dia sangat menyayangi irang tuanya. Terlihat dari foto orang tua yang ia pajang di meja belajarnya. Luca juga orang yang sangat perfeksionis, begitu terlihat dari bagaimana dia melukis dindingnya berkali kali hingha menciptakan lukisan yang sempurna. Aku sedikit mengupas dindingnya dengan kunci mobil dan mendapatkan fakta itu. Akan tetapi..__" suara Taehyung berhenti dan menatap kearah Jimin. Jimin menghela nafas.

" Dia ditindas. Penindasan lewat dunia maya. Cyber bullying. Luca mendapat pesan ataupun komentar yang berisi cacian ataupun sumpah serapah agar ia tidak datang kesekolah hingga hilang dari dunia ini. Dan penindasan itu hampir ditemukan di seluruh akunnya " jelas Jimin.

" Dia juga mengalami penindasan fisik " tambah Taehyung membuat orang lain merasa bingung.

" Maksudmu ?" Tanya Hoseok.

" Apa kalian tidak memperhatikan seragam sekolah Luca yang digantung di belakang pintu ?" Ketiga teman Taehyung menggeleng.

" Terlalu banyak bekas jahitan dan warnanya begitu kusam. Kalian bisa lihat tas bermerek milik Luca, tas itu keluaran sebulan yang lalu tapi sudah begitu kotor "

" Itu wajar. Dia hanyalah anak SMA " potong Hoseok.

" Tidak hyung! Luca adalah anak yang perfeksionis, rapi, dan teratur. Dia adalah tipe manusia yang mungkin memiliki baju dari 10 tahun yang lalu. Tapi seragamnya, tasnya... Aku membuka tasnya dan melihat beberapa bukunya yang hancur serta sebagian terbakar. Disaat itu juga aku menemukan botol berisi racun. Ada yang aneh dengan....."

Kriiinng...kriiinng.!!!

Semua orang melirik kearah Jimin dengan tatapan seakan mengatakan *DASAR HANDPHONE SIALAN* yang dijawab dengan senyum dari Jimin.

" Hallo Woozi.. bagaimana hasil otopsinya ?" Tanya Jimin.

" Kau harus datang kesini sekarang, aku akan menjelaskannya jika kau sudah kemari !" Jimin menutup panggilan itu dan menatap kearah Hoseok, seakan faham Hoseok langsung mengangguk cepat. Baru saja mereka berbalik badan Taehyung tiba-tiba memanggil.

" Jangan lupa bertanya bagaimana Luca mati !" Ucap Taehyung membuat semuanya bingung. Bukankah dia mati bunuh diri? Tapi entahlah. Jimin dan Hoseok segera pergi menemui Woozi.

.
.

Sampailah mereka berdua dan segera menghampiri Woozi. Sekarang mereka bertiga berada disamping mayat Luca.

" Aku menemukan beberapa fakta disini " ucap Woozi seraya memakai sarung tangan khusus dan mulai mengangkat kepala Luca.

" Mengikuti perkataan Taehyugn, ternyata memang benar ada keanehan dalam kematian Luca dan caranya mati " ucap Woozi dengan wajah serius.

" Kalian bisa melihat sati bintik merah dibagian belakang kepalanya ?" Woozi mengibaskan rambut hitam lebat milik Luca keatas dan mengangkat kepala mayat perempuam itu.

" Iya kami melihatnya " jawab Jimin membuat Woozi kembali meletakkan kepala itu.

" Racun itu disuntik dibagian belakangnya. Luca tidak meminum racun itu "

" Berbicara soal kematian, diprediksi waktu kematian Luca adalah 13 jam yang lalu, namun Luca digantung oleh si pembunuh sekitar jam 4 pagi "

" Apa pembunuh itu tahu Luca dirumah sendiri ?" Tanya Jimin.

" Kurasa ini pembunuhan berencana. Si pembunuh bisa jadi orang yang sangat dekat dengan Luca hingga mengetahui orang tua Luca tidak ada dirumah, atau si pembunuh tidak tahu soal itu. Mengingat dia mengatur mayat Luca di pagi buta, sudah jelas dia tidak ingin pemilik rumah ataupun orang sekitar tahu " jelas Hoseok.

" Kurasa kita harus kesekolah Luca untuk mencari tahu siapa yang menindasnya !" Ucap Jimin.

" Soal kain yang digunakan untuk pembunuhan ini maupun botol minuman, aku tidak menemukan sidik jari atau bukti apapun yang mengarah pada pembunun itu " ucap Woozi sambil menutup mayat Luca.

" Jimin besok saja kita kesekolah Luca sambil menunggu Taehyung pulih " ucap Hoseok. Jimin hanya menurut saja karna memang Taehyung penting untuk memecahkan kasus ini.

" Kalau begitu aku mau pulang hyung !" Ucap Jimin.

.
.

Jimin pulang ke apartementnya dengan perut yang kelaparan. Sesampainya di apartement tidak sengaja Jimin berpapasan dengan Luci.

" Hai Jimin !" Sapa Luci.

" Hai..."

" Baru pulang ?"

" Iya hari ini sungguh melelahkan. Kau sendiri mau kemana ?" Tanya Jimin.

" Hmm.. hanya ingin ke minimarket depan untuk membeli sesuatu, ada apa ?"

" Tidak ada, hanya bertanya "

" Oh begitu " ucap Luci sambil melangkah meninggalkan Jimin.

" Luci....!" Panggil Jimin. Merasa namanya dipanggil Luci menoleh kearah Jimin.

" Maukah kau memasakkanku makanan ?" Tanya Jimin was was.

" Hmm....... Boleh!! Ayo keapartementmu " jawab Luci.

" Kenapa tidak diapartementmu ?" Tanya Jimin.

" Aku belum beli apapun untuk makan ataupun dimasak, aku berencana keminimarket tadi untuk membeli bahan makanan. Tapi rezeki datang tiba-tiba"

" Oww.. okelah ayo kita ke apartementku "

Luci dan Jimim masuk kedalam dan Luci mulai berkutat di dapur. Jimin hajya duduk dan memperhatikan apa yang dilakukan Luci.

apakah ucapan Taehyung benar? Bagaimana aku harus membuktikannya ? • batin Jimin.

.
.






.
.








Budayakan Vote ya.
Maaf jika banyak Typo..

Who Was The Killer And KilledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang