Bab. 10 Insiden sepatu cinderella

385 55 8
                                    

Andara menarik napas sepanjang-panjangnya. Baginya kejadian kemarin benar-benar telah menghancurkan harga diri yang selama ini telah berusaha ia jaga. Gadis mungil itu benar-benar menyesali kerakusannya.

Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Tidak mungkin Shota mau meliriknya lagi. Sepanjang yang ia ketahui, pria Jepang sangat menyukai gadis yang anggun dan tahu tata krama.

"Why are you here?" tanya Esqa mengejutkan lamunan Andara.

Gadis itu menunduk. Wajahnya putus asa.

"Is it about cinta lagi?" goda Esqa.

Andara mengangguk lemah.

"Did you do something stupid?".

Tangan Andara menepuk pundak Esqa dengan sekuat tenaga. Ia kemudian mengangguk berulang kali, menunjukkan wajah penyesalannya.

"What did you do?" tanya Esqa yang membuat pertahanan Andara jebol. Gadis itu kemudian menceritakan tragedi kentut di area tangga darurat.

Tawa Esqa meledak. Pria Malaysia itu tidak kuat menahan tawa. Ia tidak percaya jika koleganya itu cukup bodoh untuk mempertontonkan aibnya di depan para pria idola kantor.

"Ga usah keras-keras" protes Andara sebal. Ia menyesal telah menceritakan tragedi hidupnya kepada Esqa.

"Awak funny! I wonder whether you can get a boyfriend" tukas Esqa terpingkal-pingkal.

Mendengar komentar Esqa, Andara pun berdiri. Ia lalu mengejar Esqa sambil mendumel kesal.

"Hahaha... you can't catch me". Esqa berlari menghindari kejaran Andara. Ia memutari pilar-pilar kantor sambil mengejek sang kolega. Kesal akan tingkah laku Esqa, Andara pun menyiapkan senjata pamungkasnya.

"Mati kamu" teriak gadis itu sambil mengangkat sepatunya tinggi-tinggi.

PLAK!

Sepatu kulit Andara pun melayang.

Dan lagi-lagi, gadis itu harus berurusan dengan salah satu dengan pria terkece di kantornya.

"Mati..." gumam Andara panik. Sepatu cokelatnya itu tanpa sengaja mengenai kepala Sakamoto yang tengah melintas.

Pria itu melirik ke kiri dan kanan untuk mencari siapa pemilik dari sepatu yang tiba-tiba melayang ke kepalanya. Salah satu staf Sakamoto langsung mengambil sepatu tersebut dan berlari ke belakang untuk mencari pemilik sepatu itu.

Andara yang panik buru-buru berlari ke belakang pilar. Ia segera melepas sepatunya yang lain dan menyembunyikannya di dalam tong sampah terdekat. Gadis itu berlari ke area tangga darurat dan bersembunyi di balik pintu.

Indera pendengaran Andara menangkap pembicaraan singkat yang terjadi di antara kedua staf Sakamoto.
"Kita harus waspada... ancaman pembunuhan itu tidak main-main...".

"Ancaman pembunuhan?" gumam Andara penasaran. Ia berharap dapat mengetahui lebih detil mengenai isi pembicaraan staf-staf ST Technologies tersebut. Gadis itu melihat ke arah kedua kakinya yang hanya dilapisi kaos kaki bergambar kucing.

"Kalau gue keluar sekarang... ketahuan dong... gue yang lempar sepatu itu ke doski...".

Andara gusar. Apa yang harus ia lakukan?

Tangan kecil Andara merogoh saku kantung jasnya. "Tidak ada cara lain, gue harus hubungin Esqa..." bisiknya yakin.

Beberapa menit kemudian, ia sudah terhubung dengan Esqa yang rupanya masih berdiri di koridor terluar.

"What? You want me to bring your shoes to the emergency exit routes?".

"Ssst.... are you kidding me! Don't speak english, la! They will understand... Pake bahasa aja napa!" bisik Andara panik. Ia khawatir ada seseorang yang mendengar pembicaraan mereka berdua.

You Can't (できないこと)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang