Bab 13. Dihotelkan

322 44 20
                                    

Tiga minggu berlalu.

Andara semakin yakin jika Shota tidak memiliki perasaan khusus untuknya.

Lihat saja inbox teleponnya.

Hanya penuh dengan pesan narsis Ezqa. Pria itu tengah gandrung memasak. Setiap hari ia selalu mengunduh foto masakannya di akun sosial media. Berhubung Andara tidak aktif di dunia maya, mau tidak mau Esqa pun mengirimkan foto secara rutin untuk sang sahabat.

"Ngapain sih? Gue kan sekarang di sebelah lo. Tunjukkin aja fotonya. Atau lo print tiap minggu. Kasih ke gue. Kalau gini kan jadinya naas. Nih liat , inbox gue cuma elu ama nyokap."

Esqa tertawa. Menurutnya Andara kurang agresif. Seharusnya gadis itu berani menanyakan kepastian pada Shota.

"Ngarang!" omel Andara. Ia pun mencubit lengan Esqa yang berbulu.

"Heh, kalian. Dipanggil Miss Watanabe tuh!" seru salah seorang staf.

Andara dan Esqa saling menatap. Ada apa gerangan? Tidak biasanya Miss Watanabe memanggil mereka berdua secara bersamaan.

Esqa mendorong punggung Andara. Ia khawatir jika Miss Watanabe menghukumnya untuk pulang ke kampung halaman.

"You chicken. Harusnya laki-laki yang maju di depan!" bisik Andara.

Esqa menggeleng. Ia lebih baik dipanggil sebagai ayam seumur hidup daripada harus pulang ke Malaysia sebelum kontraknya usai. Esqa tidak peduli dengan harga dirinya lagi. Ia lebih khawatir dengan harga cicilan rumah yang harus dibayarnya di Malaysia.

Pria berjanggut itu mengintip dari balik jendela. Wajah Miss Watanabe yang kusut membuatnya ragu untuk masuk. "Nampak marah."

Andara mengetuk pintu tiga kali. Kakinya gemetar. Ia tidak tahu apa salahnya tapi yang jelas wajah horor sang bos membuatnya keder.

"Hei kalian berdua. Gawat ini!"

Esqa memejamkan mata. Ia tidak berani mendengar suara Miss Watanabe yang mulai melengking seperti harpa rusak.

Miss Watanabe menyalakan rekaman video. Jarinya yang dipercantik kuku-kuku palsu berwarna nila itu memainkan remote video dengan lincah.

"Kamu sudah dengar berita hari ini?"

"Berita apa?"

"Virus aneh dari Cina."

"Wuhan?" tanya Andara.

"Ya semakin merebak. Aku khawatir minggu depan kita akan lockdown." Wajah Miss Watanabe semakin kusut. Ia takut jika proyek alat translasi digital mereka harus tertunda peluncurannya. Terlebih lagi bagaimana mereka bisa mengirim tim marketing ke Asia Tenggara jika virus ini merebak ke seluruh dunia?

Bangkrut.

Hanya itu yang ada di pikiran Miss Watanabe.

Jika ST Technologies sampai bangkrut, rusak rencananya untuk menjadi pasangan hidup Maruyama atau Sakamoto.

"Kita harus bergerak cepat. Sebelum lockdown terjadi, kita harus menyelesaikan seluruh urusan kita."

"Kita?" tanya Andara polos.

"Ya, kita. Masa saya?!" omel wanita cantik itu.

"Baik, saya mengerti," ujar Esqa sambil berlari ke pintu ruang rapat.

"Hei, kamu mau kemana?" tanya Miss Watanabe.

"Lah, Ibu tadi bilang kita harus bergerak cepat."

Miss Watanabe mengomel tanpa henti. "Memangnya kamu tahu mau melakukan apa? Saya kan belum memberikan instruksi!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Can't (できないこと)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang