Bab 11. His Confession

270 44 10
                                    

Mana suaranya yang kangen sama kegokilan Andara dan Esqa?

Vomentnya yaa.......


Andara berjalan dengan linglung. Pikirannya resah. Tadi pagi ia tanpa sengaja melihat sosok Shota dari jauh. Pria tampan itu tengah berbicara dengan seorang gadis yang baru dilihat Andara. Mereka berjalan berdua sambil membawa dokumen. Shota tersenyum, manis sekali sehingga membuat Andara hilang akal.

"Apakah mereka.... jadian? Atau sedang dalam pendekatan?" perasaan Andara sungguh tidak enak. Gadis dengan rambut berwarna cokelat tua itu terlihat sangat cantik. Wajahnya tirus menarik. Andara membandingkan dirinya dengan gadis itu. Mereka memang sama-sama kurus, tapi kurus Andara lebih seperti orang kurang gizi.

Andara menatap pantulan bayangannya dari balik kaca mobil yang terparkir di bahu jalan.

"Ini muka atau lap pel? Kucel bener..." ucapnya lesu.

Andara menemukan dua kotoran mata besar yang bertengger di sudut mata. Ia mencoba membersihkan kotoran tersebut. Namun, entah kenapa tekstur kotoran matanya sedikit keras. Gadis itu pun menggunakan air ludahnya untuk melunakkan kotoran itu.
"Ini belek, nantang gue ya!" umpatnya kesal.

Gadis itu pasti tidak menyangka, jika siang itu adalah hari dimana kesialan kembali menyapanya.

Tanpa diduganya, kaca mobil itu perlahan-lahan turun. "Pagi, Dara Chan" sapa pria di balik jendela mobil.

"Aaaa... Sakamoto san, ohayou gozaimasu" balas Andara dalam bahasa Jepang. Wajah gadis itu memerah. Ia tidak tahu jika mobil yang terparkir di depan bangunannya adalah milik Sakamoto!

Pria itu tersenyum. Ia menyerahkan selembar sapu tangan ke tangan Andara.

Gadis itu tidak tahu bagaimana ia harus mengartikan senyum Sakamoto. Tidak mungkin itu hanya senyum basa basi, pikirnya.

Sebenarnya Andara tidak tahu harus melakukan apa. Otaknya belum siap untuk menganalisa alasan di balik tindakan Sakamoto yang berbaik hati memberinya sebuah sapu tangan.

"Apa belek gue tadi ya? Disuruh bersihin pake ini?" duga Andara yang kepolosannya di atas rata-rata manusia biasa.

Ia pun teringat dengan nasehat Esqa, mr. sotoy of the year yang ia kenal.

"Di jepun, kita harus taat kepada bos kita....itu culture mereka... ".

Masa iya sih? gumamnya tidak yakin.

Andara buru-buru mengambil sapu tangan itu.

Ia mengangguk dan cepat-cepat menggunakan sapu tangan itu untuk membersihkan kotoran mata yang tersisa.

Wajah Sakamoto berubah pucat. Ia terlihat terkejut.

Perasaan Andara mulai tidak enak. Ia yakin bahwa dirinya baru saja melakukan sebuah kesalahan fatal.

Dugaan Andara tidak salah. Sakamoto berdehem pelan.

"Maksudku... itu punya Watanabe san... tadi ia buru-buru keluar dari mobil ini. Aku harus pergi ke pabrik yang lain dan tidak punya waktu untuk menyerahkan sapu tangan itu".

Dunia seperti runtuh.

Andara buru-buru melirik ke arah sapu tangan berwarna putih gading itu. Bordiran  apik di sepanjang pinggiran saputangan mengindikasikan bahwa harga barang tersebut tidak murah. Lutut Andara lemas saat melihat merk yang tertera di saputangan itu.

SWATOW.

"Sial.... ini kan sapu tangan yang sebijinya bisa seharga satu juta. Mana punya Watanabe San pula...." sesalnya melihat kotoran mata yang bertengger di sela-sela sudut saputangan.

You Can't (できないこと)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang