awan sudah menjingga. bel pulang sekolah baru aja bunyi. hyejin tengah membereskan buku-bukunya untuk segera pulang.
"tadi aku dipanggil keruang guru. jadi, kamu mau pulang duluan atau nunggu aku?" jaemin bertanya disela ia memasukkan buku kedalam tas.
"lama ngga?"
jaemin membuat gestur berpikir. "lima menit mungkin,"
"aku nunggu aja deh. aku tunggu kamu di parkiran ya,"
jaemin membuat oke menggunakan tangannya. "nih biar kamu ngga gabut," ia memberikan handphonenya pada hyejin.
hyejin sumringah, sambil nerima pemberian jaemin dan berjalan menuju parkiran sekolahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sekarang hyejin sedang duduk dikursi panjang dekat parkiran sekolahnya. menunggu jaemin sambil main cooking mama.
"DOR!"
"ga kaget? keren juga lu," si pelaku yang menggagetkan hyejin tapi gagal itu duduk disamping hyejin.
"anjir cooking mama mulu. ga bosen lu?"
"ga,"
"eh tunggu. itu handphone jaemin bukan si?"
"hm,"
"kenapa lu main game di handphone jaemin mulu? wah gua curiga. jangan-jangan lu ga punya handphone?!"
"kenapa si nanya mulu?"
"suka aja," kata renjun santai sembari merentangkan kedua tangannya diatas senderan kursi kayu. minta banget ditampol.
detik berikutnya mereka sama-sama diam. tapi tak lama, renjun kembali bersuara.
"lu gembel ya?"
watdehell?! apa coba maksut ni bocah ngomong gitu.
"lu ngatain gua gembel? kalo gua gembel kenapa? bahkan kalo gembel itu bikin lu ngga ganggu gua terus, gua malah berdoa biar jadi gembel,"
hyejin mengangkat kedua tangannya kedepan.
"YA TUHAN, JIKA GEMBEL MEMBUAT RENJUN INI TIDAK MENGGANGU SAYA LAGI, BUATLAH HAMBA JADI GEMBEL YA TUHAN," hyejin menatap sinis renjun kemudian duduk dengan jarak menjauhi renjun.
"pertanyaan gua salah ngga si?" tanya renjun yang memang kelebihan aneh.
"pikir aja sendiri. dikasih otak masa ga digunain,"
renjun cuma nelen ludah denger ucapan hyejin.
tiba-tiba hyejin jadi ga semangat main cooking mama. dia taro handphone jaemin disamping dia duduk. tangannya bergerak ngusap air mata yang keluar lewat matanya. hyejin nangis.
"eh? lu nangis?" renjun panik.
hiks hiks.
"gara-gara gua? eh maap," renjun bingung harus berbuat apa.
"bukan karna lu,"
"trus? kenapa lu nangis anjir?" renjun tiba-tiba kesel.
"gua takut jadi gembel beneran," hyejin si bocah imut dengan gaya menangisnya seperti marmut.
iya marmut. marmut abis kecebur got.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
