"Selamat pagi Pak Lee!" Ara menyapa Pak Lee -teman pertama Ara di Korea- yang sedang duduk di kursi khusus tamu yang tersedia dia kantor itu.
"Oh, pagi juga Ara. Gimana, keterima gak kerjanya?"
"Keterima dong Pak!" Ara sangat bangga pada dirinya.
"Syukurlah kalo begitu. Oh, iya. Pulang nanti kamu mau mampir ke rumah saya gak? Ada yang mau saya tunjukin ke kamu," Pak Lee membuka topinya.
"Nunjukin apa Pak?" Ara duduk di bangku sebelah Pak Lee duduk.
"Ada deh. Kamu mau dateng gak?"
"Tapi saya gak tau rumah bapak," Ara menggaruk kepalanya.
"Ya kan kamu saya anter. Pulang bareng,"
"Eoh?" Ara membulatkan matanya. Ia terkejut bukan karena ucapan Pak Lee. Tapi karena melihat laki-laki yang baru saja masuk dari pintu utama.
"Ra? Kamu ngeliatin apa sih?" Pak Lee menoleh ke arah pandangan Ara. "Oh, itu namanya Namjoon." Ucapnya singkat.
"Ya saya juga tau kali pak kalo dia namanya Kim Namjoon. Kan saya ARMY," Ara mengerutkan keningnya.
"Oh. Saya gak tau kalo kamu ARMY. Kamu suka sama dia?"
"Nge-fans," Ara mengoreksi kata 'suka' yang barusan Pak Lee ucap.
"Nah iya, nge-fans," Pak Lee dan Ara menatap Namjoon yang berjalan di depan mereka. 'Sumpah lebih ganteng dari yang aku kira' batin Ara ketika Namjoon melintas tepat di depan Ara.
"Ara!" Suara itu terdengar tidak asing di telinga Ara. Tapi dia lupa, siapa pemilik suara ini? Ara pun menoleh dan melupakan pikirannya tentang Namjoon.
"Oh! Pak Seok?" Gumamnya.
"Time to work Ra. Saya pergi dulu ya," Pak Lee pamit.
"Come with me. You have to do this work," ucapnya tersengal karena ia berlari.
"Yes sir!" Jawab Ara tegas.
***
"Pak Seok. Yang bener aja, masa' saya disuruh masak?" Ara protes setelah Pak Seok menyuruh Ara memasak satu porsi makanan berkarbohidrat, sepiring makanan pencuci mulut, dan segelas minuman segar.
"Bapak belom sarapan?" Ara kembali bertanya. Mereka masih menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi satu sama lain.
"Saya cuman ngetes kemampuan kamu Ra," jawabnya lembut.
"Tapi saya kan karyawan pak. Masa karyawan suruh masak? Bukannya saya harus belajar tentang tata rias ya?" Ara kembali protes.
"Kamu udah jago disitu. Sekarang tinggal yang terakhir, yaitu masak. Gimana kamu mau kerja kalo gak bisa masak?" Pak Seok masih sibuk mencatat coret kertas yang ada di tangannya.
"Saya akan minta Pak Lee untuk nemenin kamu masak di pantry," lanjutnya dan kini ia menatap Ara dengan tatapan tak berdosa.
***
"Wihhh, jago juga kamu masak Ra," Pak Lee menyenderkan badannya di tembok dekat pintu sambil menyilangkan tangannya di dada.
"..." Ara hanya diam ketika memasak. Hari pertama kerja ia bekerja sangat tidak menyenangkan.
"Udahlah Ra, jangan ngambek terus. Pak Seok Emang kayak begitu orangnya. Tapi dia baik kok," raut wajahnya berubah.
Pak Lee yang menemani Ara selama ia memasak. Pak Lee kagum dengan atraksi yang Ara lakukan ketika ia memasak nasi goreng. Pak Lee memperhatikan setiap gerakan yang Ara lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 U
HumorSeorang remaja berusia 17 tahun yang berniat melanjutkan pendidikannya di Seoul dihadapi ujian hidup yang cukup berat. Ia mendapat pekerjaan sebagai asisten pribadi salah satu figur terkenal. Tapi, sebagai asisten pribadi BTS itu sulit. "Apa kamu m...