Silver 02 : Kecurigaan Pada Pemilik Chenqing Silver.

8.5K 949 120
                                    

Wuxian seakan tersiram hujan salju mendengar lelaki ini menyebutkan nama serulingnya. Ia seolah-olah merasakan gelembung aneh yang menggelegak di hatinya waktu lelaki ini menunujukan respon yang langka. Perasaan aneh juga merayapinya, seperti merasakan kehadiran orang yang menunggunya selama ini, ada di sini. Ia mendeham mengibarkan pemikiran ini dan menatap lelaki ini dengan dedikasi.

"Apa anda suka dengan nama Chenqing? Jika ia, saya tidak keberatan memakai nama itu?"

"Hm," sahut lelaki itu, masih menganalisis Chenqing Silver.

"Hm?"

Wuxian memiringkan kepalanya sedikit ke samping. Untuk memahami lelaki ini memang sulit, namun di masa lalu sudah terbiasa menghadapinya hingga melahirkan sedikit pemahaman.

"Baiklah. Karena anda suka nama itu, saya tidak keberaran menambahkan untuk nama belakangnya Chenqing Silver," ujarnya melanjutkan.

Ia entah mengapa ingin menuruti perkataan lelaki ini dengan baik, karena pada dasarnya lelaki ini memang orang baik dan lurus, mungkin sebab itu keinginan menuruti keluar dari mulutnya.

Sejak awal nama serulingnya memang Chenqing Silver, hanya saja tidak ingin menampakan nama lengkapnya dan lebih suka dengan nama singkat Silver.

"Hm," sahut lelaki itu lagi. Melihat Wuxian menggabungkan kedua kata itu menjadi Chenqing Silver, ia tiba-tiba merasa puas.

"Saya senang jika anda senang," balas Wei Wuxian. Ia sungguh bersusah payah menenangkan nada bicaranya saat menanggapinya, meskipun begitu sudut matanya mengukir tawaan yang mengejek.

Kemudian mengambil serulingnya kembali saat Wangji menyerahkannya dan ketika itu, pandangan mata Wangji tertangkap dalam matanya seperti pandangan nostalgia.

Satu alasan yang tidak mungkin Wuxian tahu, Wangji merasakan hatinya meleleh saat menyentuh serulingnya. Perasaan terpendam mengubur jiwanya sejak tiga belas tahun lalu, bangkit kembali setelah kematian orang yang mengisi kekosongan hatinya selama ini.

"HanGuang-Jun, junior anda sangat berbakat, saya memuji tentang itu. Saya jadi ingin tahu bagaimana didikan sekte anda hingga bisa menghasilkan cultivator muda seperti mereka."

"Seperti biasa," jawab Wangji tenang.

Seseorang menambahkan, "Tuan muda, jika anda ingin melihat cara didikan sekte Lan, anda sendiri bisa berkunjung."

Suara ini milik Lan junior Wangji, junior yang lepas tandas dan kurang sopan santun, Lan Jingyi.

"Apa iya, orang yang tidak punya kepentingan bisa berkunjung ke sana?" Wuxian bertanya untuk memastikan. Sebenarnya bertanya hanya ingin terlihat seperti orang asing yang tidak mengenali seluk beluk sekte Lan dari dalam. Dulu ia sering kali menghancurkan didikan itu, melanggar kedisiplinan dan mengajak orang lain untuk bergabung bersama. Ia memang orang yang ironis.

"Bisa. Tuan muda tidak perlu kawatir, kami akan membawa anda ke sana," tambah Jingyi

"Oh. Sepertinya menyenangkan," kata Wuxian yang berkata dengan selongsongan saja. Tanpa berpikir lebih lagi ia sudah menyesali perkataan barusan yang terjatuh tidak berguna, ia tidak berharap akan mengunjungi sekte Lan yang mengekang dalam ribuan peraturan. Sekarang tanpa sadar menelan salivanya sendiri, dan dengan peluh dingin mengangguk mengiyakan ajakan Jingyi.


---


Sekte Lan, dilingkup oleh awan abadi yang membungkus dengan temperaturnya yang halus. Di gerbangnya sudah bisa dilihat ada begitu banyak awan yang menutupi pandangan, terlihat seperti istananya para awan.

[END] ChenQing SilverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang