Silver 10 : Candaan Dan Ketulusan Yang Menyatu Dalam Godaan.

5.9K 721 79
                                    

Tepat sasaran. Wangji memang menyukainya dan sangat suka, jadinya ia malu dengan orang ini yang selalu membuatnya berdebar.

Dengan tidak adanya tanggapan Wangji, Wuxian meneruskan, "Lupakan ucapanku barusan, aku hanya bercanda dan memilih jawabannya secara acak. Maafkan aku. Ngomong-ngomong, Zhan-Er, bisa kamu balik lagi dan tolong bawakan aku pakaian ganti, karena tidak memungkinkan memakai jubahmu untuk pergi ke dalam. Mau, kan?"

Wangji tiba-tiba merunduk pasrah dengan ucapan Wuxian ini, yang semula ia menyangka Wuxian akan memberinya harapan pasti, tapi mengingat ucapan barusan, ia tersedak kecewa. Menenangkan pernafasan, ia mengangkat wajahnya lagi dan menyerahkan satu set pakaian ke Wuxian, "Aku sudah membawakannya," ucapnya pelan.

"Oh! Terimakasih," tutur Wuxian senang, kemudian cepat-cepat melepaskan jubah Wangji. Tapi sebelum sempat menyelesaikannya, Wangji lebih dahulu membelakanginya. Bibirnya berkedut sekali, "Bagus! Tetaplah seperti itu, bila enggan melihatku."

Ia tidak perlu memperoleh jawaban Wangji, dan seandainya bila Wangji menjawabnya mungkin hanyalah gumaman yang samar, ia tidak mengerti jawaban yang seperti itu.

Wuxian menyelesaikan acara berpakaiannya, berbicara lagi, "Sekarang tidak apa-apa, kamu tidak akan malu lagi melihatku yang seperti ini."

Kalimat yang keluar ini, mendorong Wangji untuk segera berbalik dan seketika, ia terpaku.

"Jadi bagaimana? Menarik?" Tanya Wuxian saat memandang Wangji yang tidak memutuskan pandangannya.

Wangji mengangguk.

"Dan orangnya?" Sambung Wuxian lagi.

"....."

Tidak ada jawaban yang keluar dari Wangji lagi, Wuxian mendecakan lidah, sungguh! Ia memiliki pemikiran lain, "Tuan muda kedua Lan, kamu tidak sedang melihat Lan juniormu, bukan?"

Pemikiran inilah yang melintas dan mengalahkan pertanyaan sebelumnya. Karena dilihat dari reaksi Wangji sekarang, ia pasti terlihat seperti junior Lan dan Wangji mengagumi itu.

Wangji tidak membantah pertanyaan ini, tapi lebih menyetujui karena Wuxian memiliki tubuh yang bagus saat pakaian Lan melekat di sana.

"Dan boleh aku memakai pita ini di dahiku?" Lanjut Wuxian. Ia menunjuk pita dahi Wangji yang ada di tangannya.

"Tidak!" Jawab Wangji.

"....."

Kemudian, Wangji mengambil pita itu dan menghaluskannya, segera melilitkannya di pergelangan tangan Wuxian sebagai aksesoris tangan.

"....."

"Zhar-Er, apa artinya 'tidak' bila kamu memasangkannya pada tanganku?"

"Pitanya terlihat cocok dipakaikan disana." Wangji menjawab dan menjelaskan dalam hati, "Karena di pasang di dahi akan menutup dahi indahmu."

Tapi, Wuxian seakan tahu apa yang Wangji jelaskan dalam hati dan menjawabnya secara sembrono, "Apa rupaku lebih bagus bila tanpa pita dahi?"

"....."

Wuxian semakin tidak tahu malu dari waktu ke waktu, Wangji jadi hilang kata-kata menanggapi pertanyaan demi pertanyaan yang tidak tahu malunya. Wangji lebih memilih diam dan pergi dari hadapannya.

Wuxian tertawa dan berkata dengan serius, "Jadi, kamu tidak mau mengajaku keluar sekte? Kamu tahu, aku ingin bermain-main dan mengunjungi tempat-tempat menarik. Bila kamu tidak mau, kamu memang orang yang pelit, Zhan-Er."

Wangji berhenti dan memandangi Wuxian lagi, "Kita tidak bisa meninggalkan sekte, bila Xiong Zhang dan tetua Lan tidak ada."

"Kemana tetua Lan?" Tanya Wuxian berkedip dan menyusul Wangji setelahnya.

[END] ChenQing SilverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang