e n a m

6.4K 322 10
                                    


"Mau kemana kamu?" Devon menghentikan langkahnya ketika mendengar suara papa dari belakang. Pemuda itu mendengus.

"Devon mau tinggal di mansion mama aja. Gak guna Devon tinggal di sini."

"Buat apa kamu ke sana? Lebih enak di sini kan? Fasilitas lengkap,banyak benda kesayangan kamu,WiFi selalu nyala. Kurang?" tanya papa Devon dengan nada sinis.

"Kurang...." Devon menjeda kalimatnya."Kurang perhatian."

Jantung Humam seperti ada yang menusuk secara tak kasat mata. Anaknya sendiri seperti itu. Memang salahnya.

Humam memandang punggung Devon yang sudah menjauh dari ruang tengah. Pria itu menghela napasnya berat.

Devon mengendarai motornya dengan sangat cepat. Sampai-sampai suara kenalpot motornya membuat orang sekitar marah-marah.

Devon memarkirkan motornya di sebuah bar. Bar milik temannya.

Sepuluh menit kemudian....


"Dev,udah ngapa. Gak sehat buat lo. Udah habis berapa lo?" tegur seorang pemuda yang merupakan teman Devon bernama Ardi.

Ardi bergidik ngeri menatap lima gelas kosong yang tergeletak di meja depan Devon. Ardi kenal Devon sejak lama,karena mamanya adalah teman mama Devon. Kalau ada masalah,Devon sering datang kemari.

"Nambah." dingin Devon menyodorkan gelas yang sudah kosong kepada Ardi. Yap! Orang tua Arti pemilik bar ini.

"Tapi...."

"Nambah gue bilang nambah!" bentak Devon kesal. Mata pemuda itu mulai sayup-sayup,dan nada bicaranya mulai ngelantur.

Terpaksa Ardi menuangkan vodka lagi ke gelas kecil yang ada ditangan Devon. Setelah itu Ardi duduk di hadapan Devon.

"Von,papa lo gak nyariin?"

"Gak." balas Devon singkat sambil meneguk vodka dikit demi sedikit. Ardi menghela napasnya.

"Vanya...ah,lo cantik banget." racau Devon tak sadar sembari menumpu kepalanya dengan tangan. Sudut bibir pemuda itu terangkat membentuk sebuah lengkungan yang jarang orang-orang lihat.

Vanya? Hati Ardi membatin. Ardi sudah lama mengenal Devon,tapi baru kali ini Devon menyebut nama cewek di depannya.

"Gue anterin pulang,Von?" tawar Ardi.

"Gak usah. Gue balik dulu,mau ketemu sama sayang gue." balas Devon ngelantur. Devon menarik jagetnya yang tersampir di kursi,dan meninggalkan bar.

"Kalau Devon kenapa-kenapa di jalan bahaya nih. Loh..ini kan ponselnya," Ardi mengambil benda pipih berwarna hitam.

Ardi mengotak atik ponsel milik Devon. Mencari nama Vanya di kontak WhatsApp-anya. Ketemu! Ardi segera mengetikkan sesuatu di sana.

••••

Nomor tak di kenal :
Ini Vanya?

Vanya menyergit bingung. Gadis itu tengah memandangi ponselnya,dan berbaring di atas kasur dengan guling sebagai temannya.

Vanya :
Siapa ya?

Tak lama kemudian,balasan masuk.

Nomor tak dikenal :
Ini saya Ardi,pakai ponselnya Devon tadi ketinggalan di bar. Saya minta tolong,cari Devon menuju mansion nya di jalan xxxx. Devon dalam keadaan mabuk soalnya. Takutnya nanti oleng saat naik motor

devanya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang