s e b e l a s

6.6K 279 8
                                    

Spesial part Deby sama Jonathan.

"Deby!! Oh Deby! Lo emang cantik buanget ya kan? Baik,dan tidak sombong. Eh satu lagi,dan rajin menabung. Deby!" Jonathan seperti orang kesetanan berteriak keras di depan Deby yang sedang membaca novel di kelas.

"Apaan sih lo. Gaje." kesal Deby. Gadis itu menatap Jonathan sengit. Yang ditatap tidak merasa bersalah,justru malah cengar-cengir kayak orang gila.

"Atuh Deby. Bidadarinya abuang Jonathan yang ganteng. Nyontek dong?"

Deby mengerutkan hidungnya. Bergidik ngeri menatap Jonathan yang dari tadi menaik-turunkan alisnya.

"Najis lo ngomong gitu! Gue gak buka plagiat jawaban." sinis Deby mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Jonathan.

Jonathan menelan ludah.

"Jangan gitu dong. Katanya Deby baik dan tidak pelit jawaban." melas Jonathan menyatukan telapak tangannya.

"Gak pernah bilang gitu." ketus Deby.

"By..Baby ..Eh,Deby maksudnya. Pliss. Kali ini aja ya. Nanti kalau gue dihukum gimana?" melas Jonathan memohon-mohon kepada Deby.

Baby? Jantung Deby sampai ingin meloncat dari dalam tubuh. Bagaimana bisa cowok terjahil di kelasnya bisa membuat jantung Deby disko?

"Iya iya gue bantuin." pasrah Deby.

"Alhamdulillah..rejeki anak Sholehah,eh Sholeh."

"Lo ngomong typo mulu perasaan." cibir Deby.

"Serah gue dong!" balas Jonathan tak santai.

"OKE GAK JADI GUE CONTEKI!MAMPUS LO MAMPUS!"

💐💐💐

Sesuai permintaan Devon,Vanya akan mengantar cowok yang resmi menjadi pacarnya itu ke bengkel. Vanya bahkan belum bisa menganggap Devon sebagai pacar karena cowok itu sama sekali tidak membuat hal-hal romantis seperti kebanyakan cowok zaman sekarang.

Tapi ya sudahlah. Lumayan pacaran sama cogan :v

Setelah dari bengkel mengambil motor,mobil yang suka antar-jemput Vanya pulang terlebih dahulu. Sudah pasti karena Devon.

"Lo ternyata posessive banget ya." ucap Vanya kepada Devon yang sedang mengendarai motor.

"Apa?!Gak denger!" teriak Devon agak keras karena tidak mendengar apa yang diucapkan Vanya. Terlebih mereka berada di jalan raya yang ramai.

"Gak!Gak jadi!" teriak Vanya.

"Oh."

Sampai di rumah Vanya....

Devon turun dari motor terlebih dahulu daripada Vanya. Walaupun sulit. Devon melepas helmnya. Lalu beralih memandang wajah cantik Vanya yang tertutup helm juga.

"Sini." dengan penuh kasih sayang Devon membantu Vanya melepas helm.

"Ma-makasih." gugup Vanya. Pandangan mata mereka bertemu. Vanya memilih memutuskannya terlebih dahulu.

"Mampus mobil daddy gue." Vanya memandang takut mobil berwarna silver yang baru saja masuk halaman rumah.

"Ayah lo?" tanya Devon.

devanya (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang