Teeet... Teeet... Teeet
"Sampai disini dulu pelajaran kali ini. Selamat siang"
"Siang bu"
Setelah Bu Yayuk keluar dari kelas.Murid-murid segera keluar dari kelas.
"Cha lo nanti pulang naik apa? " tanya Difa.
"Gue naik angkot"
"Bareng gue aja,yuk? " tawar Dera.
"Nggak usah ra, lagian rumah lo berlawanan sama rumah gue" tolak Frischa
"Sorry Cha,kali ini gue nggak bisa tebengin lo. Soalnya gue nggak bawa motor" ucap Via merasa bersalah."Udahlah Vi santai aja.Kan biasanya gue juga naik angkot"
Tak terasa mereka telah sampai di gerbang SMA BAKTI WIYATA. Banyak murid-murid yang berlalu lalang. Ntah itu menunggu jemputan atau menunggu kendaraan umum.
"Cha gue duluan, abang gue udah nunggu" ucap Via.
"Ok!"
Via berlalu menghampiri kakaknya. Sedangkan Dera sedang mengambil motor dan Difa sudah sejak tadi masuk kedalam bis.
Tiin.. Tiin..
"Cha lo beneran nggak mau bareng gue aja?"
"Nggak Ra!Gue nggak papa" tolak Frischa halus.
"Ah lo mah selalu kek gitu.Yaudah gue duluan! Bye"
"Ya! Hati-hati"
Dera hanya menganggukkan kepalanya. Lalu pergi meninggalkan area sekolah. Sedangkan Frischa masih termenung didepan pagar sekolah. Namun tak ada satu pun angkot yang lewat. Lalu ia memutuskan untuk menunggu angkot dihalte yang tidak jauh dari sekolah. Setelah lama menunggu akhirnya ada angkot lewat.
"Bang angkot bang!! "
Lalu Frischa masuk kedalam angkot itu. Dan ditengah-tengah perjalanan...
Doorrr...
Tiba-tiba ban angkot itu meletus. Sial..
Frischa turun dari angkot karena supirnya menyuruh semua penumpang untuk mencari angkutan lain. Dan Frischa berakhir jalan kaki. Untung saja jarak rumah Frischa sudah tak jau lagi.Jika tidak, mungkin dia sudah pingsan ditrotoar.
Sedang enak-enaknya jalan kaki, tiba-tiba ada yang mencolek bahunya. Setelah dia berbalik dan melihat siapa orang itu
Deg!!
Ternyata orang yang mencolek bahunya adalah preman komplek.Frischa takut, dia binggung ingin melakukan apa.Keringat dingin mulai bercucuran.Frischa takut,sangat takut.
"Hai cantik, sendirian aja?" tanya salah satu preman itu.
"Sini main sama abang" ucap satunya lagi sambil mencolek dagu Frischa. Frischa langsung menepis tangan itu.
"Ayo lah kita mojom disana" ucap preman itu sambil menarik tangan Frischa.
Frischa mencoba melepas tarikan itu dengan kasar. Rasanya ia ingin menangis saat ini juga.
"Wah kasar ternyata!! Yaudah kalo kamu kasar kita juga bisa kasar" kedua preman itu kembali menarik Frischa dan kali ini tarikannya lebih kasar dari sebelumnya.
"Tolong... Tolong... "
"Diem!! "
"Lepasin brengsek. Tolong... Tolong... Siapa pun tolo...emmpp eempp" tiba-tiba preman itu membekap mulut Frischa.
Air mata Frischa sudah bercucuran. Dia hanya berjarap ada orang yang bisa menolongnya.Dan...
Bugh!
Ada seseorang yang menolong Frischa
____________________________________
Vote and comment
.
.
.
.
.
.
.
Thank you😊
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGANTARA
Teen Fiction"Jika kau memutuskan untuk singgah" "Maka kau tak akan bisa pergi" ~REYGAN ARGANTARA