Two: Apa kesalahanku?

420 56 3
                                    


<Taehyung POV>

Apa dia akan senang ya? Aku hanya bisa membawa kue almond ini. Semoga saja dia senang.

Aku memencet bel rumahnya dengan berbunga.
"Lisa..Aku datang~"
Dia membuka pagar kayu rumahnya dan tersenyum padaku.
Aku bersumpah tak ada yang bisa menandinginya. Dia cantik seperti 1200 hari yang lalu aku memintanya disisiku.

Tapi.. ada apa dengan matanya?
Aku tahu dia tersenyum tapi..
"Taehyung oppa.. terimakasih kau sudah datang. Aku ingin mengatakan sesuatu."
Aku tetap melihat matanya yang sedang bergerak berusaha menghindariku.

"Katakan saja Lisa. Kau tak perlu sekaku itu. Kau tahu aku selalu mendengarkanmu."
Tangannya menyibakkan rambut ke belakang telinganya dan mengusap punggung tangannya.
Matanya coklatnya bergetar dan berusaha untuk menatapku.

"Kim Taehyung... kita.. berhenti disini saja. Aku tidak bisa.. maafkan aku."
Terlihat matanya yang memerah menahan tangis.
Dia melepas cincin putih di jemari manisnya dan menyelipkannya ke tanganku.

"Kenapa? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Aku tidak paham apa maksudmu Lisa. Jelaskan-"
Aku menangkup pipinya dan mencoba menatap matanya yang menghindariku dalam-dalam untuk membaca maksudnya.
Tapi tetap saja aku tidak mengerti.

Malam yang seharusnya indah itu berubah menjadi kelabu.
"Aku.. aku tidak bisa. A-aku.. tidak pernah mencintaimu. Semuanya sudah jelas Kim Taehyung. Biarkan aku pergi."
Dia melepas tanganku dan berbalik berjalan menjauhiku.

Seluruh syarafku terhenti.
Bahkan aku tidak mampu melihat bayangannya menghilang ke dalam rumah karena sembab yang muncul tiba-tiba.
Tidak. Laki-laki tidak boleh menangis seperti ini.

Aku berjalan terseok dengan kata yang masih terngiang dalam pikiranku, 'Aku tidak pernah mencintaimu'.
Lalu memori apa yang kita rajut selama ini?
Untuk apa tawa dan air mataku yang pernah kubagi bersamanya?

Apa yang pernah kulakukan?
Apa salahku?
Apakah hadiahku salah?
Bukankah suasananya sudah benar?
Mengapa?
Aku sungguh tidak mengerti..

Dimulai dari malam musim semi itu aku tidak pernah bisa menatap kepada gadis lain lagi.

***

<Wendy POV>

Disini.. Redup. Hangat. Nyaman.
Kuhabiskan setiap malamku menuangkan pikiran ke dalam lembaran itu.
Aku senang.
Tidak ada yang akan mengusikku disini. Hanya aku dan diriku.

Beberapa detik senyumnya muncul dalam pikiranku.
Aku tak bisa menahan basah air mata jatuh ke lembaranku.
Aku hanya ingin membuatnya bahagia walau aku tak bisa lagi melihat seberapa bahagianya ia.
Dekapan dan aromanya saat memeluk dan menggendongku dipenuhi keringat dan bumbu dapur.
Aku.. sungguh merindukannya.

Sehingga semua orang menaruh harapan kepadaku.
Aku khawatir. Sungguh.

Tetapi...

"Kenapa kau seperti ini Seungwan! Kau seharusnya lebih baik. Kau seharusnya seperti eonnimu. Sudah tahu kau tidak cantik bekerjalah lebih keras!"
Beberapa hal ini yang sering ku dengar dari orang yang bahkan tak memiliki hubungan darah denganku.

Aku tidak tahu apa salahku.

Padahal aku sudah melakukan yang terbaik. Tetap saja mereka merasa keringatku belum cukup.

Bahkan aku menanggalkan impianku hanya untuk mereka.
Aku, hanya dapat hidup bersembunyi di balik bayangan mereka.
Berpura-pura tersenyum agar appa tidak semakin terpuruk.

***

MAPS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang