"Kita akan kemana sebenarnya?" Ravenna yang sedari tadi menahan rasa penasarannya saat mereka mulai menjauh dari perkampungan dan malah menuju sebuah hutan lagi. Namun hutan kali ini berbeda. Terlihat lebih rindang dan.. menakutkan.
"Ke rumah-ku" jawab Jack.
"Rumah? Bukankah kau tinggal di gubuk tua itu?" Tanya Ravenna mengingat kembali.
Jack tersenyum miring dan lebih memilih tetap berjalan dan tidak menjawab pertanyaan Ravenna. Walau menakutkan namun banyak hal baru yang Ravenna temui di hutan itu. Termasuk kelinci yang memiliki taring..? Astaga itu sangat mengerikan. Berkali - kali Ravenna mengerutkan keningnya karena heran.
"Kemana saja kau selama ini?" Jack yang merasa sikap Ravenna berlebihan mulai bertanya padanya.
"Terkurung." Jawab Ravenna singkat dan sedikit menyindir.
"Oh, maaf aku melupakan fakta itu."
"Tidak masalah. Lagipula tidak ada yang mengenal bahkan mengetahui bahwa kedua putri The Darkness Kingdom masih hidup."
Mereka kembali menyusuri jalan setapak ditengah hutan. Terkadang Jack memangkas beberapa ranting pohon yang menghalangi jalan. Semakin berjalan kedalam hutan, udara terasa lebih dingin. Bulu kuduk Ravenna pun berdiri karena suhu dingin yang menyentuh kulit bahunya yang ter-ekspos.
"Kau kedinginan?" tanya Jack saat menyadari Ravenna berjalan dengan kedua tangan menyilang dan memegang kedua bahunya berharap agar bahunya menjadi hangat.
"Ya." Jawab Ravenna apa adanya. Dia memang kedinginan. Sudah sangat lama juga baginya untuk merasakan udara diluar dinding istana.
Jack memberikan lapisan baju terluar yang ia kenakan. Tidak setebal jaket, namun mampu menghangatkan Ravenna walau tidak seberapa.
"Terima kasih,"
"Bukan masalah besar," jawab Jack yang dibalas senyuman oleh Ravenna.
Keheningan pun terjadi lagi. Hanya ada suara alam, suara tapak kaki mereka, dan suara tebasan ranting. "Oh! Jack lihat! Ada Unicorn-" Ravenna terkesiap saat Jack tiba - tiba membungkam mulutnya dan memaksanya untuk berjongkok, lebih tepatnya bersembunyi dibalik rerumputam rindang.
"Shhh.. pelankan suaramu saat melihat Unicorn," ucap Jack.
"Tapi kenapa? lihat, hewan itu sangat cantik, Jack!" balas Ravenna namun dengan suara berbisik.
"Unicorn adalah kuda yang sensitif, Rav. Aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah mencari masalah dengan bangsa mereka," ujar Jack.
Ravenna menggeleng sambil mengerutkan alisnya, "Tidak. Mereka adalah hewan yang baik." Protesnya.
"Rav, percayalah padaku. Unicorn memang bukan makhluk jahat. NAMUN, itu hanya untuk bangsa peri. Mereka hanya akan tunduk pada mereka."
Ravenna menundukkan kepalanya dengan wajah sedih. Tapi mungkin semua akan berubah jika dia memaksa, toh dia Princess of the Darkness.
"Ya. Dan aku bukan peri. But I am The Darkness Princess." Ucap Ravenna sebelum berjalan mendahului Jack. Dengan percaya diri Ravenna mengucapkan hal itu, padahal dia saja tidak tahu sampai mana batas kekuatannya.
Dengan perasaan campur aduk, Jack kembali mengikuti Ravenna dalam diam. Mereka menyusuri jalan setapak yang ada di hutan rindang nan menyeramkan itu. Beberapa makhluk yang masih terasa aneh serta asing berhasil menangkap pandangan Ravenna dan membuatnya bersemangat untuk menjelajah dunia di luar sana.
Bertahun - tahun dia dikurung di istana dan sekaranglah saatnya untuk meraih kebebasan yang ia nanti - nantikan. Beruntung dia bertemu dengan Jack. Pria asing yang untuk sementara ini bisa dia percaya.
"Jadi, apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Jack memecah keheningan.
"Tidak tahu. Mengikutimu, mungkin." Jawab Ravenna asal. Jack mengerutkan dahinya.
"Oh, tentu saja aku tidak bisa membiarkan seorang gadis selalu mengikutiku kemanapun." Ucap Jack dengan sedikit mengejek dan kecewa.
"Memangnya kenapa? Kamu sudah menikah Jack?"
Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulut Ravenna membuat Jack terdiam. Dan mampu memberikan efek "Ups!" pada batin Ravenna.
"Jack?"
"..."
"Oh, oke maafkan aku. Aku tidak bisa mengontrol mulutku" Ujar Ravenna saat dirasa Jack tidak nyaman dengan pertanyaannya.
"Tentu saja nyawaku dalam bahaya, bodoh." Ucap Jack cepat sebelum dia mempercepat perjalanan mereka dengan berjalan lebih cepat.
Tanpa mereka sadari, mereka telah mencapai ujung dari hutan dan terlihatlah padang rumput yang sangat luas. Diujung padang rumput itu terlihat sebuah kota kecil. Tujuan mereka.
Ravenna sedikit mengernyitkan matanya untuk beradaptasi dengan terangnya sinar matahari. Karena dihutan tadi sinar matahari sangatlah minim.
Jack melihat Ravenna dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Ck! Lihat betapa kotornya dirimu Tuan Putri." Ujar Jack mengejek.
"Maka dari itu cepat bawa aku kerumahmu agar aku bisa mandi!" Jawab Ravenna ketus yang dibalas kekehan oleh Jack.
Ravenna sebenarnya malu dengan penampilannya saat ini. Rambut berantakan bahkan ada beberapa ranting dan daun - daun kecil yang tersangkut dirambutnya. Ditambah lagi gaun yang dia kenakan tidak lagi berwujud gaun.
Saat mereka sudah mendekati kota kecil yang kata Jack adalah kampung halamannya, Ravenna terlihat sangat semangat dan berlari mendekat gerbang masuk kota tersebut. Namun dengan cepat Jack menarik lengan Ravenna yang membuat tubuh mereka saling berdekatan apalagi dengan wajah mereka yang hampir tidak menyisakan jarak.
Untuk sejenak Ravenna terkejut dan tentunya jantungnya berdetak dengan cepat.
"Apa yang kau lakukan?!"
●●●
HAPPY NEW YEAR 2020!!!
so this is new year gift for you guyss ^^
all the best wishes for you guys in this 2020
may all your dream comes trueeshout out to Ravenna! XD
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Princess (HIATUS)
Fantasy"I was in the darkness. So darkness I became" -Ravenna