7 Years Ago
Flashback On"Lepaskan aku!! Leona! Lepaskan aku!!!" Teriak Helena memekakkan telinga minta dilepaskan dari genggaman dua pria dewasa yang menyeretnya menuju Black Stone Table dimana tempat ritual Rise Of The Dark akan dilakukan.
"Let me go!!!" Helena yang masih berusia 14 tahun saat itu tidak punya kekuatan untuk melepaskan diri dari cengkraman orang dewasa. Dia hanya bisa berteriak memohon untuk dilepaskan.
"Diam gadis bodoh!!" Teriak Leona yang sudah tidak sabar menunggu didepan Black Stone Table.
'BRUUK'
Kedua pria itu menaruh Helena diatas Black Stone Table dengan posisi terlentang lalu mengikat kedua tangan dan kaki Helena agar tidak bisa melarikan diri. Anehnya, gadis itu sama sekali tidak menangis dan matanya selalu menatap Leona tajam tanpa mengalihkannya sekalipub seakan dia sedang menantang Leona dengan menunjukkan keberaniannya. Leona tersenyum meremehkan menatap Helena, lalu dia merapalkan sebuah mantra entah apa itu Helena tidak mau mendengarnya. Namun tiba-tiba seluruh energi Helena rasanya seperti ditarik keluar dan membuat tubuhnya lemas seketika. Bukan hanya itu, rasa sakit di dada sebelah kirinya membuatnya berteriak kesakitan hingga orang yang mendengarnya miris dibuatnya. Jantungnya seperti ditusuk ribuan pedang dan lehernya seperti dicekik. Sakit. Sangat sakit. Langit yang tadinya biru terang berubah menjadi hitam kelam sisertai badai petir dan pohon-pohon yang asri layu seketika, batangnya mengering dan aura kegelapan ada dimana-mana.
Setelah Leona berhenti merapalkan mantra, rasa sakit di tubuh Helena seolah menguap secara perlahan dan mata Helena masih menatap Leona tajam hingga kesadarannya memudar dan hilang.
•••
Flashback Off
Pengap, berdebu, lembab, dan gelap. Itulah yang dirasakan Ravenna di ruang bawah tanah tampatnya dikurung. Dia hanya bisa menatap sekelilingnya dengan tatapan kosong. Bahkan dia bisa merasakan kegelapan yang terasa semakin kuat dari ruang bawah tanah.
Ravenna beranjak dari tempat ia duduk berjongkok menuju ventilasi kecil disalah satu sisi dinding yang terletak dibagian atas. Dia mengambil kotak agar dia bisa berpijak pada kotak dan bisa melihat suasana luar melalui ventilasi yang tinggi itu.
Ravenna tidak menemukan apapun diluar. Yang ia lihat hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi didalam hutan, tentu saja itu adalah The Darkness Forest-hutan kegelapan-Mengerikan dan penuh dengan Darkness Creature-makhluk kegelapan-bahkan Ravenna belum pernah menginjakkan kaki disana karena memang sudah dari dulu The Darkness Forest adalah satu-satunya tempat yang tidak bisa dimurnikan dari kegelapan dan sekarang kegelapan yang ada disana semakin hari semakin kuat.
Ravenna menghela nafas dan turun dari kotak lalu mendudukinya sambil bersandar di dinding. Ravenna hanya memandang ruang bawah tanah itu dengan tatapan kosong. Entah apa yang ia pikirkan.
'KRIIIEEETT'
Suara pintu yang dibuka menyadarkan Ravenna dari lamuanannya. Seorang pelayan berdiri didepan pintu membawa nampan yang berisi makanan dan minuman. Pelayab itu masuk beberapa langkah dengan ragu dan meletakkan nampan diatas meja yang sudah usang.
"Pe..permisi Putri" ucap pelayan itu hendak keluar.
"Bagaimana aku tau kalau makanan dan minuman itu aman untuk dimakan?" Potong Ravenna sebelum pelayan itu keluar seolah tahu bahwa Leona telah memberi racun pada makanan dan minuman itu. Pelayan perempuan itu tampak gugup dan berdiri mematung ditempatnya tanpa mengucapkan apapun.
"Bawa saja itu kembali. Lagi pula aku tidak membutuhkan makanan" ucap Ravenna datar namun pelayan itu masih tetap diam ditempatnya.
"Kalau begitu pergilah. Tinggalkan makanan itu disini. Anggap saja aku sudah terbunuh oleh racun yang ada di makanan itu"
Tanpa menoleh kebelakang, pelayan itu pergi setelah mendengar Ravenna berkata dengan dingin dan sangat mengerikan. Ia tahu bahwa Putri Ravenna yang berhati lembut, sedikit demi sedikit telah berubah.
"Dasar wanita jalang. Kau pikir bisa membunuhku dengan mudah seperti kau membunuh ayah dan menculik Helena. Asal kau tahu, aku tidak selemah mereka" ucap Ravenna menatap makanan yang berada diatas meja dengan amarah dan dendam dalam hatinya.
•••
Jangan lupa VoMent nya ya :D
Saya update part nya emang sesikit" jadi nanti ada banyak part
Hope you enjoy it reder :)
Thanks for read my story :DLove you all :*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness Princess (HIATUS)
Fantasy"I was in the darkness. So darkness I became" -Ravenna