🌺🌺🌺
Waktu sudah menunjukan pukul 3 sore, kebetulan hari ini adalah hari minggu. Bara masih berada di minimarket bersama teman-temannya. Sedari tadi ia hanya ditemani susu strawberry dan 1 roti keju kesukaannya.
"Woy, sepi banget dah. Berasa kuburan anjir. Ngomong kek, atau apa kek." Suara khas Azka berhasil mencairkan suasana hening diantaranya, selain susu strawberry dan roti keju. Ada sohib sejak jaman TK yang bisa dibilang lengket-ket kaya lem sama kertas. Mereka Azka dan Darrel yang ikut menemani Bara nongkrong cantik.
Bara hanya menoleh sekilas ke arah Azka kemudian tanpa membalas perkataan Azka, ia kembali melahap roti kejunya dengan santai.
"Bar, jalan-jalan nyari majalah. Wahai adinda apa ada masalah? Muka ditekuk mulu kaya papan tulis kelas gitu. Gak capek?" tanya Darrel seraya membuang puntung rokok yang sudah mau habis.
"Lo kan, sohibnya sejak ojol anjir, kaya kaga tau sifatnya aja. Udah biasa dia mah. Makhluk datar tanpa ekspreksi." celoteh Azka tanpa menoleh dan tetap lanjut memakan kacangnya.
"Ga ada." jawab Bara dengan singkat. Setelah selesai menghabiskan roti dan susu strawberrynya ia pun memutuskan untuk pulang. Ia merindukan kasurnya, Bara berencana akan tidur lebih awal. "Gue pulang duluan." pamit Bara. Belum selesai Azka membalas ucapan Bara namun Bara sudah berjalan terlebih dahulu ke motor miliknya.
"Dar, temen lo tuh ya! Ga ada angin, ga ada apa. Suka banget cabut, gabisa tungguin temennya bentar ngapa." cibik Azka dengan muka sebal yang mungkin bagi para wanita itu terlihat menggemaskan, tapi menjijikan bagi Darrel.
"Temen lo juga ogeb! tau dah, panggilan alam kali." jawab Darrel sekenanya. Sesekali tangannya mencomot kacang milik Azka.
"Oo pantes nyet kacang gue tinggal separo. Lo comotin seenak udel. Udah ah, ntar abis kacang gue!" Semprot Azka. Yang dibalas cengiran konyol Darrel.
Barapun kemudian berjalan meninggalkan kedua temannya itu yang masih beradu mulut. Bara terus melangkahkan kakinya, kemudian mengendarai motornya untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah Bara, lelaki bertubuh tegap itu langsung menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Bara merebahkan badannya di kasur king size miliknya, lalu memejamkan matanya hingga terlelap ke alam bawah sadarnya.••••••••••••
Pukul 6 pagi tepatnya hari Senin, Bara baru bangun dari tidurnya yang bisa dibilang nyenyak itu. Bara kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi. Ia langsung membersihkan dirinya dari debu dan kotoran yang menempel di badan kekarnya itu. Ia pun beranjak mandi karena semalam Bara tidak sempat membersihkan diri. Selesai mandi, ia mengenakan baju tanpa lengan berwarna hitam dan celana jeans selutut. Setelah selesai dengan penampilannya yg bisa dibilang sangat tampan, Bara langsung menuju ke ruang makan dimana sudah ada orangtua dan adik Bara yang menunggunya.
"Pagi." Bara menyapa kedua orangtua dan adiknya.
"Pagi bang!" ucap Syila dengan wajah manisnya.
Kedua orangtua Bara hanya bisa melihat kedua anak mereka sambil menggelengkan kepala dan tersenyum.
"Pagi Bar, Kamu mau bunda ambilin selai coklat atau kacang?" tanya Helsa, ibunda Bara seraya mengambilkan makanan untuk suami dan kedua anaknya.
"Coklat aja, Bun."
Suara dentingan sendok mendominasi suasana sarapan pagi mereka. Sesekali percakapan kecil dan suara imut Syila yang mengisi suasana sepi di meja makan tersebut. Setelah semua selesai makan, Bara langsung bergegas menuju kamarnya yang terletak di lantai 2. Bara menuju balkon kamarnya untuk melepas penat.
Tangannya terulur menggapai gitar disisi kasur tempat tidurnya, kemudian ia memetik senar digitarnya hingga melody indah terdengar oleh siapapun yang berada diruangan tersebut, dan melantunkan sedikit lirik lagu. Bara memang sangat ahli dalam bermain gitar. Di sekolahnya dulu, ia pernah diminta untuk mengiringi sebuah pentas drama perpisahan murid-murid kelas 12. Sedang asik-asiknya jemari tangan Bara memainkan gitarnya itu, kemudian terpaku melihat sesosok gadis yang berada di balkon kamar seberang Bara. Gadis itu berada di balkon kamarnya sembari menikmati semilir angin pagi yang berhembus menerpa rambut hitam legam miliknya.
'Tetangga baru, eh?' batin Bara.
🌺🌺🌺
HAI HAI HAI... UDAH MASUK PART 3 NIH. SEMOGA BISA UPDATE SECEPATNYA
JANGAN LUPA VOTE N COMMENT YA!🍇
KAMU SEDANG MEMBACA
BarCa
Teen FictionMenurut banyak orang memiliki tetangga baru itu menyenangkan, tetapi pengecualian bagi Bara kehadiran tetangga baru itu mengganggu. Bagaimana tidak? Perempuan yang hobi karaoke siang malam, menempati kamar yang balkonnya berhadapan tepat dengan balk...