5. SMA Eka Harapan

142 11 9
                                    

   🌺🌺🌺

With no makeup on and your eyelash hanging
I would still love you
If you came home late and you kept me waiting
I would still trust you
If the richer man was looking at you
Would you stay cold as a statue?
Would my love still be good for you?

Would you be there in the mornin', mornin', mornin' , mornin'?

(Pip)

Camelia mematikan alarm di ponselnya yang melantunkan Lagu Morning - Marc E. Bassy.

Ia mengusap matanya dan merenggangkan kedua tangannya sekaligus mengumpulkan nyawa - nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Hari ini, hari selasa dimana ia akan memasuki sekolah barunya dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Gadis berambut hitam ini beranjak dari tempat tidurnya yang dibalut dengan piyama bermotif bunga.

Rutinitas Camelia tidak jauh berbeda dari perempuan pada umumnya yaitu mandi, menggosok gigi, membersihkan kamarnya, dll. Lalu ia mengenakan seragam sekolahnya yg baru, mengingat ia merupakan siswi pindahan dari Bandung. Tidak lupa ia memoles wajahnya dengan bedak tipis dan memakai lip balm untuk bibirnya. Dan satu lagi, parfum vanilla favoritenya. Camelia sangat suka wangi vanilla, baginya parfum vanilla sangat cocok untuk remaja seusianya, aroma vanilla yang khas memberi kesan manis pada dirinya. Selesai melakukan rutinitasnya ia menuruni anak tangga menuju lantai satu, dan menghamipiri ruang makan yang dimana sudah ada orangtuanya disana.

"Pagi ma, pa." ucap Camelia sambil mencium kedua pipi orang tuanya.

" Pagi, Kirei! Semangat dong, sekolah baru suasana baru. Ya kan, pa?" ujar Mia, yang dibalas anggukan dari Papanya. Hanya orang-orang terdekat Camelia saja yang memiliki panggilan khusus padanya. Kirei. Diambil dari nama tengahnya, tidak banyak yang memanggil namanya dengan sebutan Kirei karena memang orang-orang terdekat saja yang memanggilnya seperti itu, selebihnya? tetap Camelia.

"Hehe iya ma, Pasti!"

"Kirei, hari ini Papa yang akan antar kamu ke sekolah, karena hari ini hari pertama kamu masuk sekolah baru." ujar Robert

"Tumben, Pa?"

"Kenapa? Gamau? Yaudah nanti biar-"

"Ehh, bukan gitu Pa! Kirei mau, kok! Seneng malah!" Mia sangat senang jika ia diantar ke sekolah oleh papanya, karena selama ini Camelia hanya menaiki angkutan umum atau ojol untuk pergi ke sekolahnya disebabkan oleh Robert dan Mia yang sibuk bekerja.

••••••••••

Camelia sudah sampai di sekolah yang megah dan besar. Bahkan taman sekolahnya hampir dua kali lipat lebih besar dari rumah yang ia tinggali sekarang. Eka Harapan, sekolah yang menjadi tempat belajar Camelia yang baru. Pasti banyak sesuatu yang berbeda dari sekolah lamanya yang ada di Bandung.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BarCaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang