🌺🌺🌺
Hari Senin adalah hari yang paling tidak disukai hampir oleh semua orang, tak terkecuali dengan gadis berambut hitam legam ini. Sebelum-sebelumnya gadis ini biasa saja menghadapi hari senin, namun karena kepindahannya di hari senin yang mengharuskannya meninggalkan teman-teman akrabnya, maka terkutuklah hari senin!
Camelia Kirei Pratama. Dia adalah anak tunggal dari pasangan Robert Pratama dan Mia Pratama. Camelia dan orang tuanya baru saja pindah dari Bandung ke Jakarta, karena pekerjaan Ayahnya yang mengharuskannya pindah. Maka mau tidak mau, Camelia harus memerima kepindahannya. Hari ini Camelia belum bersekolah, dia masih belum bisa 'move on' dan melupakan kenangannya di Bandung bersama teman-temannya.
Sekarang, tepat pukul 8 pagi. Camelia sedang berdiri di balkon kamar barunya itu yang terletak di lantai 2. Rumahnya memang memiliki 2 lantai, sama seperti rumah Bara. Namun yang membedakan rumah Bara jauh lebih luas dibanding rumah milik Camelia yang ia tinggali sekarang. Camelia menghirup udara sejuk pagi hari itu sambil sesekali bersenandung. Camelia suka bernyanyi walaupun suaranya, pas-pasan.
"Beda rasanya di Bandung sama Jakarta, jadi kangen Bandung." gumam Camelia. Sesekali manik matanya menatap langit, dan awan yang bergerak pelan. Camelia belum menyadari ada sepasang mata yang sedari tadi menatapnya.
Bara, lelaki dengan sejuta pesona yang sedari tadi menatap lurus ke arah Camelia. Tetapi gadis itu tidak kunjung menyadarinya. Bara Keanu Smith. Anak dari pasangan Josh Smith dan Helsa Smith. Tatapan Bara bertemu setelah gadis di sebrangnya menyadari tatapannya, Camelia menoleh kearah balkon kamar Bara, lebih tepatnya terpaku kepada seorang lelaki berbadan tegap dengan wajah tampan yang belum pernah ia jumpai ketampanannya.
'Buset, ini siapa? Tetangga gue? Ah! yang bener? Gue ga mimpikan? Asli Ganteng banget kalo ini mah fix! Senyum mel, senyum!' batin gadis itu.
Camelia menatap Bara dengan senyuman kikuknya. Dan hanya dibalas dengan wajah datar seperti biasanya, tidak membalas senyuman itu. Bara memang cuek dan datar sebenarnya apalagi ke perempuan. Namun cuek bukan berarti pendiam, ia tetap akan berbicara panjang jika dia mau.
Drrtttt drtt
Ponselnya berdering membuat Bara mengalihkan pandangannya yang sekarang tertuju pada smartphone nya. Ia kemudian berjalan masuk ke dalam kamarnya dan mengangkat telfon. Tidak membutuhkan waktu lama panggilan telfon pun diakhiri, Bara bermaksud untuk kembali ke balkonnya, tetapi gadis yang ia lihat di balkon sebrangnya tidak ada.
Baru saja Bara mau mendaratkan pantatnya ke kasur, kali ini suara mamanya yang gantian menginterupsi pergerakannya.
Satu persatu kakinya menuruni anak tangga, dan menghampiri mamanya. "Bara, ada orang diluar tuh. Kamu bukain, gih. Bunda habis motong bawang, tangannya masih bau bawang ini.""Hm" dengan malas Bara berjalan mendekati pintu rumahnya. Lalu diraihnya gagang pintu tersebut dan nampak seorang gadis membawa bingkisan di depan pintunya.
Bara mengangkat salah satu alisnya, sebagai maksud kedatangan apa gadis ini ke rumahnya? "Halo, maaf menganggu. Aku tetangga baru kamu, yang tadi liat-liatan di balkon. Kamu ganteng banget kalo dari deket-" Bara menatap aneh gadis di depannya dan bersiap menutup pintu apabila gadis dihadapannya ini tidak memiliki kepentingan. "Eh, maksud aku! Aku mau ngasi bingkisan ini kata mamah buat menjalin tali silaturahmi dengan tetangga." jelasnya, sambil menyerahkan bingkisan tersebut ke tangan Bara dan dibalas ucapan terima kasih. Camelia beranjak pergi meninggalkan rumah Bara, dengan sebuah senyuman manis yang terbit di bibirnya.'Ganteng' batinnya dalam hati.
🌺🌺🌺
HAI SEMUA... AKHIRNYA BISA UPDATE PART 4🎊🎊
JANGAN LUPA VOTE N COMMENT!🍇
KAMU SEDANG MEMBACA
BarCa
Teen FictionMenurut banyak orang memiliki tetangga baru itu menyenangkan, tetapi pengecualian bagi Bara kehadiran tetangga baru itu mengganggu. Bagaimana tidak? Perempuan yang hobi karaoke siang malam, menempati kamar yang balkonnya berhadapan tepat dengan balk...