Sarapan

40 2 0
                                    

Sejatinya kamu adalah pengisi kala kosong yang kerap menghampiri.

~ARTAGNAN LEE~

***

Prancis, 25 Desember
Pukul 03.30 GMT+2

Kring..

Kring..

Suara ponsel menganggu tidur nyenyak Adelyn. Dengan mata yang masih tertutup ia meraba ponselnya yang berada di samping nakas tempat tidurnya.

Raina is call..

"Halo."

"Gimana kabar lo, Lyn?!" suara cempreng Siska yang pertama kali masuk ke indera pendengarannya. Adelyn kaget dan menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Apaan sih, masih ngantuk tau"

"Whatt!!!  Udah jam setengah sembilan dan lo masih molor?!" kali ini suara Ema yang menyahut.

"Bawel, ah. Di sini masih jam tiga oneng!"

"Oh, iya lupa. Lo kan ada di negeri orang. Haha."

"Sudah-sudah, sini hp gue, telepon sendiri noh pake hp kalian masing-masing." Suara Raina terdengar

"Halo," sapa Raina

"Iya, Rain?"

"Lo masih ngantuk?" tanya Raina di seberang telepon.

"Udah enggak, Rain. Gue tadi kaget tau denger suaranya Siska."

"Haha. Kayak nggak tau aja gimana dua sahabat lo itu," balas Raina tertawa.

"Sahabat lo juga wey!"

"Eh, btw tumben lo nelpon, ada apa?" sambung Adelyn.

"Pengen aja, sih. Gimana lo di sana? Betah?"

"Gue mau kasih tau lo sesuatu" kata Adelyn tak mengindahkan pertanyaan Raina.

"Apaan?"

"Dia kembali, Rain"

"Dia? Dia siapa? Arta?" tebak Raina.

Adelyn mengangguk. Padahal Raina tidak akan bisa melihatnya.

"Siapa, Lyn?"

"Iya, Arta." Adelyn menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Bagaimana bisa!?"

"Bisalah. Jodoh," canda Adelyn.

"Ih, seriusan ini"

"Kepo, ya?"

"Ish, ya udah sih, ya, terus lo gimana? Masih nerima?"

"Iya, Rain. Gue nggak bakal bisa benci Ale, lagian ini juga nggak sepenuhnya salah ale," kata Adelyn jujur

"Yaudah gimana baiknya lo aja. Gue mah fine-fine aja selama sahabat-sahabat gue seneng"

"Ih.. Makin sayang, deh," goda Adelyn.

"Najis!"

Adelyn terkekeh.

"Ya udah, Lyn, gue tutup teleponnya. Lagi mau makan ini."

"Oke, bye!!"

Tut..
Panggilan di matikan oleh Raina. Adelyn beranjak dari kasurnya dan menuju kamar mandi. Hari ini ia sudah berencana menjenguk Om David---Papanya Ale. Ia bergegas mandi, padahal jam masih menunjukkan pukul 05.34 GMT+2. Setelah mandi, ia duduk di kursi riasnya.

Adelyn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang