Part 8

139 5 2
                                    

"Perlahan semuanya berubah"





Adreza POV

"Setiap gue ketemu sama dia, pengennya ngajakin dia berantem terus apalagi kalau liat muka betenya, gemes rasanya" ucap gue

"Lo tu sadar nggak sih Rez?" ucap seseorang yang duduk disofa dengan tenang

"Sadar apaan" tanya gue datar

"Lo tuh sadar enggak kalau lo tuh sayang sama dia" ucapnya lagi

"Lo tau kan Sam, gue sama dia itu kek gimana. Ya enggak mungkin lah gue suka sama dia. Makhluk barbar yang tidak sama sekali." timpal gue

"Percuma lo tuh mau bilang enggak sampe bibir lo berbusa gue gak akan percaya, mata lo itu bicara Rez begitu juga dengan hati lo, udah deh gak usah ngelak lagi. Mulut lo bilang enggak, tapi mata sama hati lo bilang iya" terkanya

"Ya mau gimana lagi, gue juga ndak tahu rasa ini dateng dari mana dan sejak kapan" ucap gue

"Nah kan beneran, udah deh ndak usah terlalu dipikirin, sekarang gini aja tetap jadi diri lo sendiri tapi lo harus lebih bisa memperlihatkan suatu hal padanya." ceramah Sam

"Udah jangan dibahas, bentar lagi Rey sama Levin dateng" ucap gue

"Ya terserah deh, tapi kalau ada apa-apa cerita ya" timpalnya

Tak lama kemudian terdengar suara motor di bawah dan disusul dengan gelak tawa yang menggelegar. Ya siapa lagi kalau bukan Rey dan Levin.

"Ck. Dasar" decak gue

"Temen lo tuh" ucap Sam sambil berdiri di balkon

"Temen lo juga" ucap gue dan kita pun terdiam

"He kupret yang duluan sampe tadi tuh gue bukannya elu" ucap seseorang dari arah pintu

"Gue tauk" ucap satunya lagi

"Pokoknya gue, gak mau, yang sampe duluan tadi gue titik" ucap Levin

"Lo tuh berdua ya kek anak kecil" timpal gue dengan memutar bola mata

"Widih sewot banget ini anak, pms buk" ucap Rey yang membuat mereka berdua tertawa

Sam sudah stay dengan gitar ditangannya sedari tadi.

"Cinta luar biasa" ucap gue yang langsung dimengerti oleh Sam

"Tumben-tumbenan ini si manusia acuh request lagu" ceplos Levin tapi tak alih dia juga mendudukan diri di depan tuts hitam putih

"Lagunya kek gitu lagi, ada apakah gerangan" tambah Rey

"Apa kakanda sedang jatuh cinta" ucap Levin

"Waktu pertama kali
Ku lihat dirimu hadir
Rasa hati ini inginkan dirimu" dentingan piano pun mulai terdengar perlahan

"Hati tenang mendengar suara indah menyapa
Geloranya hati ini tak ku sangka
Rasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmu
Terimalah lagu ini dari orang biasa
Tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga aku tak punya harta
Yang ku punya hanyalah hati yang setia" disusul dengan petikan senar gitar yang mengalun lembut

Kami berada pada imajinasi masing-masing. Suara Levin membawaku seolah menyelami lebih dalam lagu itu dan memaksaku untuk membuka suara

"Hari-hari berganti
Kini cintapun hadir
Melihatmu memandangmu
Bagai bidadari
Lentik indah matamu
Manis senyum bibirmu
Coklat panjang rambutmu
Anggun terikat" sesosok yang selama ini sering ku temui muncul dalam bayang-bayang membuat sudut bibirku tertarik keatas

"Rasa ini tak tertahan
Hati ini selalu untukmu . . ." suara Sam membawaku seakan terpaku pada bayang semu itu

"Terimalah lagu ini" teriakan yang sungguh membuatku terlonjak dan alunan musik yang langsung terhenti menatap nyalang pada satu sosok yang merebahkan diri ditempat tidur

"Dari orang biasa . . .
Tapi . . ." diapun tak merasa jika semua memperhatikannya

"Cin. . . em. . em. . em" Levin lebih sigap menutup mulut rombeng Rey dengan bantal sehingga suaranya teredam

Gue dan Sam kemudian terbahak melihat muka Rey yang seperti kepiting rebus karena . . . .


























Hay gaes 😁 author kembali, gimana penasaran enggak sama kisahnya Adreza sama Agatha 😊 maafin author ya lama bikin part selanjutnya 🙏 oh iya jangan lupa vote ya sama tambahkan ke reading list kalian, biar author semangat nulisnya 😉 sarannya juga boleh kok 😆 Selamat malam dan selamat membaca reader 😍😘

ABC (Aku, Benci, dan Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang