Part 9

71 3 1
                                    

"Sahabat tahu apa yang kita rasakan tanpa harus berbicara"






Gue dan Sam kemudian terbahak melihat muka Rey yang seperti kepiting rebus karena . . . .

Ya karena dibekap oleh Levin sampai Rey kesulitan untuk nafas

"Vin lepasin mampus nanti kalau gak lo lepas" ucap gue masih dengan tertawa

"Ow iya gue lupa sih Za habis suaranya gak enak banget didenger" jawabnya

"Heh dugong sapi lo mau gue mampus apa gimana sih? Udah tu tangan bau lagi habis ngapain sih lo" cercah Rey yang sudah bisa bernafas

"Gue tadi habis boker terus lupa belum cebok" balasnya dengan nyengir

Tawa kami semakin menjadi ketika melihat muka Rey yang merah padam

"Jijay lo mah jorok banget sih,  wlek wlek" ucap Rey kemudian

"Kagak Rey canda elah gitu aja baper" jawab Levin

"Yaelah, kayak bawbawng tamvan kita satu ini dong lagi wafer" timpal Rey sambil cekikikan

"Najis banget sih temenmu tuh Za" ucap Sam

"Bukan temen gue ya sorry" sambil angkat tangan

"Gue juga gak lagi galau" timpal gue kemudian

"Lo kira gue bego apa Za?" ucap Rey mulai serius

"Za Reza, gue sebenarnya udah tau kalau lo itu naksir Agatha" timpal Levin

"Kok mereka bisa tau ya, atau mereka tadi mendengar pembicaraan gue sama Sam" batin gue bingung

"Gak usah bingung Za, kita tau dari mana. Lo kira gue ini bego apa? Gue bisa liat dari sorot mata lo, waktu lo ketemu dia ataupun cerita tentang dia" ucap Rey

"Bodo amatlah gue gak tau mau tidur, kalau kalian laper ada ditempat biasa" ucap gue berusaha mengalihkan pembicaraan

"Kupret emang lo itu Za" teriak Rey yang sudah menuruni tangga

"Makanan lo gue habisin ya" tambahnya lagi

Agatha POV

"Mumpung hari ini libur, gue mau tidur seharian ah" batin gue

"Kak, gue mau tidur ya jangan ganggu gue awas aja lo ganggu gue" ucap gue setelah selesai makan siang

"Terserah kamu lah dek yang penting nanti waktu mama sama papa pulang harus udah siap buat makan malam" titahnya kemudian

"Oh ya, pintu kamar jangan dikunci biar nanti bisa bangunin kamu kalau masih tidur" timpalnya lagi

Gue memutar bola mata malas
"Iya bawel banget sih lo tuh, bye" ucap gue berlalu tanpa menghiraukannya

"Akhirnya gue bisa merasakan indahnya dunia ini" cerocos gue yang mulai menikmati dunia mimpi dan tiba-tiba

"Braaakkkk" sontak membuat gue yang tadinya tidur langsung terduduk dengan jantung yang berdegup kencang

"Bangsat, kalau masuk itu biasa aja bisa gak sih. Dasar keparat" maki gue karena kesal

"Wahahahahahaha, gue udah gak tahan liat muka lo" ucap Rena

"Gue tu baru mau tidur loh, malah curut-curut pada dateng" timpal gue

"Heh ini tuh kamar gue main masuk seenak jidat lo aja" kesal gue karena mereka langsung masuk tanpa permisi

"Eh gaes gue ada lagu baru bagus deh cover yuk" ucap Gahari

"Ayok" ucap Rena dan Naluna serempak

Ya begitulah mereka, kalau udah soal musik pasti kealih apa yang mau dikerjain tadinya. Termasuk gue

Tanpa kata apapun Naluna mulai mengambil gitar yang ada dipojok ruangan kamar gue

"Lagunya apa dulu, kalau gue gak tahu gimana" timpal gue yang menyadari sedari tadi belum ada yang menyebutkan judul lagunya

"Iya nih, lagunya apaan Ri?" tanya Naluna

"Lagunya Devano-Menyimpan Rasa" ucapnya kemudian

"Oh bagus juga tuh lagu" timpal Rena

Tak selang lama kamipun sudah duduk melingkar untuk latihan lebih dulu sebelum direcord.

Alunan senar gitar mulai memasuki gendang telingaku

"Kau. . . .
Diam-diam aku jatuh cinta
Kepadamu. . . .
Ku. . . .
Bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu
Ta. . pi tak mampu. . ku berkata" suara Naluna halus memulai

"Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta" timpal Rena

"Tuhan tolong. . . dengarkanku. .
Beri aku dia
Tapi jika. . belum. . jodoh. .
Aku bisa apa" suara Gahari

"Ku. . . .
Bosan sudah ku menyimpan rasa
Kepadamu
Tapi tak mampu ku berkata
Didepanmu" Gue mulai melantun

"Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku
Beri aku dia
Tapi jika. . belum. . jodoh. .
Aku bisa apa" tutup kami serempak

"Lagunya nyentuh banget ya kek Gatha sama Dreza ya" timpal Rena yang langsung membuat gue kaget

"Lah bisa-bisanya kok jadi gue sih" ucap gue gak terima

"Ya bisa, kan Reza gak berani ungkapin ke lo" timpal Naluna

"Apaan sih kalian gaje banget" elak gue karena gue masih bingung ngapain dia minta nomer gue















































Hai reader 😆 Maafin author ya baru bisa update sekarang 😢 Sungguh author sayang sama kalian para reader setia yang mau nungguin 😍 Selamat membaca maaf baru bisa update segini 🙏
Love you guys 💞

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABC (Aku, Benci, dan Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang