KILAS BALIK

83 6 1
                                    

Ramon dan Maya membawa bingkai lukisan itu pada Kyai Cakra. Sesampaikan di pondok, mereka di sambut oleh beberapa murid pondok pesantren itu.

" Assalamualaikum " Ramon dan Maya memberi salam.

" Wa'alaikumsalam, apa kabarnya kak ? kami kangen sama kakak. " beberapa murid bersalaman dengan Ramon.

" Guru Kyai ada ? " Ramon bertanya pada salah satu nya.

" Ada kak, yuk masuk ! " Lalu Ramon dan Maya dipersilakan masuk. Tampak Kyai tersenyum menyambut kedatangan mereka.

" Assalamualaikum " Ramon dan Maya mengucapkan salam pada Kyai Cakra. Kyai pun tersenyum dan menjawab salamnya.

" Wa'alaikumsalam wr wb. "

Ramon dan Maya mencium tangan Kyai lalu duduk berhadapan dengannya.

" Bagaimana kabarmu ? Dan siapa wanita ini ? " Kyai bertanya pada Ramon.

" Alhamdullilah sehat Kyai. Kenalkan ini sepupu saya, Maya namanya. " Maya tersenyum dan mengangguk pada Kyai.

" Itu apa yang kalian bawa, kenapa membawa barang keramat itu ke sini ? "

" Begini Kyai, mohon maaf kedatangan saya sangat mendadak, kami sangat butuh bantuan Kyai untuk menemukan temannya Maya, namanya Rani. Hasil penerawangan saya, Rani terjebak dalam dimensi lain. Dia berada di dalam bingkai lukisan bertuah ini. Dan saya tidak bisa masuk untuk menembusnya. Terlalu kuat pintu dunia mereka. Jadi saya meminta bantuan Kyai untuk membawa Rani kembali. Begitu Kyai ceritanya. "

" Kamu letakanlah bingkai itu di sana. " Kyai meminta Ramon untuk meletakkan bingkai lukisan itu di ruang meditasi. Lalu Kyai mengajak Maya ke ruangan itu. Kyai mulai melakukan meditasi, dia memejamkan matanya, berdzikir dan tangannya menggerakkan tasbih lalu melemparkannya pada bingkai itu. Seketika cahaya terang keluar dari bingkai lukisan itu, lalu perlahan menghilang. Dan kini tampaklah bingkai lukisan itu menjadi sebuah pintu. Kyai lalu mengambil sebuah lentera tua, meminyakinya lalu menyalakannya.

" Maya, kamu jagalah lentera ini. Jika lentera ini padam, tandanya kami dalam bahaya, kamu panggilan seluruh murid pesantren ini dan bacalah surat Yasin lalu sebagian berdzikirlah. Dan Ramon, kamu ikutlah dengan saya kesana. Bawalah obor ini. " Kyai memberikan obor pada Ramon.

" Ayo kita tidak punya banyak waktu, kita harus segera membawa Rani kembali. " Kyai mengajak Ramon untuk memasuki pintu tersebut.

-------------------------------------------------------------------------

Rani baru selesai makan, Aurora mengajak Rani untuk melanjutkan perjalanan. Dan sampailah mereka di sebuah kastil tua. Pintu kastil terbuka dengan sendirinya. Aurora memasuki istana itu. Tiba di singgasana, Aurora terdiam mengingat beberapa kejadian di masa lalu.

Kilas balik

" Andreas kamu dimana ? Aku sudah lelah mencarimu. Putra kita pasti sudah lapar. Keluarlah, jangan sembunyi terus dong. " Aurora memanggil suaminya. Tampaklah sosok pria tampan di hadapannya membawa sebuah bingkai lukisan. Aurora tersenyum.

" Itu apa ? Kamu mau kasih aku kejutan ya ? " Aurora bertanya menunjuk pada bingkai lukisan itu.

" Diamlah jangan mendekat. Iya ini kejutan untukmu. Tutuplah matamu. Aku akan membalikkan bingkai ini. Lalu bukalah matamu jika aku memberi intruksi. "  Aurora lalu menutup matanya. Tangannya masih memegang lentera karena lorong itu gelap.

Hening ... Aurora sudah tidak sabar ingin segera melihat ada kejutan apa di balik bingkai itu. Lalu tiba-tiba datang angin mengembus, udara terasa dingin. Andreas segera membacakan mantera, kedua tangannya diangkat lalu angin itu berputar dari ujung kaki Aurora dan melilit tubuh Aurora dan tubuh Aurora terangkat perlahan lalu tubuh itu masuk ke dalam bingkai lukisan kosong.

LUKISAN HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang