Engga ada yang namanya ketenangan di kelas ini. Suara suara keluar dari mulut setiap murid. Sangat mirip sama keadaan pasar pas pagi hari. Palingan cuma ada satu sampai dua orang saja yang mau diem.
Sisanya? sudah kayak orang kesurupan. Nyanyi depan kelas, tidur, ngerumpi, pacaran, sampai ada yang lagi gambar di papan tulis.
"Guru dateng woy!" Teriak salah satu murid SMP ini.
Sontak kelas jadi langsung tertib nan disiplin. Dengan suasana yang mulai tenang, pria berkacamata kotak miliknya terlihat. Setiap langkah orang tersebut, memasuki setiap gendang telinga penghuni kelas. Kumpulan buku seperti udah jadi ciri khas. Ditenteng diantara lengan kanan degan tubuhnya.
"Stand up!" ucap si ketua kelas.
"Greeting!""Good morning teacher!" Semua murid mengatakannya pake nada lemes. Padahal baru tadi gila gilaan di kelas.
"Morning. How are you?" Balas Namjoon menampilkan lesung pipinya.
"I'm fine thank you. And you?" jujur, Namjoon sedikit muak sama tradisi awal kelas ini. Setidaknya, ucapkan dengan lebih bersemangat.
"I'm fine too. Sit down please!"
Setelah asupan kata kata pagi tersebut selesai, Namjoon langsung duduk di bangku guru. Kursi tua, namun masih kuat. Hanya saja, banyak bekas coreran spidol, pulpen, dan lainnya.
Tangan Namjoon bergerak di atas buku agenda kelas. Sangat tebal, dan hampir penuh. Memberikan beberapa menit, untuk siswa siswi belajar. Ya, jelas siapa yang mau? kagak ada.
"Oke bapak mulai kelasnya-" Namjoon bangkit dari tempat duduk, memegang sebuah spidol.
"Tapi sebelumnya, kalian punya temen baru ya? kok 'ngga dikasi duduk dulu." Awalnya Namjoon bingung, mengapa dia sama sekali tak mengetahui tentang kabar tersebut. Dan satu lagi, apa kelas ini terlalu kurang sopan, untuk membiarkan orang baru berdiri memojok?"Maaf pak, tapi disini tidak ada murid baru. Mungkin bapak salah kira, dikelas lain bukan disini." Terang sang ketua kelas. Satu satunya penghuni dengan tata bahasa rapi.
"Itu dibelakang bukannya temen kalian?" Semua kelas langsung tertuju pada pojok kelas. Tempat beberapa alat kebersihan kayak sapu atau yang lainnya.
"Ah si bapak, nakut nakutin kita aja." Kata seorang murid laki laki lainnya dengan nada bercanda.
"Coba kalian cariin bangku buat dia! Kasian masa disuruh berdiri aja." Engga ada yang mau beranjak dari tempat duduk. Semua murid kelihatan bingung dengan sikap guru mereka. Padahal satu sekolah tahu kalo Namjoon itu lebih cocok jadi guru matematika, karna otaknya yang encer. Sedangkan sekarang, lebih mirip orang dengan gangguan mental.
Namjoon tak peduli pandangan siswa siswi terhadapnya. Dia tetep melangkah, ngedeketin siswi yang diduga murid baru itu.
Tubuhnya pendek, agak kurus. Dengan rambut iket duanya sambil memeluk beberapa buku, senyum simpul menghias wajahnya. Ayolah, dia tak seburuk itu untuk diasingkan. Namjoon bergulat dengan pemikiran pemikiran apa yang mungkin ada di kelas ini.
Tepat beberapa langkah didepan 'murid baru' itu, langkah Namjoon berhenti. Keringet dingin sudah meluncur dari pelipisnya. Mual sedikit terasa di lambung serta kesusahan buat nelen liurnya sendiri. Cuma mematung dengan raut wajah aneh, membuat semua orang terheran heran.
"Pak... ." Salah satu siswi yang baru ngeh sikap gurunya yang satu ini.
'Murid baru' baru itu engga keliatan kayak apa diliatnya tadi. Kulit yang awalnya mulus dengan senyum simpul, sekarang udah berubah. Darah ngalir dari setiap inci matanya. Memar memar juga menjadi pemandangan Namjoon saat itu. Tak lupa dengan mulut yang sedikit sobek sebelah kanannya.
Perasaan tak tenang mulai muncul, menjadi penyebab detak jantuk tak beraturan. Mulutnya kebuka, untung kagak ada lalat yang masuk. Antara lupa kalo dia pinter atau apa, Namjoon lebih milih kicep berdiri depan si 'murid baru'
"OACHIMMMM....." Pandangan seluruh kelas beralih ke Adi, yang hidungnya gatel. Termasuk Namjoon.
"Keras banget dah!" Seru temannya.
"Adeuhhh kebiasaan Adi emang. Hahahaha."
"Kirain bom meledak, astaga!"
Semua penghuni kelas ketawa karna itu. Kecuali Namjoon yang pandangannya kembali lagi kearah pojok kelas yang kosong.
Ralat, cuma ada beberapa barang tanpa keberadaan siapapun.
"Oiya, kalian kerjain aja dulu latihan 1 di bab 3. Mungkin bapak mau ke belakang dulu." Suruh Namjoon. Dengan wajah pucat, dia berjalan ke luar. Tentu perhatian yang tertuju padanya sedikit bingung.
Pikiran jadi kemana mana. Mungkin karna kejadian kemarin ngebuat dia jadi halu kayak gini. Atau mungkin karna kurang tidur.
Namjoom mutusin buat nyuci mukanya dulu di wastafel kamar mandi.
Di sana cuma ada Namjoon, sama Pak Tisna saja mungkin. Ya, dia ngira laki laki tua tersebut lagi bersihin toilet sekolah. Soalnya ada kedengaran suara siul siul orang. Selain itu, bunyi gesekan antara sikat sama lantai juga masuk ke telinganya Namjoon. Kemungkinan terbesar sumber suaranya berasal dari toilet murid cowok, yang pintunya kebuka.
"Sadar Joon! Keseringan halu sih." Monolog Namjoon sambil menampar nampar pipinya yang basah di depan cermin.
"Fakos Namjoon! Fokus!" Namjoon kembali berusaha menyadarkan dirinya dengan air mengalir.Namun seseorang membuat pandangan Namjoon beralih. Pak Tisna dateng dari pintu depan lagi bawa pengepelan.
"Ngapain pak? Tadi hampir ketiduran ya?" Goda pak Tisna pada Namjoon lalu masuk ke toilet guru.
Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya. Perasaan bingung, takut, atau merasa bodoh berbaur menjadi satu. Namjoon memutuskan untuk melihat ke toilet murid laki laki. Walaupun kakinya kerasa berat, tapi mau gimana lagi. Rasa ke-ingin tahuannya sudah mengendalikan Namjoon.
Suara suara di dalam mulai menghilang. Yang bisa Namjoon denger cuma nyanyian Pak Tisna di toilet sebelah. Tengkuknya mulai dingin.
Saat matanya mulai menerka ke dalem. Jantung Namjoon rasanya mau copot. Nafasnya tercekat. Pita suaranya kayak udah kepotong. Engga bisa ngomong apa apa lagi selain menutup mulutnya yang menganga. Ketakutan Namjoon ternyata bener. Si 'murid baru' ada didalem dengan ekspresi yang masih sama kayak tadi.
A/N: Halo halo semuanya ^^. Maaf banget karna dua hari engga bisa pub. kuota internet aku habis soalnya, hehe. Rencananya mau up dua chapter sekaligus, tapi mulai sekarang harus belajar lagi T_T. Udah mulai sekolah TT_TT. Makasih juga untuk yang mau mapir ^^. Dukungan kalian sangat bermakna ^^.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Pearl
FanfictionAda beberapa hal di dunia ini yang harus tidak kita percayai. Dan akhirnya, Jin yakin akan itu sekarang. terbit setiap: pukul 04.00 - 05.00 sore WITA (Selesai ^^) 🚨Bahasa non formal 🚨Kepenulisan non baku