Napas Jin terengah engah. Matanya terbuka. Cahaya terang dapat dilihatnya. Ah, terlalu silau untuk mengetahui ini di mana.
"Apa gue di surga?." Monolog Jin.
"Surga surga. Sadar bang! Daritadi bengong aja." Seseorang menyadarkan Jin. Dia kenal sama pemilik suara ini. Perlahan dia dapat melihat tempatnya sekarang. Ruang tamu kost. Dengan posisi duduk.
"Nchim..." Jin langsung memeluk Jimin begitu melihatnya. Tanpa luka apapun. Anak ini sehat.
"Lepas bang!" suruh Jimin saat merasa sesak.
"Lagian, lo daritadi ngapain sih bengong aja. Gue dada dada depan lo, eh engga nyaut nyaut." Heran Jimin meminum teh gelas yang dia bawa."Masa sih gue gitu?." Heran Jin. Dirinya bukan bermimpi. Yang terpintas di kepalanya pertama kali, dia menderita Maladaptive Daydream. Entahlah, sedikit ragu juga, pasalnya Jin engga tahu kalo daritadi dia sedang melamun.
"Oiya, yuk ah. Keluar!" ajak Jimin.
"Lo mau keluar koloran gini doang." Jin melirik ke arah kolor tayo yang Jimin pakai.
"Elah, cuma depan kost aja ribet amat." Protes sang pemilik.
"Emang ada apaan?" kepala Jin hampir pecah. Tak tahu apa saja atau lupa.
"Jungkook udah mau dijemput, temenin dia kek. Udah rame juga tuh orang di luar." Jimin terus terusan menarik tangan Jin. Setelah mendengar.
Benar saja, di luar sudah ada teman temannya, ibuk kost sama tetangga yang paling baik menurut Jin.
"Kookie..." Jin berlari. Memeluk erat orang yang dipanggilnya.
"Jangan lupain kita ya!. Awas kalo lupa, gue sumpahin lo bisul satu minggu engga sembuh sembuh." Ancam Jin melepas pelukannya. Dirinya malahan saling memukul satu sama lain dengan Jungkook.Di saat yang bersamaan, suara klakson mobil menjadi tanda bahwa Jungkook harus segera pulang. Itu keluarganya. Ayah, ibu, serta adiknya Jungkook langsung mengajak untuk berangkat. Jelas setelah mereka pamitan satu satu.
"Gue doain biar bisa cepet cepet lulus. Dan buat Bang Namjoon, sama Bang Hobi, moga bisa jadi pns." Ucap Jungkook girang.
"Sombong amat lo baru lulus duluan." Canda Suga, lalu dianggukin sama yang lainnya. Jungkook malah cekikikan ngeliat tingkah abang abangnya ini.
"Kook, kalo lo udah sukses, nanti jangan songong. Inget orang orang yang udah sering bantuin lo. Jangan terlalu sering ngeliat ke atas, tapi ke bawah juga." Tanpa memberikan sedikit jedapun, Taehyung terus menitipkan pesan pada Jungkook. Padahal itu kalimat yang sering dikasi emaknya di kampung.
"Pasti bang. Gue janji, gue bakal sering sering kesini." Dan ya, setelah orang tua Jungkook berbincang sebentar sama Ibu kost, mereka langsung pergi.
"Yes!" teriak Jimin. Sorot mata semua orang beralih ke arahnya.
"Lo sehat 'kan?." Tanya J-hope.
"Liat nih bang, Yes!" Jimin menunjukan layar handphone. Di sana tertera kontak dengan nama 'Yunik'. Pantas saja Jimin bisa girang kayak gini.
J-hope hanya menggelengkan kepala ke yang lainnya, tersirat makna 'kagak penting, mending masuk kostan' pada isyaratnya.
-END-
A/N: 445 words. Hehe pendek ya? Udah dimunculin semua member bangtan lagi, mwehehehehehe. Aku juga minta maaf jika ada salah salah kata selama ini. Disini, niatku cuma ingin menghibur. Tolong di maafkan atas semua kesalahan yang telah diperbuat ^^
Akhir kata,
Good bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Pearl
FanfictionAda beberapa hal di dunia ini yang harus tidak kita percayai. Dan akhirnya, Jin yakin akan itu sekarang. terbit setiap: pukul 04.00 - 05.00 sore WITA (Selesai ^^) 🚨Bahasa non formal 🚨Kepenulisan non baku