04; nightmare

42 14 23
                                    


|04
|balancity。







sunday, 20xx



manik jungkook mengerjap, seiring tubuhnya terangkat secara tiba-tiba akibat dikejutkan oleh bunga tidur. napasnya tersenggal, menderu hingga sudut ruangan.

ia melihatnya jelas dengan mata kepalanya sendiri, peristiwa itu terjadi tepat di hadapannya. seorang gadis terlentang di atas tanah berumput yang terkena embun pagi, dengan noda merah serta persendian yang sudah tidak lagi normal.

agaknya gadis itu dapat dipastikan tewas akibat pendarahan pada kepalanya. juga suara benda menubruk tanah yang ia dengar tergolong cukup keras, tak menutupi kemungkinan bahwa gadis itu melompat dari atas gedung rumah sakit.

meski otaknya sudah mengklaim bahwa dirinya ketakutan saat itu, namun tubuhnya tetap memaksa untuk mencoba menengok keadaan gadis malang itu,ㅡyang merupakan sebuah kesalahan fatal yang ia lakukan.

lantas ia tertegun, bukannya sedang berada pada taman tempat kejadian perkara tersebut, melainkan pada ruangan tempatnya dirawat sejak tempo hari. baju pasiennya sedikit basah, entah karena apa. jungkook melirik pada jam besar yang terletak di sudut ruangan, pukul empat.

benar, cahaya mentari pun bahkan hanya tampak secercah saja. otaknya memproses kejadian barusan dengan panik. jika ditengok dari penyakit yang dideritanya, sungguh ia tak dapat menyadari mana yang sekedar mimpi belaka dan mana yang fakta.

kepalanya tertoleh perlahan, menuju ranjang soojung yang kini kosong melompong tanpa adanya tanda keberadaan dari sosok yang menghilang tanpa jejak. seketika berbagai hal negatif terlintas dan memenuhi rongga otaknya.

namun irisnya melirik sebuah kertas kecil, memo yang terpasang pada tiang selang infus miliknya. segera ia menyambar benda itu, membacanya dengan seksama. bertuliskan, "aku benci segala hal yang membuatmu bersedih. bukankah fajar cukup indahー"

kala ini jungkook dapat bernapas lega, mengetahui fakta bahwa kejadian buruk yang ia saksikan dapat dipastikan hanya sekedar halunasi dari otaknya yang terlewat lelah. juga pesan singkat dari soojung cukup untuk membuatnya berpikir lebih jernih, bahkan sebelum netranya mendapati kalimat di balik kertas.

ya, kala itu. jika saja indra pendengarannya yang telah berfungsi maksimal tidak menangkap derap langkah ganda yang dipacu begitu kencang disertai seruan panik yang terdengar hingga dalam ruangan.

lantas kegelisahannya semakin menjadi, mendengar beberapa seruan panik dari dokter dan perawat yang melintas di depan ruangannya. jantungnya berdetak semakin kencang, napasnya kembali tersenggal. hanya ada satu hal dalam benaknya saat ini: soojung.

kertas pada genggamannya teremas, bahkan sebelum ia sempat membaca keseluruhan isi pesan yang tertera disana, "ーuntuk menjadi pemandangan terakhir?"

tanpa pikir panjang, jungkook melepas jarum yang menyambungkan selang infusnya dan segera menuju ke luar, meski sepertinya telah terlepas sejak tadiㅡ jika melihat dari pemasangannya yang sedikit tidak benar. pikirannya benar-benar kacau balau, maniknya mengidentifikasi keadaan sekitar dengan panik.

ia memacu kedua kakinya agar melangkah lebih cepat, mengikuti arah rombongan yang berjarak semakin menjauh dari posisinya. dalam kondisi tubuh yang masih belum dapat terbilang sehat itu, justru tak ia pedulikan lagi saat ini.

agaknya satu atau dua tamparan pada pipi tak cukup bagi jungkook untuk menyadarkan dirinya dari prasangka buruk yang terus menghantui pikirannya. yang ia lakukan hanyalah terus berlari, hingga sampai pada taman yang sekiranya adalah latar tempat dimana mimpi buruknya terjadi.

balancity // bts-jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang