Halu-1

101 20 17
                                    

Pertama-tama, Author cuma mau ngingetin kalo cerita ini hanyalah imajinasi Author yang sebenernya udah lama banget tapi baru kesampean buat cerita sekarang. Wkwk.

Jadi, kalo ada tokoh yang jahat mohon jangan hujat mereka di real life ya gaiseuw. Cukup di cerita ini aja.

OKE DEHHH CUUSS!

SELAMAT MEMBACA! ❤👄

•••

"ABANG GUE RENJUN, MANTAN GUE JAEMIN, JODOH GUE MINGYU, PACAR GUE SEHUN, SELINGKUHAN GUE CHANNYEOL, MASA DEPAN GUE SOOBIN!" suara cempreng itu terdengar sangat nyaring di ruang kelas. Dia berucap menggebu-gebu, tak terima jika idolnya dihina.

Selalu.

Selalu saja seperti ini.

Yuna pernah berpikir untuk apa cewek ini mengusik hidupnya yang tenang dan damai? Apa dia haters yang berbentuk fans?!

Cewek di depannya mendengus kasar. "Asal lo tau ya, mereka juga gak kenal lo."

"Siapa bilang?!" tantang cewek berambut sepunggung itu.

"Ya lo terima aja kali, lo bukan satu-satunya. Lo hanyalah satu upik abu di antara milyaran orang lain yang juga nge-fans sama mereka," ucap cewek itu kembali sinis, lalu melangkah keluar kelas saat ketiga antek-anteknya sudah berdiri di depan pintu.

Yuna baru ingin berdiri mengejar Lisa--si cewek bermulut lemes itu untuk mendebatnya kembali, namun suara dering telpon tiba-tiba mengalihkan atensinya.

"Ya, halo?"

"Lo di mana sih Aming?!" teriak orang di sebelah sana. Yuna refleks menjauhkan benda pintar itu dari telinganya.

"Tungguu gue kesana!"

•••

Yuna melangkahkan kakinya ke kantin untuk menemui kedua sahabatnya. Pagi ini sekolah masih cukup sepi. Belum banyak murid yang datang karena jam masih menunjukkan pukul tujuh kurang tigapuluh menit.

Yuna melihat Amel yang melambai-lambaikan tangannya lalu menghampirinya.

"Pagiii Singkong!" Sapa Yuna sedikit berteriak.

"Lama banget sih lo. Marathon di kelas lagi?" tanya Amel sambil mengunyah keripik singkongnya. Salah satu Alasan Yuna memanggilnya singkong.

Yuna mengangguk. "Tapi si Nelam datang lagi. Ngeselin banget anjir."

Nelam adalah musuh bebuyutan Yuna dari kelas sepuluh. Entah apa masalahnya, Yuna juga tidak tahu.

"Gangguin lo lagi?"

Yuna mengangguk lagi.

"Ih parah tuh orang! Harus dikasih pelajaran!" Geram Amel kesal.

Yuna hanya diam sambil mencibir dalam hati. Oh God! Pagi-pagi suasana hatinya sudah memburuk. Untuk menghilangkan rasa bosannya, Yuna mengeluarkan hp-nya lalu beralih ke aplikasi video.

"WOI UDAH DATENG AJA LO DEDEMIT!" Sentak seseorang yang baru datang. Dia menyimpan dua kotak susu coklat di atas meja.

"Dedemit pala lo!" sungut Yuna kesal. Adnan terkekeh lalu duduk di samping Amel.

"Makasih," ucap Amel tersenyum. Adnan menoleh mengacak poni cewek itu sekilas. "Sama-sama."

"Gue gak dibeliin gitu?" tanya Yuna. Adnan dan Amel menggeleng.

"Dosa apalah gue harus melihat ke-uwu-an di pagi-pagi bolong ini!" Yuna berpura-pura mengibaskan kerah bajunya. Gerah.

Amel lalu melotot. "Uwu-uwu mata lo! Jijik kali gue ama dia."

Halu 24/7 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang