Sammantha adalah seorang koki sukses di swiss dimana ia di juluki koki bintang micheline, ia juga memiliki sebuah restoran yang sangat terkenal dan juga sangat ramai pengunjung disetiap hari nya bahkan untuk sekedar makan di restoran tersebut tamu harus membuat reservasi 2 hari sebelum nya untuk mendapatkan tempat duduk disana, ya memang sammantha pandai dalam memasak dari jaman dia masih dibangku sekolah namun tidak banyak yang tau akan hal itu
sammantha terpaksa harus kembali ke tanah air nya untuk membantu teman nya yang tengah merintis sebuah usaha penginapan berbasis internasional dan mengajak sammantha bekerja sama dalam membangun penginapan itu, teman sammantha ini sangat percaya pada kemampuan gadis ini sehingga ia rela memohon kepada sammantha untuk membantu nya
kini sammantha sudah berada di bandara menunggu taxi yang sudah ia pesan untuk mengantar nya ke tempat tinggal nya yang baru, sammantha memilih untuk tinggal sendiri di appartement yang cukup minimalis tidak besar dan tidak kecil ia sewa dia lebih suka tinggal di tempat yang tidak terlalu besar namun nyaman untuk ia tinggali, ia juga tidak ingin tinggal bersama sang keluarga karna ia terbiasa hidup mandiri selama di swiss.
Sesekali samm melihat kearah arlogi nya untuk mengecek sudah berapa lama ia menunggu taksi yang ia pesan datang
tak berapa lama taxi yang ia pesan datang sang supir membantu sammantha memasukan koper kopernya ke dalam mobil lalu membukakan pintu untuk sammantha masuk "silahkan masuk nona" ucap sang supir
"tolong ke alamat ini ya pak" sammantha memberikan selembar kertas berisikan alamat tempat tinggal baru nya
"baik nona"
di sepanjang perjalanan sammantha teruss menatap jalanan yang ia lewati sambil berfikir "kota ini tidak banyak berubah dari kepergian ku 5 tahun lalu" gumam sammantha dan munculah seutas senyum di bibir sammantha
setelah sampai di appartement nya sammantha berkeliling untuk melihat seluruh ruangan di appartement nya.
Ruangan ini terdiri dari pantry, ruang tamu, 2 kamar tidur dan balkon yang cukup luas, appartemen yang samm sewa ini sudah full furnish sehingga samm tak perlu repot repot membeli perabotan besar ia hanya perlu membeli beberapa perabotan kecil yang di perlukan nya
"huh sepertinya hari ini aku harus sedikit bekerja keras untuk merapikan semua barang barang ku" seraya menggulung bajunya
"yeyyyyyy semangattttt" ucap nya menyemangati diri sendiri
kini kamar dan beberapa ruangan appartement sudah rapih semua ruangan di buat simple karna sammantha sadar ia akan sangat sibuk dengan pekerjaan nya mengingat samm typical wanita workaholic jadi tidak perlu di buat terlalu mewah karna akan mubazir jika tidak di nikmati " huhh akhirnya selesai juga " sambil menyesap teh herbal yang sudah sammantha buat
sammantha berjalan menuju jendela untuk melihat pemandangan kota kelahiran nya ini diiringi dengan matahari yang tenggelam .
"kota ini mengingatkan ku pada mu, pada kenangan pedih yang terukir. aku hanya belum siap untuk di seret kembali kedalam rasa sakit itu jika kita bertemu kembali" gumam sammantha seraya memejamkan kedua matanya membayangkan kejadian manis dan menyedihkan yang pernah ia lalui dulu di kota ini sambil menyesap teh herbal yang ada di cangkir nya dan membuang nafasnya berat.
saat sammantha tengah menikmati bayangan bayangan masalalu nya bel appartement nya berbunyi membangunkan sammantha dari lamunan nya dan menghampiri pintu untuk melihat siapa yang datang .
betapa terkejutnya ia yang datang adalah senior se masa kuliah nya "adrian long time no see " seraya memeluk adrian
"hahaha ohh calm down baby, gue tau kok gue ngangenin tapi gak langsung main asal seruduk aja kaya banteng hahaha" gurau adrian
"ishh, nyebelin lu emang lu gak kangen gue apa ??, udah gitu gak jemput gue pula di bandara kalo gue di culik gimana jahat" sammantha memajukan bibirnya
"hahaha siapa yang mau nyulik tikus kecil kaya lu, btw sorry banget gue gak bisa jemput lu hari ini karna ada meeting penting sama pemegang saham selaku owner hotel gue"
"hmm iya iya tau lah yang orang sibuk apalah arti diriku yang tidak penting ini"
"idih masih aja ngambek hahaha gimana sebagai permintaan maaf gue sekarang kita jalan jalan keluar cari makan, gue tau lu pasti belom makan kita cobain beberapa makanan yang enak di kota ini kali aja lu udah lupa makanan negara sendiri hahaha" ledek adrian
"ihh enak aja lu masih inget kok dikit tapi hehehe tapi kok lu tau gue belom makan"
"tau lah lu kan curut yang susah makan mangkanya tuh badan gak pernah gede kurus terus"
"enak aja liat aja lu akan nyesel ngatain gue susah makan, gue akan bikin lu bangkrut nanti"
" ohh ya, hahaha yaudah sana lu ganti baju abis itu kita jalan" adrian mendorong pelan tubuh sammantha
"iya iya bawel lu" gerutu sammantha seraya kearah kamar
"semua dari dirimu tak ada yang berubah samm kau tetap cantik dan menggemaskan layak nya anak kecil" gumam adrian
tak lama sammantha pun telah siap dengan busana cessual nya. Adrian sempat terpana melihat penampilan gadis itu namun ia sesegera mungkin mengontrol ekspresinya ia tak mau di ledek oleh gadis itu karna tertangkap basah memperhatikan nya dari atas sampai bawah, setelah siap mereka pun berangkat
adrian mengajak sammantha kerumah makan sederhana "lu bisa pesen apa pun yang lu mau disini biar gue traktir"
" serius?? ya jangan nyesel dengan keputusan lu ya hahaha" adrian hanya mengangguk
"oke kalo gitu gue pesen yang ini, ini, ini, ini, ini, ini dan ini" menunjuk semua yang ia lihat adrian hanya menganga melihat kelakuan gadis kecil didepan nya ini
"lu seriusan pesen ini semua" adrian tidak percaya
"ya, karna gue laper kan lu sendiri yang bilang kalo gue boleh pesen apa pun yang gue mau hehehe" sammantha berkata sambil menunjukan cengiran ala gadis itu
adrian hanya mampu melenelan pahit ludah nya gadis di depan nya ini benar benar ingin membuat nya bangkrut dalam semalam seperti yang ia katakan di appartemen nya, ya walau pun adrian tidak akan bangkrut hanya karna setiap hari mentraktir sammantha seperti ini.
namun apa pun yang membuat sammantha bahagia adrian akan lakukan, ya begitulah adrian terhadap sammantha baginya sammantha sangatlah berharga senyuman nya adalah sesuatu anugrah bagi adrian.
namun sammantha hanya menganggap adrian seperti kakak nya sendiri mengingat adrian memang senior nya dari jaman kuliah, adrian selalu baik kepada sammantha senantiasa membantu gadis itu dalam keadaan apa pun.
YOU ARE READING
The Beauty Mistakes
Teen FictionSebuah kesalahan di masa lalu memisahkan mereka bedua, namun tuhan kembali mempertemukan mereka kembali untuk memperbaiki segalanya. Apakah mereka bisa memperbaiki nya ??