¤¤ EIGHT ¤¤

1.4K 57 0
                                    

Fokus seorang cowok cuek, kamu enggak bisa menuntutnya untuk melakukan hal yang penting untuk ia lakukan sambil mendengarkan curhatanmu, karena kemungkinan besar ia enggak akan merespon sesuai dengan harapanmu. Ketika memang tiba waktunya khusus untukmu, dia akan fokus menghabiskan waktu denganmu.

"Dia? Dengarkan aku dulu," Afeef menarik lembut tangan kekasihnya, dengan Dia yang menatap kepada Afeef sembari menghapus airmata nya.

"Kenapa kau tidak menghubungi aku satu minggu ini. Apa hubungan kita berakhir terakhir kali di hujan badai."

Afeef menggelengkan kepalanya dan berkata lembut, "Hei, jangan bicara seperti itu. Aku tidak akan pernah melepaskan mu. Dengarkan aku, sesuatu terjadi okay, seminggu yang lalu aku berniat pulang kerumah, aku tau hujan masih belum reda tetapi aku terlalu bosan berada di bar itu, aku lalu pulang memasuki mobilku dan aku memang berniat untuk pulang. Aku tidak tau, pikiranku melayang memikirkan kamu, aku merindukanmu saat itu dan aku mengurungkan niatku untuk pulang kerumah. Aku kerumah mu tetapi saat itu, ada pria yang berdiri didepan rumahmu, aku ingin menyapanya menanyakan dia siapa."

"Lantas, siapa pria yang kau maksud itu?"

Afeef menghela nafasnya pelan.

"Pria itu bilang, bahwa dia adalah mantan tunangan mu."

"Apa? Aku tidak pernah bertunangan dengan siapapun, Afeef. Aku tidak berbohong." Afeef menganggukkan kepalanya, pria itu meraih tubuh Dia dan memeluknya erat.

"Aku percaya padamu, Dia."

"Lalu kenapa kau tidak menghubungi aku?"

"Pria itu mengancamku, dia akan melukaimu kalau aku sampai berdekatan denganmu lagi. Aku tidak menginginkan kamu terluka, dan aku selama satu minggu ini hanya bisa menatap namamu yang menghubungi aku terus-menerus. Aku ingin berbicara denganmu, aku ingin segera bertemu denganmu, memelukmu. Tetapi, aku terlalu takut Dia, aku tidak ingin pria itu melukai milikku..."

"Aku peduli padamu, aku melakukan itu karena aku memberimu waktu untuk dirimu sendiri, aku tau beberapa hari belakangan ini kamu terlihat sangat lelah. Kepentingan mu bukan aku saja, masih ada keluargamu dan pekerjaan mu,  tugasmu. Maafkan aku, Dia. Maaf aku membuatmu menangis."

"Hiks... bodoh! Kau bodoh!" Dia menangis keras dengan memukul kuat dada bidang Afeef dan pria itupun lantas hanya terdiam bersalah menerima pukulan kekasihnya.

"Sudah selesai sayang?" Dia mengangguk menghentikan pukulan nya pada dada Afeef, dan kemudian Dia memeluk erat tubuh Afeef.

"Sudah ya, jangan marah lagi..." lagi, Dia mengangguk didalam pelukan Afeef.

"Kamu jangan kemana-mana, temani aku dikelas saja." ucap Dia yang kembali melembut.

"Tapi sebentar lagi bel masuk, nanti lagi saja ya. Nanti aku akan menjemputmu pulang sekolah, jangan kemana-mana dulu diam saja dikelas. Mengerti?"

"Iya aku mengerti. Tapi, berikan ponselmu padaku,"

Afeef terkekeh dan mengambil ponselnya di balik kantong celana abu-abu nya, memberikannya kepada Dia dan lalu mengecup lembut kening kekasihnya itu. Bel pelajaran terakhir pun berbunyi, Afeef bergegas menuju kelasnya dan sebelum itu ia mengecup singkat bibir Dia, membuat wanita itu tersenyum merona.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Dia mengulum senyumnya saat pandangan matanya jatuh menatap seseorang yang tengah berdiri didekat pintu kelasnya. Semua teman-teman dikelasnya sudah keluar dari kelas untuk bergegas pulang ke tempat masing-masing dan yang kini hanya tersisa Dia dan Ria.

"Dia, mau pulang bareng?" Dia tersenyum sembari memakai tas punggungnya, wanita itu menggeleng pelan sambil menatap kearah pintu. Kekasihnya masih berdiri disana dengan senyum tipisnya.

Ria mengernyit dan lantas menatap kearah pintu. Ria sesaat menggaruk rambutnya, Bisa-bisanya ia tidak peka.

"Hehe, yaudah kalau gitu aku duluan ya. Semoga hari yang menyenangkan..." Dia mencubit perut Ria dan membuat temannya itu meringis pelan.

Ria tersenyum, ia berjalan menuju kearah pintu kelas.

"Hai Afeef," sapa Ria.

"Hai." balas Afeef dengan senyum tipisnya.

Ria menatap kearah Dia yang menatap kekasih dan temannya itu dengan bosannya. Ria tertawa geli dan lalu berpamitan kepada sepasang kekasih itu untuk pulang kerumahnya.

Setelah Ria menghilang dari pandangan. Dengan pelan Afeef berjalan mendekati Dia, tangan pemuda itu sesaat sudah berada di pinggang kekasihnya.

Cup

Afeef mengecup pipi kiri Dia yang kemudian merona dibuatnya.

"Afeef, aku mau pulang..." rengek Dia dengan manja.

"Iya, kita pulang. Ayo!" Afeef mengerutkan dahinya menatap Dia yang menggelengkan kepalanya.

"Aku maunya di gendong,"

"Hm, kenapa kamu sekarang jadi manja huh." Dia mengerucutkan bibirnya dengan melipatkan kedua tangannya didepan dada. Afeef menghela nafasnya dan lalu terkekeh pelan.

Set

"Apapun yang kamu mau katakan secara langsung padaku, aku akan menuruti itu. Jangan memakai kode apapun padaku, aku tidak bisa mencapai itu."

Dia mengangguk dan melingkarkan kedua tangannya di leher Afeef, memeluk erat dengan pemuda itu yang menggendongnya. Mereka pun berlalu meninggalkan kelas Dia.












Huhuhu😥... secara maksimal akhirnya bisa update hari ini, maaf ya guys kalau kali ini kurang ngeh ceritanya hehe...
Besok lanjut deh😉.
Tapi enggak janji yaa😆...
Okedeh next tunggu aja yak
Bye-bye😇.

DIA |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang