¤¤ ELEVEN ¤¤

1.7K 56 0
                                    

Sadari pengorbanan yang ia lakukan, yang tidak pernah kamu lihat secara langsung. Cowok yang cuek gak suka bilang-bilang apa yang sudah ia lakukan. Kalau kamu jeli, kamu akan melihat bahwa ia sudah memotong rambut sesuai yang kamu sarankan, merapikan atau membereskan tempatmu bahkan menyelesaikan urusanmu.

"Kamu bilang apa?" tatapan mata itu sendu penuh dengan perasaan, hatinya menangis didalam ketakutan yang mendalam.

"Maaf. Maafkan aku Afeef, sebenarnya aku masih didalam tugasku, dan. Dan tugasku adalah mencari informasi tentang keluarga mu, keluarga Haris..."

"Bicara yang bisa aku mengerti, Dia."

Dia mengangkat wajahnya, lelehan airmatanya lantas telah jatuh di pipi kanan dan kiri nya, tak perduli akan dirinya yang sudah berantakan. Dengan sigap ia memeluk tubuh Afeef dan menangis disana.

"Aku, aku tidak sanggup untuk mengatakan nya, hiks..."

"Katakanlah, katakan yang sebenarnya. Yang aku tidak ketahui." ucap Afeef sembari mengelus sayang rambutnya.

"Hiks, tapi janji jangan marah..." Afeef tersenyum menganggutkan kepalanya.

"Ceso dan Danial mereka adalah saudara kembar. Kakek Danial meninggal karena dibunuh oleh Kakek Ceso. Mereka bertolak belakang karena harta yang di janjikan oleh keluarga Haris. Sebelum kakek Danial meninggal ia sempat menitipkan sebagian harta milik keluarga Haris kepada Reka Zafran. Dia adalah sahabat kakek Danial Haris."

"Kakek Danial berpesan agar sebagian harta itu di berikan kepada ayah kamu, dan harta itu untuk kamu. Sebagai cucu pertama keluarga Haris. Tetapi, kakek Danial yang malang. Beberapa hari setelahnya ia ditemukan meninggal dengan kondisi berdarah di bath up dengan tangannya yang memegang pisau lipat. Orang-orang mengira kakek Danial meninggal karena dia sendiri yang sudah lelah dengan dunia, sampai akhirnya kakek bunuh diri."

"Dia, keluargaku tidak pernah membahas tentang itu. Pembunuhan? Bunuh diri?" ucap Afeef yang mulai merasakan panas di kedua kelopak matanya.

"Itu karena Ceso. Tetapi yang sebenarnya kakek Ceso juga meninggal dihari yang sama seperti kakek Danial. Kakek Ceso meninggal karena kanker paru-paru yang dideritanya. Memang tidak banyak orang yang tau akan kematian kakek Ceso, tapi ada satu yang tahu akan kematiannya. Orang itu, orang itu adalah Reka Zafran."

"Reka Zafran?" Dia mengangguk ia lalu membawa telapak tangan Afeef untuk membelai wajahnya, yang tentu di turuti dengan sayang oleh Afeef.

"Jadi maksudnya kakek yang selama ini bersamaku dan keluargaku adalah Reka Zafran. Bukan Danial Haris ataupun Ceso Haris..." Dia kembali menganggukkan kepalanya.

Afeef dengan kuat langsung mengepalkan kedua tangannya. Ia berupaya menahan amarah dan sakit hati di hatinya, kalau saja saat ini Dia tidak bersama dengannya ia akan langsung pulang dan menembak kepala kakek tua kepa*at itu.

"Reka Zafran menyamar menjadi kakek Ceso dengan operasi di wajahnya yang ia samakan dengan wajah kakek Ceso. Beruntungnya wajah kakek Ceso dan Kakek Danial itu mirip dan yang membedakan hanya tanda hitam dibelakang daun telinga mereka. Reka Zafran hidup dengan wajah kakek Ceso yang ia bawa selama belasan tahun ini. Banyak orang yang tidak menyadarinya dengan mengira bahwa itu adalah kakek Ceso yang telah membunuh kakek Danial dan hidup santai tanpa rasa dosa."

"Benarkah, yang membunuh kakek Danial adalah kakek Ceso?"

"Tidak. Itu semua hanya rekayasa dari taktik seseorang. Sebenarnya kakek Danial di hipnotis oleh seseorang yang iri kepadanya, dengan bantuan hipnotis itu ia mengatur semua apa yang ada pada diri kakek Danial. Sehingga kakek Danial melakukan hal yang tidak sama sekali ia inginkan, itu semua di lakukan oleh seseorang yang inginkan semua kehidupannya. Dengan menutupi kecurigaan semua orang, seseorang itu lalu menjebak kakek Ceso dengan mengirim pesan lewat ponsel kakek Danial yang berbunyi mengatakan bahwa kakek Danial ingin bertemu dengan kakek Ceso dirumahnya secara pribadi. Tanpa rasa curiga kakek Ceso langsung bergerak menuju kerumah kakek Danial, dan saat itu juga polisi datang. Mereka menuduh bahwa kakek Ceso lah yang membunuh kakek Danial, dan itu terbukti saat polisi memeriksa kakek Ceso. Di dalam saku jaket hitam kakek Ceso ada sebuah pisau lipat yang berlumuran darah dan juga sebuah foto kecil kakek Danial yang telah di coret-coret."

"Seseorang itu adalah Reka Zafran,"

"Sangat mengesankan semua permainan nya." Dia mendongak saat mendengar gumaman halus Afeef yang dipenuhi rasa amarah dan benci.

Dia dengan erat memeluk tubuh Afeef, ia mengecup rahang Afeef beberapa kali sampai meninggalkan jejak dileher kokoh tersebut.

"Sudah puas menggoda ku, sayang." Dia tersenyum merona dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Afeef. Wanita itu kembali melanjutkan ceritanya.

"Semua keluarga Haris dan orang-orang sekitar jadi membenci kakek Ceso karena kejadian itu. Tidak ada satupun dari keluarga Haris yang menjenguk kakek Ceso selama di penjara sampai akhirnya kakek Ceso meninggal karena penyakitnya. Semua orang tidak ada yang merasa bersedih akan kematiannya, hanya ada satu yang paling sakit hati karena kematiannya. Orang itu adalah ibuku, Wafa Carissa."

"Dulunya ibuku dan kakek Ceso adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Namun, hubungan mereka kandas saat Reka datang dan menghancurkan segalanya. Dan parahnya lagi. Brengsek itu adalah ayahku. Reka meninggal saat mengalami kecelakaan mobilnya yang terjatuh kedasar jurang bersama ibuku yang juga ikut meninggal bersama orang yang sangat ibuku benci itu."

"Berarti sudah belasan tahun ini, semuanya didalam hidupku adalah kebohongan. Karena orang itu, karena Reka Zafran."











Baaa😲😲😲 serius banget abang2 eneng2. Hehe maaf yak kelanjutan ceritanya next. Lelah jari ini, perlu istirahat hihi, kebiasaan ngetik ratusan ya gini😂...
Semoga anda2 semua mengerti ya tentang cerita diatas, kalau enggak mencobalah untuk mengerti😆😉😇😊.

DIA |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang