▪▪ ONE ▪▪

6.3K 120 1
                                    

Tutut tut tutt..
Tutut tut tut..
Tutut tut tut..

"Emhh.. Jangan ganggu aku, aku ngantuk!" pekiknya dengan kembali menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh mungilnya.

Dug! Dug! Dug!

"Iaa bangun! Udah siang ini, kamu nanti telat!" gadis tersebut berusaha untuk tidak mendengar apapun yang bergaduh di luar kamarnya. Yang mulanya hanya bersuara ketukan pintu, pecahan piring, hingga cecapan seseorang yang terngiang di telinganya.

"Iaa!"

"Hah! Apa!? Aku masih ngantuk mbok,," katanya seraya bangun dari rebahan dan berjalan gontai menuju pintu kamar.

Cklek

Dan terlihatlah wajah sangar dari mboknya itu. Unna Mikayla namanya, namun sayang nama yang berartikan sungguh indah itu tidak sesuai dengan orangnya. Dia yang biasa ia panggil Ia itu hanya bisa memanyunkan bibirnya kedepan, ialah kedepan masa ke belakang?

"Kamu lupa hari ini hari apa?" tanya Unna sambil bersedekap dada.

"Hari ini..hari senin. Emang kenapa mbok," ucap Dia dengan lugunya. Unna yang sudah tidak tahan lagi dengan Dia pun segera bergegas menuju kamarnya dan suaminya yang berjarak lima meter dari kamar keponakannya itu.

Setelah setahun penuh😰. Setelah lima menit Dia menunggu dengan duduk didepan pintu kamarnya itu, akhirnya dengan langkah yang tergesa-gesa Unna datang kembali tapi kali ini dengan sebuah kalender di tangannya.

"Apa?" Dia menatap cengo kalender yang di sorongkan tantenya itu.

"Liat aja." kata Unna.

Dia mengernyitkan dahinya meneliti setiap angka di dalam kalender tersebut, hingga sebuah bulatan merah yang membuatnya rasa-rasa tak mau pulang maunya di goyang.

"Ya Tuhan! Mbok, hari ini kan hari pertama aku mulai masuk sekolah. Aku TELATT!!!" Unna hanya bisa menggeleng lelah, siapa sih yang melahirkan wanita se until Dia. Ya mamak nya Dia lah.

"Mbok, om. Aku berangkat sekarang ya, udah telat banget. Assalamualaikum.." Unna dan suaminya pun membalas salam Dia dan kembali menyantap sarapan.

Ngosh..ngosh..ngosh..

"Untung belum tutup gerbang nya. Adoh aku capek banget!" Dia yang rupanya telah sampai disebuah SMA negeri 12 Cempaka Garuda, kini tengah melangkahkan kakinya menuju ke sebuah lapangan lebar dan luas yang sudah terisi oleh ratusan siswa dan siswi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Mereka rapi dengan dasi dan topi yang berlambangkan burung dan nama sekolah. Keadaan suyi nan hening saat langkahnya yang kemudian menempati barisan pertama. Hanya diisi oleh dirinya sendiri.

"Pstt.." Dia menengok ke samping kirinya yang ternyata seorang perempuan yang emmm cukup cantik, tengah tersenyum padanya.

"Sini, di bekalang aku," Dia tersenyum tipis dan lalu bergerak berdiri dibelakang perempuan tersebut.

"Kamu pindahan darimana?" tanya perempuan itu walau tidak menolehkan kepalanya ke belakang tapi si Dia cukup peka.

"Aku pindahan dari Bandung, ngikut sama mbok sama om aku. Orangtua ku lagi ngurusin bisnis di luar negeri jadinya aku di titipin. Terus--

"Kamu yang lagi ngomong? Silahkan berdiri di sini untuk menggantikan pidato saya,"

Dia mengedip-ngedipkan matanya berulang kali saat semua mata tertuju padanya dengan menyuruhnya untuk segera bergerak.

"Kamu itu siswi baru, dimana sopan santun kamu saat guru sedang berbicara di depan, dan kamu malah asik berbicara sendiri.."

Dia menatap lurus kedepan.

DIA |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang